Double uppp
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak, Good Reader-nya Thor^^
.
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
.
.
Jungkook yang melihat perilaku aneh sang hyung pun memilih mengikutinya. Jungkook segera mematikan ponselnya yang sedang bermain game onlien bersama dengan Mingyu dan teman-temannya.
"Ruang kerja ayah?" gumam Jungkook pada dirinya sendiri.
Jungkook berdiri disamping pintu dan berniat untuk menguping pembicaraan sang hyung dengan ayahnya. Ia merasa ada yang tak beres dengan semua ini.
Kembali ke ruang kerja tuan Kim. Seokjin nampak sedang mengatur emosinya saat ini dan tuan Kim lebih memilih diam.
"Apa ayah tahu tentang projek Brain-Tube yang sedang pihak laboratorium kembangkan?" tanya Seokjin tanpa basa-basi pada sang ayah. Tuan Kim nampak tertegun mendengar pertanyaan itu.
"Brain-Tube?" gumam Jungkook di balik pintu itu.
"Benar ya?" ucap Seokjin setelah melihat perubahan air muka sang ayah. Tuan Kim hanya bisa menghela napas karenanya.
"Darimana kau tah—"
"Aku menggantikan kakek menghadiri makan makan bersama dengan pihak rumah sakit dan mendengar semuanya, yah. Jadi Seokjin minta, tolong katakan semuanya. Ini demi keluarga kita." Ucap Seokjin dengan tatapan memohon. Ia benar-benar belum siap jika harus kehilangan adiknya.
"Apa benar Taehyung menjadi salah satu pasien yang akan mendapat penanganan itu, yah? Tolong jawab semua pertanyaanku ini!" kali ini Seokjin mulai mengeraskan suaranya karena tak kunjung mendapatkan balasan dari sang ayah.
"Maaf Seokjin-ah.." ucapan tuan Kim membuat Seokjin menggeleng tak percaya.
"Aku tak membutuhkan maaf darimu yah. Aku hanya ingin kepastian semua ini. Jangan bilang Taehyung juga akan melakukannya." Tuan Kim mengangguk sembari melepas kacamata yang sedari tadi ia gunakan.
"Tolong dengarkan semua penjelasan dari ayah saat ini. Semua yang kau ucapkan benar. Brain-Tube dan Taehyung semuanya benar. Maafkan ayah." Seokjin dan Jungkook yang mendengarnya mencoba untuk tetap tenang dan mendengarkan setiap penjelasan dari sang ayah. Jungkook harus menahan diri untuk tidak ikut masuk dalam pembicaraan penting ini.
"Diumur 23 tahun Taehyung, ia akan langsung mendapat penanganan itu. Dia sudah melakukan beberapa checkup dan hasilnya bagus. Ayah sempat khawatir tentang kemungkinan buruknya tapi setelah mendengar dan melihat sendiri salah satu pasien yang sudah dimasukkan 'tube' itu membaik pikiran ayah menjadi lebih terbuka. Ayah pikir, Taehyung kita juga akan seperti itu." jelas tuan Kim.
"Bagaimana jika tidak yah? Bagaimana jika tube itu justru menyakiti Taehyung? Bagaimana jika Taehyung tak sembuh dan justru membuatnya meninggalkan kita." Ucap Seokjin tak setuju.
"Mengapa kau berpikiran seperti itu Jin-ah? Bukankah ini yang kau inginkan? Bukankah ini yang Jungkook juga inginkan? Lalu tunggu apalagi? Dengan adanya penanganan itu Taehyung akan segera sembuh. Bukankah itu bagus?" ucap tuan Kim yang sama sekali tak paham dengan pikiran putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .