Hari minggu pagi biasanya di Pesantren di adakan yang namanya senam pagi, setelah itu pembagian piket atau bersih-bersih lapangan, toilet, kelas, kamar dan semacamnya yang ada di Pesantren ini di bersihkan oleh santri-santriwati perkamar.
Dan kamar Amal kini kebagian di lapangan gedung Putri 1, mereka bersyukur sekali karena tidak mendapat jatah ditoilet jadi tidak perlu susah-susah membersihkannya toh di lapangan itu gampang hanya tinggal disapu dan disiram air agar tidak banyak debu.
Setelah setengah jam lamanya akhirnya mereka selesai juga dengan pekerjaannya.
"Akhirnya sudah selesai." antusias gadis tomboy itu setelah menyiram brutal lapangan ini.
Mereka berempat yang melihatnya hanya tertawa.
"Eh hari ini siapa yang dijenguk?" tanya Dian penasaran.
"Aku. Tapi datengnya agak siangam deh kayaknya," sahut Salsa.
"Mamaku juga siang katanya bareng mama sodara aku." timpal Fira.
"Kebetulan banget, eh nanti aku ikut ya kalau mau keluar soalnya mau beli stok keperluan yang udah mulai pada abis." ucap Dian.
"Boleh sama aku aja Yan," sahut Fira. "Bareng si Intan sodara aku." lanjutnya dan perkataan itu diangguki antusias oleh Dian.
"Yaudah mending sekarang kita ngambil makan aja yuk di pantry. Lumayan nasi campur kecap." ajak Mput dan langsung disetujui oleh keempatnya.
"Eh ..., ini alat-alatnya balikin dulu ke nadzofah gak sih." saran Amal lantas serentak mereka mengangguk, melangkahkan kakinya untuk menuju ke tempat tujuan yaitu menaruh alat-alat yang mereka pinjam di nadzofah.
Sesudah itu mereka kembali ke kamar untuk sekedar berganti baju lalu setelah itu mengambil makan kecuali si Amal, dia memilih untuk mandi dan menitip pesan pada Salsa bahwa porsi makan dia harus dua orang karena nantinya Amal akan ikut makan dengan gadis itu.
Kebiasaan Amal jika sedang malas jadi ia akan ikut makan bersama Salsa atau yang lainnya. Dan permintaan gadis tomboy itu Salsa turuti saja, tidak ada alasan untuk menolak juga apalagi setelah diberi uang 20 ribu olehnya. Jadi, Salsa tak perlu repot-repot untuk mengeluarkan uangnya.
Terkadang Amal bermanfaat walau kebanyakan nyusahin.
Ketika Amal berjalan menuju toilet entah mengapa matanya jadi tertarik dengan gadis yang tidak berjilbab masuk area Pesantren ini, terlihat gadis itu seperti sedang mencari seseorang. Tapi, apa peduli Amal? Toh itu bukan urusannya.
"Sekali lagi kepada Amalia Ghaisan untuk segera ke pusat suara, sekarang."
Amal mengernyit kebingungan, namanya di panggil i'lan dan disuruh ke pusat suara. Otaknya berdebat antara mandi atau menghampiri pusat suara itu, perasaan kedua orang tuanya tidak kemari bulan ini dan setahunya mereka hanya akan mengirim suruhannya untuk menjenguk atau semacam segala yang dibutuhkannya.
"Gak penting." akhirnya Amal memilih untuk mandi saja karena merasa tubuhnya sudah lengket oleh keringat sehabis tanding basket tadi bersama kakak kelasnya.
Tiba-tiba ada seorang gadis berkacamata serta memiliki kulit putih nan manis menghampiri gadis tomboy itu yang akan menuju toilet, ia mencegah Amal karena suruhan dari sang i'lan juga, yaitu pusat suara tadi.
"Amalia." panggilnya, karena enggan Amal memilih untuk melanjutkan tujuannya.
"Amalia Ghaisan." lagi gadis itu memanggilnya.
Dan dengan rasa terpaksa Amal menoleh menghentikan langkahnya untuk menatap siapa orang yang telah memanggilnya, Amal menatap bingung gadis yang tak ia kenali itu. Wajahnya memang tak asing namun Amal tak mengenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...