18 - Miss You

4.6K 398 9
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan kedua gadis yang kemarin sempat berkelahi, menghebohkan seluruh santri-santriwati Pesantren Darussalam terutama santriwati, Amal hanya membawa jaketnya saja untuk pulang sedangkan baju-bajunya dia simpan di lemarinya.

"Kamu yakin mau kayak gini aja balik ke rumah?" tanya Emil temannya yang kini berada di kamar Amal.

"Minggu depan juga aku balik lagi, kan bukan pindahan." sahutnya terkesan santai.

"Iya sih." timpal Emil membenarkan.

"Sedih aku denger kamu pulang." ucap Mput lalu memeluk Amal.

Amal terkekeh menanggapinya dan membalas pelukan Mput. "Jangan kangen ya Put. Nanti malem bakal gak aku ucapin nice dream lagi."

"Kebiasaan banget anjir!" kesalnya saat di ingatkan tentang Amal yang selalu mengucapkan dua kata itu saat dia sudah tidur. Amal selalu mengucapkannya maupun dia sudah terlelap tidur. Gadis tomboy itu memang menyebalkan!

Lalu pelukan mereka terlepas.

Fira menghampiri Amal. "Yahh aku bakal kangen kamu dong Mal, nanti kalau aku udah di keramas terus ngibasin rambutnya ke siapa lagi dong kalau bukan ke kamu." keluh Fira merasa sedih yang di buat-buat.

"Alhamdulillah banget aku pulang Fir, jadi selama di rumah gak akan ada yang kayak kamu lagi, basah ni muka kena cipratan rambut kamu mulu setiap kamu abis keramas." timpalnya kesal lantas Fira terkekeh, Amal memang selalu tepat untuk menjadi sasaran empuknya.

"Gak ada yang ngajak baku hantam aku lagi dong Musuh." kini giliran Dian yang angkat bicara.

"Cieee merasa kehilangan." goda Amal.

"Males banget deh, eh? Itu dong pamitan sama istri kamu Suh." titah Dian menunjuk Salsa yang sedari tadi hanya diam menyimak obrolan mereka.

"Istri-istri! Kok kamu seneng banget sih jodohin kita?" sewot Amal pura-pura kesal, padahal di lubuk hatinya yang paling dalam sebetulnya dia pun senang jika mereka memang mendukung kedekatannya dengan gadis bermata coklat itu.

"Ya abisnya kamu ke dia sikapnya lebih spesial gitu, mana sering banget ngegombalin Salsa." sahut Mput.

"Kalian kalau pacaran juga kita setuju kok, malah kita dukung!" tambah Fira semangat.

"Apaan sih, aneh banget ngedukung aku sama Salsa pacaran."

"Yaaaa siapa tau kan ya?" ujar Dian kepada teman-temannya.

Amal tersenyum menanggapinya lalu matanya menatap ke arah Salsa, dia menghampiri gadis itu. "Lo gak mau kayak yang lain apa? Ngucapin embel-embel perpisahan gitu."

"Apa sih!" ketusnya.

"Gitu amat, awas lo kangen sama gue."

"Ngarep banget lo gue kangenin!"

"Emang!" tegasnya.

Salsa terdiam menatap Amal tak percaya, bibirnya terangkat mengukir senyuman.

"Emang lo yang ngarep sama gue 'kan?" tambahnya yang berhasil membuat Salsa melebarkan matanya.

Lantas Salsa memukul lengan gadis tomboy itu. "Kagak lah, pede banget jadi orang!" elaknya.

"Cieee pipinya merah." goda Amal dengan senyum jahilnya.

Sontak semuanya tertawa melihat rona merah di pipinya, Salsa diam. Hanya bisa menahan malu tak karuan dengan keadaan sekarang. Rasanya dia ingin melarikan diri agar tidak terus-terusan di pojokan seperti ini oleh teman-temannya.

****

Sudah menginjak hari ke empat kepulangan gadis tomboy itu dan rasanya benar-benar berbeda dari biasanya, dia merasa sosok yang selama ini mengganggu dan selalu berdebat dengannya hilang entah kemana.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang