"Salsa waiting me, please!"
Amal terus berlari mengejar gadis itu yang entah kenapa menjadi semakin jauh, dia tidak boleh membiarkan rencana Salsa berhasil. Lantas ia menambah kecepatan berlarinya hingga pada akhirnya lengan gadis itu berhasil Amal gapai.
"Don't touch me!" bentak gadis bermata coklat itu, namun Amal tak mengindahkannya dan memilih membawanya ke toilet.
Setelah menemukan bilik toilet yang kosong lantas Amal menarik gadis bermata coklat itu untuk masuk, mau tak mau Salsa harus ikut masuk karena banyak orang yang memperhatikannya ketika ia yang menolak ditarik oleh Amal.
Amal mendorong Salsa ke tembok hingga kepala gadis itu terbentur.
"What do you want?!" tanya Salsa takut yang melihat Amal seperti ini.
Kemudian Amal maju mendekat memperkikis jarak diantara mereka, satu tangannya ia letakan di samping wajah Salsa dan wajahnya ia dekatkan untuk memperkikis jarak diantara mereka. Salsa semakin diam tak berkutik dengan sikap Amal saat ini.
"Amal—"
"Ssttts ..." potongnya seraya tersenyum kemenangan. "Kalau lo mau ngelakuin hal yang nekad, yaudah gue akan lebih nekad dari lo." lanjutnya disertai seringai dibibirnya.
Nafasnya tiba-tiba memburu ketika Amal yang semakin mendekatkan wajah, matanya membola ketika benda lembut itu berhasil menyatu dengan bibirnya. Salsa masih diam tak berkutik terlalu dikejutkan dengan hal nekad yang dimaksud Amal.
Namun kesini-kesini Amal malah melumatnya dan itu berhasil membuat Salsa meneguk salivanya tak percaya, ia masih diam bukan menikmati namun Salsa masih sangat terkejut dengan hal ini.
Amal perlahan melepaskan ciumannya dan kembali menatap Salsa yang sepertinya terkejut oleh ulahnya barusan, tapi tidak ada cara lain selain dengan tindakan ini. Karena dengan begitu Amal bisa mengancam Salsa untuk tidak melaporkan hubungan khusus diantara Emil dan Via.
"Gimana lo masih mau—"
"Itu tadi namanya apa?" tanyanya sekaligus memotong perkataan Amal.
"Kissing."
Salsa tiba-tiba memegang bibirnya yang sehabis merasakan bibir teman sekamarnya itu, ia mengernyit bingung mengapa ciuman Amal tadi benar-benar membuatnya menyukai itu?
"Jangan bilang lo belum pernah kissing?" tanya Amal.
Lantas gadis bermata coklat itu menatap Amal. "Iya emang."
"Serius?"
Gadis itu mengangguk yakin.
Seketika Amal memijit pelipisnya, kelakuan Amal jika sedang merasa panik. Namun tiba-tiba Amal terkekeh, pantas saja Salsa tidak tahu kissing. Gadis bermata coklat itu anak Pesantren, jadi mana berani dia menonton adegan seperti itu, apalagi melakukannya.
"Kok lo malah ketawa?" heran Salsa.
"Nggak, yaudah kita ke kamar aja ya sekarang, lo gak jadi kan ke kamar Ustadzah?"
Salsa yang baru ingat niat awalnya kemudian keluar dari toilet lalu berlari untuk segera sampai ditujuannya.
Amal berdecak kesal dan segera menyusul kemana larinya gadis bermata coklat itu, dengan secepat kilat ia berhasil menyamai langkah cepat Salsa. Ia memberi senyuman singkat yang membuat Salsa terheran-heran.
"Lo gak nahan gue lagi?"
"Nggak deh, soalnya gue juga punya niat yang sama kayak lo." jawab Amal santai seraya memelankan jalannya menyesuaikan langkah gadis itu yang tiba-tiba menjadi melangkah normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...