14 - Impudent

4.6K 427 19
                                    

Cup!

Gadis itu melebarkan matanya ketika bibir itu menyapa bibirnya tersadar dari keterkejutannya dia langsung mendorong tubuh gadis tomboy yang sudah lancang mengambil ciumannya itu, lagi lagi gadis tomboy itu berhasil menciumnya untuk yang kedua kalinya dan sialnya masih di tempat yang sama.

"Keluar lo!" usirnya.

"Gue gak sengaja beneran."

"Keluar!"

"Sal..."

"GUE BILANG KELUAR AMAL!"

Lantas Amal menurut untuk keluar dari toilet yang di pakai Salsa untuk mandi, niatnya yang numpang pipis berujung ciuman di sengaja itu. Amal melakukannya memang sengaja, itu salah satu caranya untuk Salsa merespons perasaannya.

"Kemungkinannya ada dua, marah dan benci atau marah, benci terus kepikiran hahaha." kekeh Amal. "Ide gue emang brilian deh." lanjutnya tertawa puas.

Lalu dia pergi dari tempat itu dan tanpa dia sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya disaat dia masuk toilet sampai keluar, dia jadi curiga dengan tingkah kakak kelasnya itu.

"Aku harus cari tahu hubungan kak Amal sama kak Salsa itu apa. Baru kali ini aku ngeliat kak Salsa sedeket itu sama temen cewek yang tomboy. Pake acara satu toilet juga lagi, menang banyak tuh si Amal." gerutunya kesal, dia iri dengan kedekatan Amal dengan wanita yang disukainya.

Cahya masih setia menanti Salsa keluar dari toilet, setelah setengah jam menunggu akhirnya gadis yang di dambakannya itu keluar dengan wajah freshnya terlihat lebih bercahaya jika wajahnya basah seperti itu. Pemandangan yang selalu dinanti kini akhirnya terwujud.

Dia tersenyum meratapi kepergian Salsa, gadis itu memang luar biasa pantas saja dirinya tergila-gila, Salsa terlalu mempesona untuk tidak di abadikan momentnya.

Sedangkan kini gadis bermata coklat itu masih memperlihatkan wajah kesalnya atas insiden Amal yang tiba-tiba menciumnya, baiklah mungkin untuk yang kemarin dia bisa mamaafkannya tapi untuk sekarang Salsa rasa tidak. Begitu jelas tadi gadis tomboy itu sengaja menciumnya walau dalam acting pura-pura nendang sesuatu untuk bisa mencapai tujuannya.

Dia juga merasa jika Amal akhir-akhir ini memang berbeda, gelagatnya seperti orang suka dan Salsa bisa menyimpulkan bahwa kini gadis tomboy itu telah betul-betul menyukainya, jangan di kira Salsa tidak peka dia jelas sangat peka terhadap gelagat seseorang apalagi orang itu sudah dekat dengannya seperti Amal.

Salsa berdecak sebal. "Gue harus cerita ke Via." lantas gadis itu mempercepat langkahnya untuk cepat sampai di tujuannya.

Begitu sampai di depan kamarnya terlihat seseorang yang tadi menciumnya sedang mencoret tengah-tengah cctv menggunakan spidol yang bukan permanen, Salsa mengerutkan dahinya bingung.

"Amal mada ta'malin?" tanyanya menggunakan bahasa arab dan ternyata dari jendela ada teman-teman sekamarnya yang sedang menontoni gadis tomboy itu yang kini sedang beraksi dengan misinya.
(Lagi ngapain).

"Don't be kepo!" sahut Amal yang masih sibuk mencoret cctv itu.

"Si Amal lagi buat cctv-nya supaya gak jalan." jawab Mput.

"Iya biar katanya kalau dia mau keluar gak pake kerudung atau pake kolor doang di daerah lantai ini bisa leluasa gak ada yang marahin dan di panggil ke kamar ustadzah." tambah Dian.

"Iya biar gak ribet Sal." ucap Mput lagi.

"Setuju." ujar Fira menjadi team setuju.

Salsa menanggapinya hanya dengan beroh ria lalu masuk ke kamarnya untuk segera menuntaskan handbodyan, berdandan lainnya karena setelah itu dia akan pergi ke kamar sahabatnya. Amal yang baru saja selesai menghitamkan penglihatan cctv lantas turun dan masuk ke dalam.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang