"Eh ada apaan tuh di atas ribut-ribut?"
"Kita ke luar yuk." Salwa menarik tangan Amal untuk ikut melihat siapa yang di gerebek oleh Keamanan dan ustadzah di lantai atas gedung putri 6 yaitu gedung kamar Salwa.
Mereka meninggalkan makan malamnya dan melihat apa yang terjadi di atas.
"Eh ada apaan si Dek?" tanya Salwa ke salah satu santri yang ada disitu.
"Ada yang ketauan ngelesbi kak."
"What the fuck." umpat Amal yang di hadiahi sentilan di mulutnya oleh Salwa.
"Mulutmu jaga!" ketusnya.
"Iya iya maaf." Amal mengusap-usap bibirnya.
"Eh terus siapa katanya yang ngelesbi?" lanjut Salwa bertanya karena sudah terlalu kepo.
"Katanya sih anak kelas 12." sahut adek kelas itu.
Amal langsung membulatkan matanya kaget, sumpah. Kini di otaknya hanya ada nama dua orang itu, dia takut jika mereka berdua lah yang di gerebek.
"Oh my god, malu-maluin angkatan banget sih!" sewot gadis keturunan arab itu kesal. "Siapa sih yang ngelesbi? Jijik banget kayak gak ada cowok aja." lanjutnya memaki kedua pasangan lesbi itu.
Glek!
Amal menelan air liurnya dalam, ternyata Salwa sangat anti dan jijik dengan kaum lgbt.
"Gak tau kak, tapi katanya mereka malem ini bakal solat tobat terus di keluarin dari pesantren." jawab adek kelas itu.
"Bagus deh, buat ngurangin pengaruh lesbi ke yang lainnya juga. Gedeg aku tuh sama yang lgbt gitu, ngelawan takdir tau gak si Mal?" cerocos gadis keturunan arab itu.
"H-hah?" gugup Amal ketika namanya tiba-tiba di sebut.
Salwa menatap Amal heran. "Kamu kenapa deh kok jadi kayak gugup gak jelas gitu si?" tanyanya.
Amal tertawa garing untuk menutupi kegugupannya. "Apaan ya nggak lah, biasa aja. Aku juga setuju sama pendapat kamu tadi, ya mereka memang ngelawan takdir dari Tuhan dan itu gak baik." akhirnya Amal angkat bicara agar Salwa merasa bahwa dirinya mendukung opininya tentang lgbt.
Dia seperti itu demi untuk menyelamatkan dirinya dan gadisnya agar tidak ketahuan seperti pasangan lesbi yang baru saja di bawa ke ruangan ustadzah.
"Bagus deh, jangan sampe kamu kayak gitu ya Mal?"
Amal kembali menelan salivanya lalu tersenyum canggung. "P-pasti Wa." timpalnya ragu.
***
Gadis tomboy itu berlari dengan terburu-buru untuk segera sampai di kamarnya, begitu sampai kamar ia langsung masuk dan mencari seseorang yang menjadi tujuannya ke kamar.
Amal membulatkan matanya kaget ketika melihat Via menangis di ranjangnya.
"Via lo kenapa mewek? Emil mana?!" tanya Amal cepat serta khawatir dengan mereka berdua.
Via terisak dan malah diam saja tidak merespons pertanyaan gadis tomboy itu.
"Fuck!" umapatnya yang ternyata dugaannya benar bahwa yang tadi ketahuan adalah mereka.
"Mal." panggil seseorang dari arah pintu.
Gadis tomboy itu langsung menoleh ke sumber suara. "Salsa, kamu udah tau tentang—"
"Iya aku tau." jawabnya cepat memotong ucapan Amal yang belum selesai. "Vianya yang ceroboh." lanjutnya lalu menghampiri sahabatnya yang masih saja menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...