Selesai dengan pakaiannya lantas Salsa izin pamit duluan dengan teman-teman sekamarnya yang bolos ke ko'ah, dia ingin menemui sahabatnya yang sama bolosnya dengan teman-temannya dan juga dirinya. Padahal sebentar lagi mereka akan menjalani kepengurusan setelah angkatan kelas 12 tahun ini.
Namun, di gang gedung putri 6 Salsa berpapasan dengan seseorang yang kebetulan ada yang ingin di bicarakan dengannya, seseorang itu menyapa Salsa duluan dan responsnya hanya acuh namun gadis tomboy itu sudah biasa mendapatkan respons seperti itu dari Salsa.
"Ada yang mau aku bicarain sama kamu."
"Boleh kak, dimana?"
"Disini aja." putusnya dan gadis itu mengangguk setuju.
"Jujur ya, aku nggak suka sama cara kamu tadi yang tiba-tiba mukul si Amal, sebenernya maksud kamu kayak gitu apa sih? Aku gak ngerti sama jalan pikir kamu yang mukul orang tanpa sebab, kamu cemburu aku deket sama Amal? Kalau iya kayak gitu. Omg..., itu udah berlebihan banget Cahya." ujar Salsa. "Kamu nggak ada hak atas aku, kamu itu bukan siapa-siapa aku. Jadi stop untuk bertingkah berlebihan kayak tadi, aku gak ngelarang kamu buat suka aku. Tapi, kalau aku nggak respons sama kamu, kamu seharusnya tau diri!" sambungnya kesal.
Rasanya sakit mendengar semua kalimat yang terlontar dari mulut gadis itu, semua kata-katanya begitu menusuk hatinya sampai matanya berkaca-kaca menahan tangis. Dia harus menahannya agar tidak terlihat cengeng oleh Salsa, dia malu jika sampai itu terjadi.
Lantas dia membuka suara untuk
pembelaan. "Tapi kak, aku bukan cemburu. Tadi aku cuma mau—""Apapun alasannya aku gak peduli, yang jelas stop ganggu kehidupan aku terus." potongnya cepat tak mau mendengar penjelasan sedikit pun dari gadis tomboy itu.
"Kak...," mohon Cahya sendu.
Dia benar-benar tidak bisa jika harus menuruti perintah Salsa yang itu.
"Jauhi aku!" tegas Salsa tak bisa di ganggu gugat, dia muak dengan semua perlakuan adek kelasnya itu.
Cahya mengusap air matanya yang sempat mengalir beberapa butir lantas dia menatap Salsa kembali dengan senyuman getir nan paksa.
"Fine, tapi aku boleh minta satu hal yang dari dulu aku ingin dari kakak?" ternyata permintaan dari Cahya membuatnya berpikir sejenak hingga pada akhirnya dia mengiyakan karena demi ketenangan hidupnya.
"Okay, apa mau kamu?" putusnya.
Cup!
Matanya membola ketika bibir gadis tomboy itu mencium tepat di sudut bibirnya sekilas, lantas tangannya pun kemudian mendarat tepat di pipi gadis tomboy itu dan itu berhasil membuat pipi Cahya berubah menjadi merah gara-gara tamparan dari kakak kelasnya.
"Lo boleh minta apapun tapi nggak dengan yang itu!" bentaknya murka.
Dan perkataannya di tanggapi dengan kekehan kecil oleh gadis tomboy itu.
"Oya?" tanyanya meremehkan, entah kenapa kini sikap lembutnya tiba-tiba hilang begitu saja karena terhalang oleh nafsu yang sudah menggebu-gebu di dalam dirinya.
"Lo jangan ngedeket!" tegas Salsa ketika Cahya yang malah semakin mendekat.
Dengan cepat Cahya mendorong Salsa dan di benturkannya ke tembok tak lupa dia mengunci seluruh pergerakan dari tubuh Salsa, kedua tangannya dia ke ataskan sedangkan kini tubuh mereka benar-benar menempel. Kini Salsa tak bisa berbuat apa-apa kecuali mengomeli gadis tomboy itu.
"Lepasin gue anjing!" bentak Salsa sambil berusaha melepaskan kuncian gadis tomboy itu.
"Gue teriak ya, TOL—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...