Setelah mengejar gadis tomboy itu dan berhasil memberikannya balasan, yaitu dengan pukulan bertubi-tubi di badannya. Gadis itu kini memilih untuk kembali ke kelasnya dan tidak jadi ke toilet.
Begitu sampai di kelas, Salsa langsung mendudukan pantatnya di kursi biasanya. Namun wajahnya tidak seperti biasa, dia masih kesal dengan insiden tadi bersama Amal. Gadis tomboy itu memang selalu menyebalkan!
"Sal, aku duduk sama kamu lagi ya?"
Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mejanya, Salsa terdiam menatap orang itu lalu memberi jalan untuk dia duduk bersamanya. Salsa sedang ingin irit bicara dulu dengan seseorang yang kini tengah duduk di sebelahnya bahkan dia akan begitu terus sampai orang itu sadar kalau yang dilakukannya selama ini adalah sebuah kesalahan besar.
"Udah satu bulan lho kita gak ngobrol-ngobrol kayak dulu," jedanya. "Kamu masih marah ya soal aku yang punya hubungan sama Emil? Sal, masa cuma soal itu aja persahabatan kita jadi berantakan. Kita itu temenan bukan baru 2 hari atau 3 hari doang Sal, tapi udah mau 6 tahun dan semuanya berantakan hanya gara-gara kamu yang pengen aku nurutin mau kamu, ayolah Sal... Matahari nggak ngelilingin diri kamu."
Salsa terdiam menyerna semua perkataan Via, dia sadar jika sikapnya selama satu bulan ini mungkin sudah terlalu berlebihan dengan menghakimi sahabatnya sendiri. Dia juga berpikir siapa saja boleh jatuh cinta dengan pilihannya dan dalam soal ini seharusnya Salsa tidak mempermasalahkan, toh dia harusnya percaya bahwa sahabatnya tidak mungkin menjerumuskannya ke dalam hubungan seperti itu.
Ketakutannya terlalu berlebihan, seharusnya dia percaya dengan sahabatnya itu apalagi hubungan persahabatan mereka sudah terjalin sangat lama.
"Maafin aku ya Vi, selama ini aku udah egois dan gak mikirin perasaan kamu. Aku juga minta maaf karna pernah mau laporin kamu sama Emil. Mungkin kalau Amal gak ada, aku gak tau deh nasib kamu sekarang gimana, maafin aku ya?" akhirnya Salsa membuka suara menyesali perbuatannya selama ini.
Via tersenyum tulus. "Aku udah maafin kamu kok dan kenapa aku gak bilang soal orientasi aku selama ini karna ini yang aku takutin, kamu benci dan ngejauhin aku. Tapi, sekarang aku seneng kamu udah bisa nerima kekurangan aku yang menyimpang, makasih ya?" lantas keduanya berpelukan memudarkan rasa rindu satu sama lain yang sedari dulu ingin dituntaskan.
Dan kini kedua gadis yang bersahabat itu sudah kembali membaik, Salsa yang memilih berbaur, menerima dan Via yang menyesali perbuatnya. Namun tak bisa di pungkiri perasaannya tulus dan dia tak mungkin memutuskan hubungannya begitu saja hanya karena sahabat baiknya yang meminta.
Via punya hak atas pilihannya, tetapi dia juga tidak siap jika harus kehilangan sahabat baiknya. Tapi, utungnya kini gadis bermata coklat itu telah mau menerima kekurangannya, dia lega sekaligus senang mengetahui fakta satu ini.
Mereka melepaskan pelukannya.
"Emil harus tau kalau kita udah baikan." beritahunya.
"Tapi Vi, aku minta satu hal sama kamu." ucapnya.
"Apa?"
"Kalau di deket aku, kamu jangan mesra-mesraan ya. Aku homophobic."
Via terkekeh geli. "Gampang."
"Janji ya?"
"Iyaaa Sal." sahutnya setuju.
Dan akhirnya mereka larut dalam obrolannya membahas hal-hal yang selama ini ingin di bahas tak lupa mereka pun membahas tentang insiden Salsa yang dari dulu di dekati salah satu adek kelas yang menyukainya. Ketika Salsa menceritakannya tanggapan Via hanya terkekeh, lucu saja ada orang sampai segitunya sudah tahu respons Salsa selalu acuh, namun masih di dekati saja oleh seseorang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...