26

1.6K 211 5
                                    


Double uppp

.

.

.

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

.


Benar apa yang dikatakan Namjoon. Saat ini Jungkook sedang muntah hebat dan sontak membuat Taehyung segera ke kamar mandi untuk mengecek keadaan adiknya. Jungkook merasakan tangan seseorang menepuk pelan punggungnya.

"Pelan-pelan Kookir." Ucap Taehyung pelan. Jungkook masih sibuk dengan acara muntahnya dan sungguh kepalanya benar-benar pening sekarang.

"Hah...hah..hah.. Tae..hyung" panggil Jungkook lirih.

Taehyung dengan segera memapah adiknya itu kembali ke ranjang. Jungkook tampak tak berdaya setelah memuntahkan semua isi perutnya. Tolong ingatkan Taehyung untuk memarahi Jungkook setelah ia membaik nanti.

Jungkook membaringkan tubuhnya sendiri. Beberapa kali ia mendesah karena kepalanya berdenyut tak nyaman.

"Hyung panggil dokter Mira sekarang." Jungkook menggelengkan kepala. Tidak untuk dokter yang satu itu. Rekan ayahnya itu adalah orang yang begitu cerewet dan Jungkook tak menyukainya.

"Jangan hyung. Kookie baik-baik saja. Sungguh." Cegah Jungkook.

"Tapi..."

"Aku baik-baik saja hyung. Sebaiknya bisakah hyung bawakan aku air hangat. Tenggorokanku sangat sakit sekarang." ucap Jungkook merengek pada sang hyung.

"Mnn." Taehyung berlalu menuju dapur yang dimana Namjoon masih disana ditemani pelayan Han.

"Ada apa Tae?" tanya Namjoon penasaran.

"Jungkook bangun dan muntah." Namjoon mengangga mendengar ucapan Taehyung. Perkiraannya benar ternyata. Namjoon kemudian bergegas menuju kamar Jungkook sedangkan pelayan Han menghampiri Taehyung untuk membantu tuan mudanya itu.

Namjoon tampak tergesa-gesa menuju kamar sepupunya itu. Tolong siapa saja ingatkan Namjoon untuk menggeser pintunya dan bukan menarik atau mendorong pintu itu. Dia sedikit pula dan perusak yang handal.

"Jungkook..." syukurlah dia tahu bagaimana membuka pintu dengan benar.

" Namjoon hyung? kapan kau kemari?" tanya Jungkook sedikit serak.

"Kau pikir kau kembali ke kemarmu dengan naik sapunya harry potter? Aku yang membawamu pulang, sialan." Ucap Namjoon kesal.

"Benarkah?" Jungkook tak percaya dengan fakta itu.

"Terserah kau mau percaya atau tidak. Aku harus berbicara padaku sekarang." ucap Namjoon mendekati ranjang Jungkook, namun tiba-tiba ponsel Jungkook berbunyi dan menampilkan nama Mingyu disana.

"Iya Gyu?"

'Yak! Dimana kau sekarang?!" Jungkook sedikit menjauhkan ponselnya karena teriakan Mingyu yang bukan main.

"Aku dirumah sekarang?" ucapnya santai.

'Aku tak percaya. Foto kamarmu.' Jungkook mendengus kesal pada kelakuan sahabatnya itu. Namjoon hanya terdiam sembari melihat Jungkook mengambil foto kamarnya sembari mendumel kesal.

"Sudah. Kau puas?" ucap Jungkook.

'Sebentar. Akan kulihat. Yak! Mana kau nya? Seharusnya kau masuk di foto juga.'

"Yak! Choi Mingyu sialan!" teriak Jungkook yang sukses membuat Namjoon menutup telinganya.

'Ok, gema ini membuatku percaya. Yak! kau tahu bagaimana khawatirnya Taehyung hyung padamu? Dia bahkan menelpon kedua hyungku dan menanyakan tentangmu. Kemana saja kau, sialan? Jangan membuat Taehyung hyung kesusahan!' omel Mingyu yang sudah seperti emak-emak.

