Sudah seminggu Salsa mengabaikannya, ia bingung harus berbuat apa. Setiap di tanya Salsa selalu menjawab tidak apa-apa, besok adalah hari senin tepat dimana seluruh santri-santri pesantren ulangan semester, tetapi gadis tomboy itu terlihat tidak semangat karena masalah gadisnya yang masih mendiaminya.
Amal terlihat begitu lesu di tempat itu, dia tidak sedang di kelas maupun kamar tetapi dirinya sedang berada di rooftop gedung SMK, dirinya melamun seraya memandangi pemandangan yang di suguhi di atas sini yang terlihat jalanan yang penuh dengan pengendara lewat.
Gadis tomboy itu tersenyum singkat mengingat moment-moment yang terlintas di otaknya bersama sang gadis.
"Amal!" panggil seseorang dari belakang.
Amal menyerngitkan dahinya. "Apaan si, kan udah gue bilang gue lagi pengen sendiri." beritahunya pada seseorang itu.
Seseorang itu yang ternyata adalah Emil kini ia menghampiri temannya yang sedang duduk dan fokus dengan pemandangan di bawah sana.
"Ini soal Salsa." beritahu Emil.
Amal langsung menoleh. "Cewek gue kenapa? Dia udah mau ngomong sama gue kah?" tanya Amal cepat ingin tahu kabar gadisnya. "Gue capek di diemin mulu, dia gak ngasih tau kesalahan gue dan padahal gue ngerasa gak ada buat kesalahan apapun." lanjutnya.
"Katanya lo gak pekaan." jawab Emil.
Amal mengangkat satu alisnya. "Gue selalu nurutin apapun kemauan dia terus dimana letak gak pekanya gue?"
"Dia cemburu liat lo deket mulu sama si Wawa, sikap lo selalu manis kalo sama dia." jelasnya. "Gitu sih kalo kata si Via." tambah Emil.
"Astagfirullah haladzim." Amal menepuk jidatnya yang baru sadar. "Pantesan setiap gue bareng si Wawa sikap dia selalu tiba-tiba badmood, yaudah gue mau nemuin dia dulu di kelasnya." putus Amal langsung berdiri dari duduk santainya, Emil ikut bangkit.
"Eh tadi gue ketemu mereka di toilet, kita samperin kesitu aja." usul Emil yang di setujui oleh Amal lantas kedua gadis tomboy itu bergegas turun untuk segera menghampiri para gadisnya yang katanya berada di toilet.
Begitu sampai di toilet ternyata benar, terlihat disana ada Salsa yang sedang menunggu Via keluar dari toilet, lantas keduanya menghampiri gadis itu untuk menyapanya.
"Hai." sapa Amal dengan senyuman terbaiknya.
Salsa tertegun saat tahu siapa orang yang menyapanya.
"Gue mau ngomong sesuatu, bisa?" lanjutnya bertanya pada gadisnya dan gadis itu mengangguk tanda setuju. "Ayo ikut, kita ngomong di rooftop." ajak gadis tomboy itu dan lagi-lagi Salsa mengangguk setuju.
"Mil gue duluan." pamit Amal.
"Okay gue mau nungguin bebep aja disini." sahutnya.
"Bilangin ke Via aku duluan ya Mil." tambah Salsa.
"Sip gampang." sahutnya lagi.
Lantas sepasang kekasih itu pergi meninggalkan toilet untuk menuju rooftop, begitu sampai disana keduanya mendudukan pantatnya disana. Amal masih memegangi jemari gadisnya dan Salsa pun masih menikmati sentuhan tangan Amal yang hangat.
Keduanya saling padang setelah terdiam beberapa saat, Amal menggeserkan posisi duduknya untuk lebih rapat dengan gadisnya dan Salsa tak menolak seperti kemarin-kemarin.
Amal mendekatkan wajahnya perlahan untuk menghapus jarak diantara keduanya, lantas gadisnya memejamkan mata ketika tahu keinginan kekasihnya itu, saat hidung mereka bersentuhan detak jantung keduanya berdetak tak seperti biasanya, ini seperti ciuman pertama padahal nyatanya mereka hanya terlalu canggung sebab sudah seminggu tidak melakukannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...