Hari ini adalah acara kelulusannya tetapi orang tuanya tak bisa datang di karnakan ada urusan yang lebih penting dari acara kelulusannya, ia hanya bisa pasrah akan sikap mereka lagi pula ia juga sudah terbiasa tak dianggap seperti ini.
Kini giliran namanya yang di panggil ke atas panggung untuk menerima medali dari Pak Kyai, setelah itu ia mencium punggung Pak Kyai namun tidak kena sama sekali sebab mereka bukan muhrim, setelah di foto bersama Pak Kyai lantas gadis tomboy itu turun yang langsung di hampiri oleh para adik kelas yang menggemarinya dan mengajaknya foto bersama.
Amal menanggapi mereka dengan ramah sekali pun itu dengan Juju dan Naya yang dulu telah melaporkan dirinya dan Salsa ke ustadzah.
"Congratulations ya kak." ujar Naya antusias.
"Yah kak Amal bakal gak disini lagi deh, aku bakal rindu banget pasti." melas Juju.
"Akhirnya gue gak disini lagi." timpal Amal senang karena akhirnya bebas dari pesantren ini.
"Dih kak Amal kok gitu?" protes Juju.
Amal tersenyum singkat. "Lo masih suka sama gue?" tanyanya selanjutnya yang di angguki cepat oleh gadis mungil itu.
"Apasi yang lo liat dari gue? Lo tau kan gue ini cewek tulen!" beritahunya.
"Kadang rasa suka itu gak perlu alasan kak." sahut Juju.
"Lo mau peluk gue?" tawar gadis tomboy itu yang mengejutkan Juju.
"Emang b-boleh?" tanyanya ragu.
"Why not?" lantas Juju mendekatkan dirinya untuk memeluk crush-nya dan Amal membalas pelukan itu walau harus kesusahan karena tubuh pendek Juju.
"Makasih kak, aku kira kakak gak suka sama aku tapi ternyata kakak bersikap seperti kemarin itu untuk membuat aku berhenti ngejar kakak bukan seperti apa yang aku simpulkan sendiri." ujar Juju yang akhirnya mengerti maksud Amal bersikap ketus dan selalu cuek menanggapi semua perlakuannya.
"Akhirnya lo ngerti juga." setelah itu ia melepaskan pelukannya lalu mengacak-acak kerudung gadis itu dengan usil.
"Aku juga pengen di peluk dong kak!" pinta Naya yang sedari tadi iri melihat mereka berpelukan.
"Dih caper lo!" ketus sahabatnya.
"Ye biarin wlee." Naya menjulurkan lidahnya tanda meledek dan Amal hanya bisa menggeleng pelan akan sikap mereka.
"Yaudah kalo gitu gue duluan ya?" setelah pamit kepada keduanya ia langsung mencari keberadaan kekasihnya yang kini entah ada dimana, dan ketika Amal menemukannya ia melihat gadisnya bersama orang tuanya dan satu laki-laki yang asing di matanya.
"Kok mereka keliatan akrab?" herannya.
"Hai Mal." sapa seseorang yang berhasil mengalihkan atensinya dari sang gadis. "Orang tua kamu mana, gak dateng?" tanya gadis itu berikutnya.
Amal hanya tersenyum menanggapinya.
"Aku pasti bakal kangen banget sama kamu sih Mal, kangen main basket bareng lagi dan semua kejahilan kamu." ujar Salwa merasa sedih.
Amal terkekeh kecil. "Aku juga Wa, bakal kangen ngusulin kamu." dan ucapannya itu di tanggapi kekehan oleh Salwa, menurutnya tawa Salwa itu menggemaskan.
"Sini pelukan dulu sebelum pisah." pinta Salwa yang di setujui oleh Amal lantas mereka berpelukan tetapi pelukan mereka harus terhenti ketika ada seseorang yang tiba-tiba berdeham dengan sangat di sengaja.
"E-eh hai." sapa gadis tomboy itu gugup pasalnya ia takut seseorang yang ada di hadapannya kembali marah dan cemburu karena dirinya yang masih bersikap manis dengan Salwa.
"Hai Salsa, happy graduation ya." ucap Salwa ramah dengan senyuman manisnya.