"Hmm. Maafkan aku. Aku sudah dirumah sekarang dan berhenti mengomeliku, sialan." Ucap Jungkook sembari menutup panggilan itu sepihak. Ia tidak tahu jika sekarang Mingyu sedang marah-marah tak jelas dan mengakibatkan dirinya menjadi bahan gosipan pelanggannya sendiri.

"Kalian tampak begitu menyayangi."Ejek Namjoon pada Jungkook. Pintu tiba-tiba terbuka dan terlihat Taehyung membawa segelas air hangat dan semangkuk bubur.

"Taehyung-ah? Bisa kau kupaskan hyung beberapa apel dan melon?" pinta Namjoon pada sepupunya itu.

"Kupas sendiri hyung. Kau tak kasian Taehyung bolak-balik terus?" protes Jungkook

"Dan kau tega hyungmu ini akan mengupas tangannya sendiri jika melakukannya?" ucap Namjoon tak terima dan membuat Jungkook mendengus kesal. Taehyung mendehem pelan dan kembali keluar.

"Aku harus bicara denganmu sekarang Kook. Aku ingin memastikan sesuatu." Ucapan Namjoon menjadi lebih berat sekarang. Jungkook terdiam seolah siap untuk menjawab pertanyaan hyungnya itu.

"Apa Taehyung sudah mendapat perawatan? Kau harusnya tahu apa maksud hyung Kook." Jungkook menggeleng pelan.

"Belum. Taehyung hyung sama sekali belum mendapat perawatan intensif hyung, tapi beberapa hari yang lalu rekan dari hyungnya temanku adalah seorang psikolog. Aku membawanya kesana selama 2 kali seminggu dan perkembangannya cukup baik meski sedikit lambat." Jelas Jungkook

"Perkembangan yang mana yang kau maksud Kook?" tanya Namjoon memastikan.

"Emosinya hyung. Meski sangat sedikit untuk respons pada wajahnya, tapi beberapa respon tubuhnya cukup terlihat. Untuk syaraf yang di akibatnya karena CIPA...."Jungkook tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Ayah belum memberikan perawatan mengenai hal itu hyung. Aku sudah memintanya tapi ayah seolah tak peduli." Ucap Jungkook menjadi sendu.

"Aku tak tahu harus bagaimana lagi hyung. Aku hanya takut Taehyung hyung mengalami lebih banyak lagi rasa sakit yang sama sekali tak bisa ia rasakan." Jelas Jungkook yang benar-benar tak tega dengan sang hyung. Namjoon ikut menghela napasnya.

"Tapi aku sungguh bersyukur karena respons emosinya baik Kook. Aku sempat heran pada beberapa tingkahnya tadi. Ternyata sudah mulai membaik meski lambat. Aku senang melihatnya."ucap Namjoon bangga pada adik sepupunya itu. Jungkook tersenyum senang pada Namjoon.

"Sungguh aku sangat berterimakasih pada rekan hyungnya temanku itu, hyung. Kami sama-sama orang korea yang pindah ke Jepang dan hyung temanku adalah 95line. Yang lebih beruntungnya lagi, Scoups hyung memiliki beberapa hobi yang sama seperti Taehyung hyung. Itu seperti Taehyung hyung memiliki teman yang bisa ia ajak membahas hobinya."

"Scoups?" Jungkook mengangguk pelan.

"Itu nama panggilan akrabnya hyung. Nama aslinya adalah Choi Seungcheol."

"Choi Seungcheol? Apa dia salah satu teman dekat dari Kwon Hoshi?" tanya Namjoon memastikan. Jungkook mengangguk antusias.

"Bagaimana hyung bisa tahu?!" tanya Jungkook penasaran.

"Dia adalah rekan dancenya Hoseok." Mulut Jungkook terbuka dengan tak etis.

"Wahhh.. apa ini? Mengapa dunia begitu sempit?" ucap Jungkook tak percaya?

"Sempit?" ucap seseorang yang membuat Jungkook dan Namjoon menoleh bersamaan.

"Ah.. bukan apa-apa hyung. Hanya obrolan lelaki." Ucap Jungkook sembari menyengir lebar.

.

.

.

.

.

.


UnFeeling (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang