Selesai bercermin merapikan kerudungnya lantas Amal memutuskan untuk pergi menemui Emil ingin mengajaknya latihan, selesai memakai sepatunya ia kemudian melangkahkan kakinya untuk menuju tujuannya.
Ketika di gang, matanya menangkap sosok gadis yang sedang mengucek-ngucek matanya tanpa henti entah karena apa, tanpa pikir panjang Amal menghampiri gadis itu, menahannya untuk menanyakan perihal keadaan dirinya.
"What's wrong with you sweetie?" tanya Amal khawatir seraya menyuruh gadis itu agar tidak terus menerus mengucek-ngucek matanya.
"Najis!" balasnya akan kata terakhir Amal. "Lo bisa liat sendiri!" jawabnya kemudian dengan ketus.
"Okay gue bantu, diem dulu tangannya." ujarnya memerintah dan gadis itu menurut walau perih di matanya betul-betul mengganggu, rasanya ingin terus di kucek.
Amal mendekatkan wajah seraya membuka mata Salsa yang kelilipan menggunakan kedua jemarinya dengan perlahan agar tidak terlalu memaksa. Mula-mula Amal meniupnya, namun karena gadis itu tidak sabaran akhirnya matanya kembali di kucek.
"Jangan di kucek lagi, udah diem dulu napa." pinta Amal lantas kembali meniup lembut mata gadis itu.
"Buruan ih perih banget!" rengeknya.
"Lagian ini kenapa sih?"
Sesekali ada yang melewati mereka namun keduanya serasa dunia milik berdua.
"Tadi tuh abis makan pedes terus gak sengaja tangan gue megang mata, jadi ya gitu deh." jelasnya, kini ia memegang lengan Amal yang masih membukakan matanya karena sedikit sulit untuk terbuka, katanya perih kalau di buka.
"Bego!" cibir Amal.
"Lo yang bego!" ucap Salsa ngegas.
"Iyaaa." sahutnya lebih memilih untuk mengalah.
Padahal jika di pikir-pikir Amal bego kenapa? Toh disini yang ceroboh adalah Salsa.
Ketika Amal yang akan mendekatkan wajahnya kembali, tapi entah dari mana ada pukulan yang mendarat tepat di sudut bibirnya dengan sengaja dan sangat kuat bahkan Amal tak mampu menahnnya karena terkejut dengan serangan tiba-tiba itu.
Bugh!
"Anjing!" umpat Amal refleks.
Amal tersungkur oleh pukulan itu, dia tidak tahu apa salahnya sampai orang itu memukulnya tiba-tiba tanpa alasan pula.
"AMAL!" panik Salsa.
"Ngejauh lo Mal dari kak Salsa, orang bajingan kayak lo gak pantes buat dia!" bentak seseorang yang telah membuat sudut bibir Amal berdarah.
"Kak, kamu gapapa 'kan? Gak dia apa-apain sama si Amal?" lanjutnya khawatir dengan Salsa bahkan sampai berani menyentuh pundak dan lengannya.
Salsa menghempaskan sentuhan seseorang itu karena tak suka.
"Kamu apaan sih?! Gak jelas tau gak!" ketusnya lantas menghampiri Amal untuk membantunya berdiri, Amal meringis sambil memegang sudut bibirnya. "Kita ke UKS ya Mal, sudut bibir kamu luka." sambungnya pada Amal.
"Aku gapapa Sal, luka dikit doang ini, lagian aku juga mau latihan basket."
"Gak, kamu harus diobatin dulu lukanya."
"Sal jangan lebay elahh."
"Kalau luka kamu di diemin terus takutnya nanti infeksi!" lantas Salsa memegangi lengan Amal, menuntunnya untuk ke UKS mengobati luka kecilnya.
Amal hanya bisa pasrah, melewati orang yang tadi memukulnya Amal langsung mendorong orang itu dengan kuat sampai dia terbentur ke tembok.
"Ngajak ribut?!" sinis Amal dengan tatapan tajamnya pada orang itu tanpa di sadari oleh Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...