Jadi udah siap gak nih, Good Reader^^
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
Setelah hampir setengah jam lamanya, akhirnya Scoups dapat dipindahkan ke kamar rawat. Semua orang nampak menjaga Scoups yang kepalanya diperban, kecuali Jungkook dan Taehyung karena sang hyung sedang berada di ruangan kerja sang ayah. Mau tak mau Jungkook juga harus menemani sang hyung karena baru saja mendonorkan dua kantong darangnya.
Taehyung terlihat duduk tenang sembari menyeruput jus strawberry yang dibelikan oleh salah seorang perawat. Jungkook lebih memilih diam menatap sang hyung yang sedang sibuk menghabiskan dua kotak susu itu sendirian.
Terlihat tuan Kim tengah sibuk membereskan pekerjaannya yang sudah beberapa hari yang lalu terselesaikan meskipun masih berserakan di meja kerjanya. Jungkook melirik sang ayah diam. Terlihat jelas gurat lelah dari ayahnya tersebut namun ia memilih diam.
"Kau sudah makan Jungkook-ah?" tanya tuan Kim pada Jungkook setelah selesai merapikan mejanya.
"Belum." Jawabnya singkat.
"Pesanlah sesuatu di nomor yang ada di meja itu. Kantin rumah sakit akan mengantarkannya kemari nanti." Ucap tuan Kim lembut pada putranya.
Jungkook menatap kartu nama yang tertera di atas meja tamu ayahnya itu dan merogoh ponselnya. Ia mengetik beberapa menu makanan yang akan ia makan dan bersama dengan sang ayah dan hyungnya.
"Sudah?" tanya tuan Kim memastikan. Jungkook mendehem. Akhirnya Taehyung benar-benar menghabiskan dua kotak susu tersebut dan sukses membuat Jungkook mendengus kesal.
"Hari ini kau banyak minum jus hyung. Nanti malam jangan meminumnya lagi. Perutmu akan sakit nanti." Taehyung mengangguk patuh.
"Tak apa, Kook. Hyungmu baru saja mendonorkan dua kantong darahnya, ia butuh asupan vitamin untuk tubuhnya. Bagaimana keadaan lenganmu Tae?" tanya tuan Kim pada Taehyung.
"Sudah membaik. Jungkook merawatnya dengan baik, yah. Emm.. boleh Taehyung pergi ke toilet sekarang?" Ucap Taehyung. Mungkin karena ia terlalu menengak air dan membuatnya ingin segera mengeluarkannya. Tuan Kim mempersilahkan dan meninggalkan Jungkook berdua dengan sang ayah. Suasana ruangan itu mendadak sunyi.
"Kata Taehyung, kalian berdua pergi ke Akita setelah insiden kemarin. Apa itu iya Kook?" Jungkook menatap ayahnya tak suka. Ia merasa kesal karena hyungnya tak bisa menjaga rahasia.
"Mengapa kau tak mengabari kami? Kalian membuat kami khawatir." Jungkook terkekeh singkat mendengar tuturan ayahnya yang hangat itu.
"Benarkah? Bukankah ayah ingin membawa Taehyung ke laboratorium? Aku membawa pergi Taehyung hyung karena aku tak ingin hyungku menjadi kelinci percobaan laboratorium rumah sakit ini, yah." Ucap Jungkook terus terang. Ia sudah muak sekarang.
"Itu hanya salahpahaman, Jungkook-ah.. ayah tak bermaksud membawa hyungmu ke lab."
"Jika ini bukan kesalahpahaman lalu kenapa ayah bicara seperti itu? Taehyung hyung itu manusia, bukan kelinci percobaan."
"Itu karena kau tak memberi kesempatan ayah untuk menjelaskan semua, nak. Ayah tahu kau sangat marah dengan semua hal yang ayah lakukan akhir-akhir ini, tapi ayah minta dengarkan penjelasan ayah kali ini." pinta tuan Kim yang berjalan mendekati putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .