Thor Balikkk
.
.
.
.
Happy Reading Good Reader^^
.
.
.
Aku pikir libur kelulusanku akan cukup panjang, tapi seiring berjalannya waktu. Beberapa hari lagi aku sudah harus masuk kelas untuk kuliah. Aku belum menyiapkan apapun untuk hari pertamaku masuk kuliah.
Seokjin hyung bilang, aku tak perlu tinggal di dorm karena jarak rumah dengan kampus hanya butuh waktu dua puluh menit. Jadi bersepeda ataupun naik bus tak apa. Aku tak terlalu mempermasalahkannya. Toh jika aku jalan kaki akhirnya juga akan sampai ke kampus.
Jimin beberapa hari ini main ke rumah karena harus mengerjakan laporan hari pertama ospek. Di sini tidak menerapkan ospek yang aneh-aneh. Hanya disuruh mengerjakan laporan dan hari pertama berkumpul di aula untuk penyambutan. Hanya seperti itu dan setelahnya tak ada kita masuk kelas seperti biasa.
Jimin banyak berubah, dulu sewaktu di SMA dia masih memakai kacamata dan wajahnya pipinya sedikit gemuk. Terlihat lucu saat tersenyum, tapi sekarang ia cukup berbeda. Pipi nya sedikit tirus dan gaya berpakaiannya juga sudah berubah cukup banyak. Bahkan kacamata yang selalu setia menemani sudah tak lagi bertengger di hidung mungilnya.
"Kau tak banyak berubah Tae. Aku pikir kau akan banyak berubah setelah kita satu bulanan tak bertemu." Celotehnya.
"Mnn." Jawabku.
"Apa kau sudah menyiapkan kebutuhanmu di kelas pertama besok? Ku dengar jurusan Psikolog sangat keren. Banyak wanita cantik disana dan gedungnya benar-benar modern." Mungkin Jimin banyak berubah di luar tapi ternyata dalamnya masih sama.
"Belum beli."
"Kenapa belum beli? Besok kan hari penyambutan. Kau harus membeli beberapa alat tulis dan juga pakaian baru yang cocok untuk anak jurusan Psikolog." Aku menggeleng pelan.
"Tidak perlu. Di lemari masih banyak, Jim."
"Benarkah?" kulihat Jimin berjalan menuju lemari bajuku. Membukanya, tidak, kurasa mengobrak-abriknya. Aku menghela napas pelan.
"Aku harus merapikannya lagi." Gumamku.
"Tae, aku menemukan hoodie ini. Boleh aku meminjamnya besok?" Jimin membawa keluar hoodie yang sudah tak pernah aku pakai karena kecil menurutku.
"Ambil saja."Jimin terlihat sangat senang. Dia bahkan mengucapkan banyak terimakasih. Dia lalu kembali masuk dan mengacak-acak kembali lemari.
Aku bilang untuk mengambilnya beberapa karena di lemariku memang sudah terlalu banyak pakaian yang jarang sekali aku pakai. Jimin berakhir pulang dengan membawa tas besar isi pakaianku.
.
.
Hari ini makan malam hanya dengan Jungkook. Seokjin hyung sedang ada perlu dan ayah sudah kembali ke Jepang lagi beberapa hari yang lalu. Seokjin hyung dulu pernah dipaksa untuk mengikuti jejak ayah namun ia menolak karena kedokteran bukanlah bidang yang ia sukai.
Jungkook sendiri adalah orang yang bebas. Dia melakukan apapun yang ia sukai karena dia anak terakhir. Mungkin karena ayah juga memanjakannya. Aku sendiri tak terlalu mempermasalahkan hal itu.
Aku pikir dengan menjadi anak baik dan penurut ayah akan tetap menyayangiku. Itu sudah cukup untukku.
"Hyung, malam ini temani Jungkook ke toko sepatu ya. Aku ingin membeli sepatu untuk pertandingan basket besok lusa." Pintanya
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .