Double upp..
.
.
.
Benar-benar detik-detik Ending..
.
.
Good Reader siap??
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
.
"Scoups hyung sudah sadar Kook. Dia sudah bangun. Ya Tuhan..." ucap Mingyu kegirangan saat mendapat pesan dari hyungnya. Jungkook juga ikut senang karena secara Scoups sudah seperti hyung baginya.
Siang ini mereka sedang latihan basket bersama karena beberapa minggu lagi memang akan segera dilakukan turnamen antar sekolah. Mereka berdua berlatih sangat kerasa untuk beberapa hari ini.
"Setelah latihan selasai kita langsung ke rumah sakit, Gyu." Mingyu mengangguk senang karena ucapan Jungkook. Mereka kembali ke lapangan setelah sang pelatih memanggil mereka.
Keringat bercucuran deras, padahal masih awal tahun. Mingyu dan Jungkook mengambil libur musim dingin mereka untuk berlatih karena di musim semi mereka sudah masuk ajaran baru dan menjadi senior.
Jungkook sangat menyukai basket sejak kecil. Ia bahkan sering berlatih bersama Yoongi, sepupunya karena Yoongi memang sangat ahli dalam bermain permain tersebut. Tapi semenjak ia pindah ke Jepang, ia jadi jarang berolahraga dan bermain basket dengan teman-temannya karena harus terus mengawasi sang hyung.
Jungkook merasa bersyukur, meskipun kepindahannya dengan sang hyung sedikit dipaksakan dan terkesan begitu memuakkan. Ia masih bisa bertemu dengan orang-orang baik seperti Mingyu dan saudaranya.
Jungkook merasa memiliki keluarga lain yang mana juga akan mengulurkan kedua tangan mereka untuk membantu Jungkook dan Taehyung. Untuk kesekian kalinya ia merasa bersyukur dapat mengenal Mingyu dan yang lainnya di negeri sakura ini.
Pukul tiga sore, latihan dihentikan dan mereka berdua segera bergegas menuju rumah sakit. Jungkook duduk dengan nyaman di samping kursi kemudi karena Mingyulah yang menyetir. Maklum saja, ia masih tinggal di kediaman Choi bersaudara meskipun sudah berbaikan dengan sang ayah beberapa waktu yang lalu.
Katanya sih masih betah dan nyaman di rumah mereka. Jadi Tuan Kim pun juga setuju-setuju saja. Toh, Choi bersaudara juga kolega keluarga mereka. Bahkan tak segan-segan tuan Kim meminta Mingyu dan kedua hyungnya untuk memanggilnya dengan sebutan 'Ayah', setelah mengetahui keadaan mereka bertiga.
Mingyu tentu merasa senang karena setelah sekian lama, ia akhirnya memiliki figur ayah kembali. Ditambah lagi, Jungkook sudah seperti saudara kembar baginya. Sama-sama tampan, tinggi, pintar memasak, dan banyak lagi kelebihan yang lain. Yang tentu sukses membuat mereka berdua membusungkan dada saking pedenya.
Tak perlu menunggu lama, Jungkook dan Mingyu sampai ke rumah sakit. Mereka tanpa menunggu lebih lama lagi langsung menuju ruang rawat Scoups.
Mingyu membuka kamar rawat itu dengan semangat. Mungkin saking ingin bertemunya dengan sang hyung. Ia berjalan cepat mendekati sang hyung yang terlihat mengobrol seru dengan Taehyung dan seorang pria yang memunggunginya.
Jungkook tampak terdiam melihat punggung lebar pria tersebut. Ia tentu mengenal dengan baik punggung siapa itu. Pria itu membalikkan tubuhnya ketika mendengar derapan kaki mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .