38 - Rindu

2.6K 293 12
                                    

Salsa POV
--------------

Selama satu minggu kekasihku menghindar, sebetulnya apa sih masalah yang sedang di alaminya itu sampai-sampai ia bersikap seperti ini. Sungguh, aku tak tahan dengan sikapnya yang seenaknya mengabaikanku.

Aku butuh penjelasan namun gadis tomboy itu selalu menghindar jika aku ingin memulai obrolan dengannya karena alasan sibuk lah, banyak kerjaan lah, lembur lah dan alasan lainnya yang aku sudah muak mendengarnya.

Rinduku sudah menumpuk untuknya terlebih tiga hari kebelakang aku tak pernah lagi bertemu dengan kekasihku, dia seakan menghilang di telan bumi. Menyebalkan!

Apa dia tidak merindukanku? Sebetulnya apa alasannya sampai bisa bersikap seperti ini, apa dia bosan denganku? Apa dia tidak mencintaiku lagi? Atau jangan-jangan dia begini karena sudah mendapatkan penggantiku?! Arghhh!

"Lo kemana sih, gue kangen tau gak!" teriakku frustrasi sambil mengusap-usap wajahku gusar.

Tok... Tok... Tok...

Kulihat ke sumber suara yang dimana tadi ada suara ketukan pintu tepat di pintu balkon kamarku, aku mengernyit heran dan mulai melangkahkan kakiku untuk mendekat secara perlahan, kebetulan di meja belajarku ada raket milik kekasihku yang sempat tertinggal disini.

Lantas kuambil saja untuk menjadi senjataku, takut-takut seseorang diluar sana yang mengetuk pintu balkon kamarku itu adalah penjahat yang ingin merampok rumahku.

Aku sudah siap dengan raketku, kini aku tinggal memukuli seseorang itu saja.

Ceklek!

Aku memejamkan mataku lalu langsung memberi serangan bertubi-tubi untuk seseorang itu menggunakan raket.

"AAAAAA RAMPOK RAMPOKKK!"

Namun tiba-tiba seseorang itu berhasil menahan seranganku. "Hei hei Salsa, ini gue astagaaa buka mata lo."

Dengan segala keberanian yang kupunya aku mulai membuka mata perlahan dan mataku langsung melek ketika tahu seseorang yang ada di hadapanku saat ini, tanpa berbasa-basi aku langsung berhamburan memeluknya erat dan melepaskan raket yang sedari tadi kupegang.

"I miss you so much!" rengekku lalu memukul bahunya kesal. "Lo kemana aja sih dongo?!" kemudian aku semakin mengeratkan pelukanku takutnya gadis tomboy itu kembali pergi dariku.

Ia menciumi puncak kepalaku berulang kali yang membuat air mataku mengalir begitu tenang. "Lo nangis 'hm?" sahutnya yang kini membalas pelukanku.

Lantas aku menggeleng untuk mengelaknya, maka kini gadis tomboy itu melepaskan pelukan kami untuk bisa menangkup pipiku. Ibu jarinya mengusap sisa air mataku yang tidak sempat kusembunyikan darinya tadi.

"Kalo nggak nangis terus ini apa namanya 'hm?" tanya dia, aku memejamkan mataku ketika kekasihku mengecup mataku bergantian.

"Ini semua juga gara-gara lo!" ucapku menyalahkannya setelah gadis tomboy itu selesai dengan kegiatannya.

"Oya?" sahutnya begitu menjengkelkan seperti tidak tahu letak kesalahannya dimana.

"Lo kenapa sih kemaren-kemaren ngediemin gue sampe ngilang berhari-hari, lo gatau? Gue nyariin lo, gue khawatir sama lo, gue kangen sama lo Amal, apa lo tau itu?!" emosiku yang sudah memuncak namun kini respons Amal hanya tersenyum menatapku sambil melipat tangan di depan dada.

"Apa jangan-jangan lo udah punya cewek baru 'IYA?!" tudingku selanjutnya yang membuatnya kini terkekeh.

Cup!

Mataku membulat ketika kekasihku yang langsung mempertemukan bibir kami secara tiba-tiba, tak bisa kupungkiri aku merindukan bibirnya yang selalu membuatku candu ingin merasakannya, kini aku mulai memejamkan mataku untuk menikmati sekaligus membalas ciumannya.

Tak lama tautan kami terlepas digantikan menjadi saling menempelkan kening, Amal kini menatapku dengan intens.

"Gue juga kangen sama lo Sal," ungkapnya seraya mengusap bibirku yang bahas oleh saliva kami berdua. "Lo cinta sama gue kan Sal?" tanya dia selanjutnya.

Aku menyentuh kedua tangannya yang menangkup pipiku. "Seharusnya lo nggak perlu nanya soal itu lagi karna jawaban gue masih sama dan nggak akan pernah berubah, iya gue cinta sama lo Mal." jawabku untuk meyakinkannya.

Ia kemudian mundur dan menunduk.

"Sal..." panggilnya yang kini membuatku mendekat dan menyentuh kedua bahunya.

"Kenapa sayang?" tanyaku lembut.

Kemudian ia menatapku. "Lo mau gak..." ucapnya menggantung.

Aku mengangkat satu alisku untuk respons.

"K-kabur sama gue?"

Aku langsung melepaskan sentuhanku dari bahunya, dahiku bergelombang tertegun setelah mendengar ajakan dari kekasihku yang secara mendadak.

"Maksud lo apa? Kenapa tiba-tiba ngajak gue buat kabur?"

Gadis tomboy itu kembali menundukan kepalanya dalam. "Abang lo..." ujarnya parua. "Dia tau kita pacaran."

"What?!"

Amal mengangguk sebagai jawabannya atas kekagetanku, jadi sikapnya kemaren-kemaren itu karena masalah ini?

***

/Tbc

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang