24 - Move Rooms

3.9K 384 19
                                    

Mereka menginjakkan kakinya di ruang Kepala Pesantren lalu mendudukan pantatnya di kursi masing-masing ketika sudah disuruh oleh sang pemilik ruangan, Amal menautkan jemarinya dengan Salsa agar menenangkan gadisnya dari kegelisahan serta kekhawatiran yang melanda.

Indah dan Lilis tidak tahu saja kedua santriwatinya itu sedang bergenggaman dan saling memberi rasa nyaman.

"Apa benar kalian pacaran?"

Salsa langsung menatap Amal, namun gadis tomboy itu malah mengubah ekspresinya menjadi bingung tidak jelas. Salsa tidak tahu bahwa kekasihnya itu kini tengah ber-acting.

"Keliatannya kita emang kayak orang pacaran?" tanya Amal balik. "Sal kita emang pacaran?" lanjutnya pada gadisnya itu.

Salsa yang di beri pertanyaan seperti itu tentu ia tertegun sampai mengerutkan dahinya, Amal mengelus-elus jemari gadisnya untuk tetap terlihat tenang. Dia yang seolah peka dengan drama yang Amal mainkan lantas membuka suara.

"Nggak." jawabnya singkat, bohong lagi.

"Terus kenapa ada dua santriwati yang melihat kalian sedang begitu."

"Begitu gimana?" tanya Amal tengil mencoba untuk memfrontalkan bahasa yang akan di gunakan Kepala Pesantren itu.

"Berhubungan." jelasnya.

"Berhubungan?" ulangi Amal yang semakin menjengkelkan.

Indah berdecak. "Amal berhenti bermain-main." sentaknya.

"Ustadzah..., orang saya nggak ngerti masa harus di ngerti-ngerti, bahasanya juga gak jelas begitu, berhubungan, apaan coba." sewotnya yang sudah disentak oleh Indah.

"Okay-okay," putus Indah lebih baik mengalah. "Kamu jawab pertanyaan saya, apa benar kata Juju dan Naya kalian itu melakukan hal yang tak patut disini, seperti berhubungan intim." jelasnya masih bisa terlihat santai.

"Berhubungan intim?" namun lagi-lagi Amal memancing emosi Ustadzahnya itu.

"AMAL!"

"USTADZAH!" Amal malah balik menyentak sang Ustadzah.

Salsa terkekeh kecil melihat reaksi Indah yang di permainkan oleh kekasihnya.

"Kamu kenapa membentak saya?" Indah bertanya tak mengerti lagi dengan anak muridnya itu.

"Ustadzah sendiri kenapa membentak saya?"

Indah menghela nafas panjang. "Amal saya mau marah." beritahu Indah serius.

Dan Amal yang sepertinya mengerti lantas membungkam mulutnya untuk tidak bermain-main lagi.

"Saya tahu orientasi kamu yang menyimpang, itu sebabnya saya selalu memberikan perhatian lebih ke kamu daripada ke santriwati yang lain. Dan begitu saya tahu info ini, saya menjadi khawatir dan merasa gagal telah mendidik kamu. Saya mau kamu berada di jalan yang benar Amal, tidak seperti ini." jedanya.

"Orang tua kamu menitipkan kamu ke saya dan mereka seperti banyak menaruh harapan besar agar kamu bisa kembali normal seperti dulu, itu sebabnya kenapa saya selalu meminta kamu untuk memanjangkan rambut dan berpakaian layaknya seperti perempuan feminim pada umumnya." sambungnya dengan sekali helaan nafas.

Amal terdiam begitu juga Salsa.

"Jadi, apa kalian benar berpacaran?" lanjutnya bertanya.

"Pacar aku itu di rumah Ustadzah." jawab Amal.

"Lalu Salsa?" tanya Lilis angkat bicara.

"Menurut Ustadzah?" jawabnya dengan pertanyaan, dia begitu karena tidak mau banyak berbohong dengan mengatakan bahwa Salsa itu bukan pacarnya.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang