Salsa menatap Amal curiga, yang di tatap hanya memasang wajah tak berdosanya. Tiba-tiba Amal mengembangkan senyuman agar suasananya tidak canggung.
"Hari ini lo aneh tau." ujar Salsa menyerukan kecurigaannya.
"Masa sih?"
"Pertama, tadi siang lo bilang gue cantik, gak biasanya lo bilang kayak gitu ke gue dan kedua lo dateng ke kelas gue dengan cara gak sopan cuma buat ngasih coklat doang. Udah gitu ngasihnya nanggung lagi! Ketiga, lo bilang seneng di hukum bareng gue. Maksud lo apaan kayak gitu?"
"Lo naksir gue Mal?" lanjut Salsa ketus.
Mata Amal membola bersamaan pula jantungnya berpacu hebat, hey mengapa Salsa sepeka itu?! Emang Amal gak cantik ya cara gelagat sikapnya hari ini yang dia berikan pada Salsa? Perasaan biasa aja.
Memang benar yang di tebak oleh Salsa barusan, tapi jangan secepat ini. Amal juga ingin menikmati rasa cinta terpendamnya dulu ke Salsa.
"Mal!"
Amal segera tersadar dari dunianya lalu kembali fokus pada Salsa. "Lo kok bisa mikir gitu sih?" tanya Amal sedikit heran.
"Karna selama gue disini ada beberapa orang yang suka sama gue."
"Oya?" tanya Amal tak percaya.
"Ya, dan gelagat lo seharian ini persis sama beberapa orang yang suka sama gue."
"Contohnya?"
"Bilang gue cantik, ngasih coklat dan suka natep mata gue." dan ternyata kalimat terakhir yang Salsa ucapkan itu sedang di lakukan oleh Amal, tersadar dengan hal itu cepat-cepat Amal menatap ke bagian yang lain.
Matanya cantik sih, jadinya bikin nyaman buat di pantengin.
"Lo lagi gak suka sama gue kan Mal?" todong Salsa sekali lagi.
"Salah paham lo anjir, nih gue jelasin ya. Pertama, gue bilang lo cantik ya karna emang lo cantik, kan lo cewek Sal. Jadi harusnya hal yang biasa dong gue bilang lo cantik?"
Salsa terdiam, dia pikir Amal benar juga karena memang manusiawi tapi Amal tidak biasanya memujinya cantik seperti tadi siang, setahunya dan selama mengenal Amal dia tak pernah mendengar kata-kata itu kecuali di akhiri dengan kalimat menyebalkan.
"Kedua, soal gue yang..., apa? Dateng ke kelas lo tanpa sopan santun itu, yaaa..., karna emang bener gue cuma mau ngasih coklat doang plus surat." Amal memberikan surat yang sedari tadi ada di saku jaketnya lantas Salsa menerimanya. "Itu dari adek kelas, kata yang ngasih sih namanya Cahya dan btw sebenarnya adek kelas itu ngasih coklatnya dua buat lo, tapi karna gue pengen tau sesuka apa sih lo sama coklat makanya gue rebut deh ni coklat dari lo." sambungnya seraya menunjukkan coklat yang sedari tadi di genggamnya dan detik berikutnya Salsa langsung merebut coklat itu.
Amal terkejut dengan tindakan gadis itu, namun dengan cepat keterkejutan itu menjadi biasa saja. Amal tahu karena dia sudah mengetahui tentang fakta sesuka apa Salsa dengan coklat, keduanya seperti sulit untuk dipisahkan.
"Terus?" tanya Salsa ingin mendengar kelanjutan penjelasan dari Amal.
"Bentar gue nafas dulu capek." Amal memprotes.
Gadis tomboy itu menarik nafasnya banyak-banyak dan setelah itu membuangnya kasar.
"Nah..., ketiga kan tuh, apa ya? Apa yang ketiga Sal?" tanya Amal lupa.
Salsa memutar bola matanya. "Lo seneng di hukum bareng gue."
"Ya jelaslah seneng! Secara kan lo jadi anak bandel sekarang karna di hukum bareng gue, lo kan tau gue disini terkenal sebagai danger Pesantren, anak baru lagi. Bayangin? Pasti temen-temen lo atau yang kenal sama lo gak akan nyangka kalau lo bisa-bisanya di hukum begini 'kan?" jelasnya sambil tersenyum tengil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...