Thor balikk
.
.
.
.
Tanpa perlu basa basi..
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
.
.
Setelah kejanggalan obrolan antara para dokter dan tuan Kim, Jungkook menjadi dirundung rasa cemas. Ia menjadi lebih sering melamun karena terlalu larut dalam pikirannya. Bahkan setelah itu, ia selama dua hari belakangan tidak menjenguk sang hyung sama sekali dan sukses membuat Taehyung mencarinya.
Mingyu yang ditanya hanya bisa berbohong jika Jungkook sedang mengambil pelajaran tambahan di malam hari karena ia tertinggal di beberapa mata pelajaran. Taehyung mengangguk memahami adiknya itu. Ia tahu jika adiknya memang seorang yang ambisius, itulah mengapa ia tak ingin banyak mengganggunya saat ini.
Seokjin bingung dengan perilaku aneh Jungkook yang entah mengapa tak ingin menjenguk hyungnya untuk beberapa hari. Bahkan karena hal itu ia berencana untuk menemui adiknya setelah pulang dari menjenguk Taehyung.
Malam ini mansion terlihat sepi, hanya ada beberapa pelayan yang berlalu lalang. Seokjin yang hendak mengetuk pintu kamar Jungkook tanpa sengaja melihat pintu kamar Taehyung terbuka dan lampu kamar itu menyala.
Seokjin mengurungkan niatnya mengetuk pintu kamar Jungkook dan membuka sedikit pintu kamar Taehyung. Diintipnya kamar yang beberapa hari ini tak dihuni oleh pemiliknya. Seokjin kenal dengan keperawakan pemuda yang tengah berdiri dibalkon itu.
Itu Jungkook, adiknya. Seokjin membuka perlahan pintu itu dan masuk ke dalam kamar.
"Jungkook-ah?" panggil Seokjin pelan, namun panggilannya tak diindahkan. Seokjin berjalan mendekatinya.
"Sedang apa kau disini, Kook?" tanya Seokjin lagi.
"Tidak ada, hyung. Hanya rindu Tae hyung saja." Seokjin mengernyitkan dahinya heran.
"Kau bisa menjenguknya jika rindu, Kook. Taehyung juga mencarimu, mengapa kau bersikap aneh belakangan ini?" Seokjin bertanya tanpa adanya basa-basi. Ia sudah tak seperti dulu. Jika ada hal penting yang harus mereka bicarakan, mereka hanya perlu langsung berkata pada intinya.
"Entahlah hyung. Aku juga tak tahu. Aku hanya tak sanggup melihat wajah Tae hyung. Aku takut." Seokjin sudah berdiri disamping adiknya dengan pandangan 'tolong jelaskan apa maksudmu' itu.
"Apa para dokter dan ayah kembali memeriksa keadaan Tae hyung secara berkala, Jin hyung?" tanya Jungkook dan Seokjin mengangguk singkat.
"Apa kata mereka?"
"Taehyung mengalami peningkatan meski sedikit lambat dari pasien sebelumnya." Jungkook tersenyum tipis seolah tak mengejek.
"Apa yang mereka katakan benar, hyung? Padahal dua hari yang lalu para dokter itu berbicara hal yang lain. Karena banyak hal, aku tak bisa begitu saja mempercayai omongan para dokter itu." Ucap Jungkook melirik Seokjin.
"Tidak ada cara lain. Mereka berbicara hal semacam itu. Disaat aku bertanya dengan ayah apa maksudnya, ayah justru mengalihkan pertanyaanku. Bisakah hyung bertanya tentang hal itu pada ayah langsung? Aku hanya merasa ayah sedang menyembunyikan sesuatu dariku dan mungkin hyung juga." Ucap Jungkook panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .