Setelah makan-makan selesai keduanya pamit untuk pulang ke kamar karena di luar pasti devisi Keamanan mengiranya mereka adalah bulis. Tiba di kamarnya Amal langsung memeluk tubuh gadisnya dari belakang sambil berjalan menuju ranjang dan menyimpan kado yang sempat Amal berikan tadi.
Amal membuka kerudungnya dan rok kemudian kerudung milik Salsa pun dibukanya, dan setelah itu dia mulai mendaratkan kecupan manis di lehernya membuat Salsa memegangi lengan gadis tomboy itu yang ada di perutnya.
Salsa memejamkan matanya ketika Amal yang berhasil memberikan tanda kepemilikan di leher, dia menggigit bibir bawahnya saat tangan nakal kekasihnya yang berada diperut mengelusnya lembut. Salsa mendapatkan sensasi yang luar biasa dari sentuhan itu.
Lalu Salsa membalikan tubuhnya untuk mencium tepat di bibir. Amal membalas dengan menuntun Salsa ke ranjang yang ada di dekatnya, dia menidurkannya dengan bibir yang masih saling bertautan tanpa jeda. Salsa memegangi bahunya dirasa belum terbiasa oleh ciuman ini.
Amal mulai menyibakkan kaus gadisnya dan berhasil menyentuh kulit perut ratanya, dia mengelusnya lembut dan semakin ke atas yang membuat darah Salsa berdesir, tubuhnya menegang ketika elusan tangan itu semakin naik hingga akhirnya tautan mereka terlepas.
"Ahh... Amal." dan desahan Salsa lolos begitu saja, itu cukup membangkitkan sisi liar Amal.
Otak kotornya seperti berbisik menginginkan lebih dari ini.
Tinggal sejengkal lagi dia bisa menyentuh buah dadanya, tapi tiba-tiba ada yang datang dari arah pintu dan itu berhasil membuat mereka langsung menjauhkan diri. Amal berusaha menetralkan detak jatungnya mengubah ekspresinya menjadi lebih tenang lalu setelah itu dia membalikan tubuhnya untuk melihat siapa yang datang.
Dahinya berkerut ketika tahu orang lain yang datang, dia juga lupa malah membiarkan pintu terbuka begitu saja saat dia sedang bermain dengan gadisnya.
"Lo siapa dan ngapain kesini?" tanya Amal sinis.
Gadis itu tersenyum penuh arti. "Aku tahu yang dilakuin kalian berdua barusan." beritahunya.
"Terus mau lo apa?!" ketus Amal.
"Aku janji akan tutup mulut asalkan kak Amal mau melakukan hal tadi sama aku."
"Mau lapor pun terserah karna lo gak ada bukti!"
"Oya?" tantang gadis itu remeh.
"Nay..." lanjutnya memanggil temannya dan detik berikutnya datanglah wanita yang tadi di panggil oleh gadis itu. "Menurut aku dua saksi mata cukup kuat untuk buat Ustadzah percaya." sambungnya sambil tersenyum setan.
"Silakan lo laporin sama Ustadzah." ucap Amal balik menantang.
Juju dan Naya meneguk liurnya melihat Amal yang betapa marahnya saat mereka tantang dan mereka kira Amal akan takut dengan ancamannya namun itu hanya menjadi pemikirannya saja.
"Okay, siap-siap aja kalian berdua keluar dari Pesantren!" setelah mengucapkan kalimat itu Juju pergi dari kamar Amal dan di susul oleh Naya temannya.
Setelah kepergiannya Amal mengumpat segala kebun binatang dan jenis kelamin, tapi setenang mungkin dirinya mengembalikan ekspresinya menjadi biasa saja lalu menghampiri gadisnya yang sudah khawatir tak karuan tentang adek kelas yang mengancam mereka.
"Ini gimana Mal?!" tanya Salsa panik ketika Amal yang berhasil mendudukan pantatnya di ranjang.
"Lo tenang dulu, dengerin gue." pintanya.
"Gak bisa Mal, kali ini gue gak bisa tenang setelah tau adek kelas itu tetep ngancem kita."
Lantas Amal memilih untuk membawa gadisnya ke dalam dekapannya memberi setiap kenyamanan disana, dia mengecup puncak kepalanya seraya mengelus surai rambut panjangnya. Salsa membalas mengeratkan pelukan mereka dan tanpa di sadarinya air jernih itu kini telah mengalir dengan tenang di pipinya sampai membuat baju Amal kini basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...