"Yes, you too." timpalnya singkat dan merasa malas juga menanggapi ucapan Salwa tadi.
Salwa tersenyum singkat untuk menanggapi. "Oiya Mal kalo gitu aku kesana dulu ya?" pamit Salwa yang diangguki cepat oleh gadis tomboy itu.
Setelah kepergian Salwa lantas Amal menatap gadisnya yang sudah sedari tadi menatapnya dan Amal hanya bisa memberikan cengiran tak berdosanya karena lagi-lagi ia berhasil membuat gadisnya cemburu.
"Aku mau kenalin kamu ke Mama sama Papa aku." beritahu Salsa yang membuat Amal langsung shock.
"Eh bentar." tahan gadis tomboy itu saat gadisnya yang ingin menariknya. "Gak di pikirin dulu?" tanyanya memastikan.
"Aku takut mereka seperti orang tua aku kemarin Sal, aku gak mau di suruh buat ninggalin kamu." tambahnya memberitahu kecemasannya.
"Apaan si, gue gak sebego elo ya Mal." sewot Salsa.
Dahi Amal berkerut. "Terus?"
"Ya gue cuma mau ngenalin lo sebagai temen gue lah biar mereka nanti gak kaget pas gue kasih tau lo itu adalah pacar gue." jelas Salsa yang membuat Amal paham.
"Yaudah ayo, gue udah gak sabar pengen kenalan ama camer huhu." ajaknya antusias.
Salsa mengangguk setuju serta terkekeh geli atas panggilan yang Amal sebutan untuk orang tuanya.
***
Semuanya mengantarkan orang tua Salsa sampai mobil karena rencananya keempatnya akan bermain lebih dulu sebelum pulang dan para orang tua mempersilakan untuk membuat anaknya senang juga setelah acara kelulusannya.
"Amal jagain anak Om ya, Om percaya sama kamu." ujar Sam ayah dari Salsa.
Amal mengangguk ramah. "Pasti Om tenang aja anak Om gak akan lecet kalo sama aku." sahut gadis tomboy itu.
"Bagus, kalo gitu kita pamit pulang dulu ya semuanya, kalian juga hati-hati ya nanti." ujar Wulan ibunda Salsa yang diangguki oleh keempatnya.
Lantas setelah itu mereka pergi menaiki mobil yang di supiri oleh anak sulungnya yaitu abangnya Salsa yang sempat Amal mengira kalau itu adalah orang yang akan di jodohkan dengan Salsa, keempatnya berdadah ria meratapi kepergian mobil itu keluar dari area pesantren.
"Jadi rencananya kita mau kemana?" tanya Amal.
"Gimana kalo kita ke bandung? Nginepnya di rumah nenek gue." saran Via kepada semuanya.
"Boleh banget tuh." setuju Emil antusias.
"Iya bener, udah lama banget gue gak ke kota itu." sahut Salsa.
"Setuju." timpal Amal. "Tapi gimana kalo sebelum kesana kita mampir dulu ke Warpat warung terrame di puncak, aduh gue udah lama banget gak kesitu." tambahnya.
"Pengunjung ceweknya biasanya cakep-cakep tau Mil, gue juga pernah dapet cewek juga disitu." beritahu Amal selanjutnya.
"Oya? Yaudah gas lah kita kesana nanti." setuju Emil antusias.
"Gaak!" tolak Salsa dan Via bersamaan.
Amal dan Emil hanya mampu saling pandang lalu memberi cengiran canggungnya karena mereka lupa malah membahas cewek cantik di depan pacar-pacarnya.
"Yuk Vi kita beresin barang-barang kita dulu di kamar." ajak Salsa dengan sebal karena pacarnya malah membahas cewek cantik di depannya dan parahnya ingin berniat cuci mata di wisata yang Amal sebutkan tadi.
"Hayu, males juga lama-lama disini." sahut Via yang langsung menggandeng lengan sahabatnya untuk segera menuju kamar mereka.
Kedua gadis tomboy itu meratapi kepergian para gadisnya.
"Yahh gagal dong Mal kita cuci matanya." keluh Emil.
"Tenang Mil, kapan-kapan gue ajak lo kesana, masih ada waktu yang lain." beritahu Amal bangga yang di tanggapi senyuman semangat oleh Emil.
***
/Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romansa[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...