Thor balikk lagiii
.
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
.
.
Seokjin masih terdiam menatap Taehyung. Jungkook bahkan masih saja terisak karena darah di lengan Taehyung masih terus menetes jatuh ke lantai tanpa henti. Taehyung pun menatap Seokjin tak kalah lekat.
"Aku ingin melakukan penanganan itu, hyung. Aku ingin sembuh." Ucap Taehyung yang masih memegang pisau surat yang sudah berhasil menyayat lengannya cukup dalam itu. Seokjin menggeleng.
"Tidak Tae. Penanganan itu terlalu beresiko untukmu. Aku mendengar sendiri dari pihak laboratorium. Ada tiga pasien sepertimu yang sudah menjadi korbannya dan hyung tak ingin kau menjadi selanjutnya." Ucap Seokjin panjang lebar.
"Tapi satu diantara mereka masih hidup sampai sekarang setelah mendapat penanganan, hyung." Ucap Taehyung yang sukses membuat Seokjin melebarkan matanya.
"Darimana kau tahu itu, Tae?" tanya Seokjin tak percaya.
"Pihak laboratoriumlah yang memberitahukan semuanya, termasuk satu pasien yang dipulangkan karena masalah mental dan kau tahu itu siapa hyung? Dia adalah ibu Seungcheol." Jungkook terisak lebih keras dan Seokjin hanya bisa memegang dahinya pening.
"Aku tak ingin berakhir seperti ibu dari sahabatku, hyung. Aku ingin sembuh dan menjadi normal agar bisa menikmati waktuku bersama kalian. Apa itu sulit, hyung?"
Entah karena apa, tapi Taehyung benar-benar berbicara sangat panjang kali ini. Tidak seperti Taehyung yang kaku dan dingin. Emosinya perlahan terbentuk dengan sendirinya di dalam tubuhnya dan Seokjin hanya bisa tertegun.
"Tapi bagaimana jika penanganan itu kau justru tidak sembuh dan berakhir sekarat? Hyung tidak mau kehilanganmu. Jungkook pun juga. Dengan dirimu yang seperti ini, itu sudah cukup bagi kami Tae. Kumohon batalkan ya.." bujuk Seokjin pada sang adik.
"Kita belum mencobanya hyung. Jika aku belum mencobanya, kita tidak akan tahu."
"Jangan bermain-main dengan nyawamu, Tae!" teriak Seokjin kali ini. Ia benar-benar tidak mengerti arah jalan pikiran Taehyung sekarang.
"Sejak kecil dulu aku memang sudah bermain dengan nyawaku sendiri hyung. Hyung dan Jungkook pasti tahu seberapa banyak aku melukai diriku tanpa sadar. Jadi untuk kali ini, aku ingin melakukannya." Ucap Taehyung tetap teguh akan pendiriannya.
"Hyung.. Kookie mohon jangan lakukan itu, ya? Ayo pergi ke ayah dan mengobati lenganmu. Hyung sudah kehilangan banyak darah." Ucap Jungkook yang mencoba menahan airmatanya. Taehyung menggeleng, ia menolak untuk diobati.
"Bisakah kalian mengabulkan satu-satunya permintaanku selama aku hidup ini? Aku sangat ingin melakukannya. Aku sudah melakukan banyak hal untuk kalian. Aku juga sudah menuruti semua ucapan kalian. Jadi, bisakah kalian mengabulkan permintaanku ini hyung? Aku ingin sembuh." Ucap Taehyung.
"Apa kau menyayangi kami, Tae?" Taehyung mengangguk.
"Ini bukan tentang menyayangi atau tidak, hyung. Pertanyaan itu seharusnya hyung sudah tahu jawabannya. Aku melakukan ini karena aku sangat menyayangi kalian. Aku ingin sembuh sehingga kalian tak perlu banyak berkorban lebih banyak dari ini. Biarkan aku melakukan ini agar aku bisa menebus semua hal yang sudah kalian lakukan padaku." Seokjin meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .