09 - Outage

5.3K 481 13
                                    

Amal melangkahkan kakinya untuk menuju kamar temannya dan tak perlu waktu yang lama dia sampai di kediaman Emil, Amal mengintip dari jendela siapa tahu kamarnya masih di huni oleh teman-teman sekamar Emil.

Dia menyipitkan matanya dengan kedua tangan yang ia tempelkan di jendela dan betapa terkejutnya Amal ketika melihat pemandangan malam ini, Emil berani sekali bermain disaat sebentar lagi akan masuk bel BM.

Tiba-tiba Amal menyeringai, dia mendapatkan ide brilian.

DORDORDORDORDORDORDOR!

Amal cekikikan melihat mereka yang terlihat panik bukan main ketika dia yang dengan lancang menggedor-gedor jendelanya.

"Lagi ah."

DORDORDOR!

"SUAYAN!" teriak penghuni di dalam sana. (Sebentar).

Amal tak bisa berhenti tertawa ketika pintu kamar terbuka, menampilkan wajah kesal Emil yang tak karuan.

"Tolol!" ketusnya lantas kembali masuk.

Gadis tomboy itu ikut masuk masih dengan tawa gelinya sampai berhasil membuatnya sakit perut dan guling-guling tidak jelas, niatnya yang ingin curhat kini malah berujung kejahilan.

Lagian Amal dongkol terhadap mereka, lancang sekali membuatnya iri dengan bermain seperti tadi.

"Berisik, aku udah was-was ketangkap basah eh taunya kelakuan kamu!" celoteh Emil kesal.

"HAHAHAHAHA." Amal masih tak bisa mengontrol tawanya yang membuat keduanya semakin kesal saja.

"Iya ish, sebel banget." timpal Via ikut kesal.

Bagaimana tidak kesal? Via tadi hampir mendapatkan puncak kenikmatannya namun gara-gara insiden Amal yang jahil menggedor-gedor jendelanya kini dia jadi tidak mendapatkan klimaksnya.

"Ngapain sih kamu kesini?!" tanya Emil masih tak bisa santai nada bicaranya, biasanya dia paling lemah lembut dan penyabar. Tapi entah kenapa untuk kali ini dia sulit mengontrol emosinya.

"Bentar." ujarnya masih ingin tertawa. "Kita itu Bulis hari ini 'kan?" lanjutnya yang sudah meredakan tawanya.

Bel BM berbunyi.

"Nah udah bel, ayo kumpulan dulu." katanya yang diangguki malas oleh Emil.

Dilapangan Emil berpisah dengan Via, tak lupa mereka sempat berpamitan sok dramatis sehingga membuat Amal geli yang memperhatikannya. Lalu setelah itu kedua gadis tomboy itu berkumpul di lapangan utama untuk mendengar embel-embel dari sang pengurus Pentam (penerimaan tamu).

Maka kini Amal dan Emil telah jaga di gedung putri 7 yaitu gedung yang terletak salah satunya kamar Amal.

"Yaelah masih kesel aja Mil." goda Amal sambil mencolek dagu temannya itu.

Emil menepis tangan laknat Amal untuk jauh-jauh dari wajahnya, ekspresinya datar karena memang masih kesal terhadap temannya itu. Coba saja tadi Amal tidak datang mengganggunya sudah dipastikan Emil bisa menyelesaikan permainannya bersama sang kekasih.

"Eh dengerin Mil, aku mau cerita." ucapnya tiba-tiba.

Namun Emil enggan merespons dan jadinya Amal diabaikan.

"Ish serius nih, dengerin!" ucapnya lagi dengan nada yang sedikit serius.

Maka ucapannya hanya disahut dehaman oleh sang pendengar.

Setelah bercerita panjang lebar lantas Amal kini menghela nafas panjang karena capek sehabis banyak ngomong sama Emil.

"Jadi gitu ceritanya." lanjutnya setelah selesai bercerita.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang