05 - Disappointed

5.6K 519 7
                                    

Amal duduk di pinggir lapangan basket setelah cukup lelah berlatih, ia juga tampak tengah mengobrol dengan teman-teman satu ekskulnya.

Namun tiba-tiba seseorang menghampirinya seraya menyapa. "Kak Amal."

Gadis tomboy itu menoleh ke arah sosok gadis mungil itu, detik berikutnya Juju menyodorkan air mineral yang baru saja ia beli di kantin.

"Buat kakak." ucapnya seraya tersenyum manis.

Amal dengan senang hati menerimanya, hal ini memang sudah biasa terjadi setiap dirinya memiliki kegiatan ekskul.

"Makasih ya." ujar Amal ramah. "Kamu Bulis yang waktu itu bukan sih?"

Dan Juju mengangguk. "Iya kak."

"Siapa namanya?"

"Juju."

Amal mengulurkan tangannya yang langsung di tanggapi Juju.

"Salam kenal Juju, kamu baik banget sih." puji Amal sedikit modus membuat Juju salah tingkah.

"Udah dek, kamu jangan ngasih-ngasih lagi entar anaknya ngelunjak." cibir Salwa yang ada di samping Amal.

"Dih your congor is not have akhlak." balas Amal dengan gaya bahasa pondoknya.

Sedangkan ditempat lain kini ada dua gadis cantik yang nampak sibuk dengan kegiatan mereka hari ini, sesekali mereka pun sedikit memberi obrolan agar kegiatannya tidak terlalu membosankan.

"Oiya, pas kamu ngecat lemari dibantuin sama siapa? Rapih tau hasilnya, bagus." tanya gadis cantik yang memiliki lesung pipi.

"Si Amal," jawabnya. "Bukan cuma dibantuin sih, tapi semuanya dia yang cat." lanjutnya sambil tersenyum.

"Kok si Amal baik gitu sih, bukannya kalian tu jarang akur?"

"Emang, bahkan aku kalo ketemu dia bawaannya pengen mukul tau gak sih."

"Tapi Sal, si Amal sweet banget tau ke kamu."

"Mana ada dia sweet anjir, kalau ngeselin baru bener."

Via terkekeh kecil. "Kamu gak peka banget."

"Maksudnya?" Salsa menoleh meminta penjelasan atas ucapan sahabatnya itu.

Via mulai melukis huruf demi huruf namanya di lemari. "Walau kalian jarang akur dan kalau ketemu selalu ribut, tapi sebenernya Amal itu care sama kamu, buktinya kemarin dia rela ngangkat kamu ke kamar yang dilantai dua lewat tangga coba kamu bayangin, pasti effort banget 'kan?"

"Masa sih kayak gitu?"

"Iya."

"Tapi Vi, dia tu emang selalu kayak gitu ke semuanya, si Mput aja pernah digituin sama dia gara-gara kepleset dan gak kuat jalan sampe akhirnya digendongan deh sama si Amal."

"Masa?" tanya Via yang tidak yakin.

Salsa mengangguk membenarkan, jika gadis tomboy itu memang care pada semua temannya.

"Pantes daritadi kuping aku panas, ternyata ada yang ngomongin di belakang."

Sontak keduanya menoleh ke sumber suara karena mendengar suara seseorang yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka.

"Kalian berdua kok bisa ada disini? Bukannya tadi lagi latihan basket ya." heran Via mengapa Amal dan Emil tiba-tiba ada di depan kamarnya.

"Emil kakinya keseleo jadi aku bawa dia kesini." jelas Amal.

"Astaghfirullah ..., sini biar aku aja yang bantuin dia." Via segera menghampiri Emil dan menuntunnya untuk masuk ke kamar mereka.

Salsa dan Amal menyusul karena khawatir terjadi apa-apa dengan Emil.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang