Thor balikkk...
.
.
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
..
Taehyung tertidur tak sadarkan diri setelah mendapat penanganan oleh pihak medis dan tuan Kim. Sungguh, sangat sulit untuk mencari pendonor yang cocok untuk sang anak karena memang Rh-nya berbeda. Sama seperti Scoups beberapa tahun yang lalu.
Untunglah masih tersisa dua kantong darah untuk sang anak dan pada akhirnya bisa segera ditangani dan diselamatkan. Seokjin menunggu Taehyung terbangun entah sampai kapan. Jungkook lebih memilih duduk dikursi sembari menyesap kopi yang baru ia beli di mesim minuman.
Sedangkan Joshua, ia sedang mengobrol serius dengan tuan Kim. Mungkin perihal Taehyung, karena mereka tahu kabar tentang tube itu sudah tersebar dikalangan orang-orang rumah sakit.
Jujur saja, Joshua merasa ada setitik harapan untuk kesembuhan sahabatnya begitu juga dengan tuan Kim. Mereka benar-benar berharap tube itu membantu banyak akan perkembangan Taehyung.
"Anda benar-benar sudah memikirkan semua hal tentang penanganan ini, dok Kim?" Tuan Kim masih terdiam. Ia bingung harus menjawab apa pada juniornya.
"Entahlah. Taehyung belum memberikan keputusan finalnya padaku. Akhir tahun ini pihak laboratorium berencana untuk melakukan penanganan itu pada Taehyung." Joshua mengangguk pelan, ia sedikit banyaknya tahu karena sudah mendengar dari rekannya dan juga kedua Kim bersaudara.
"Aku sangat terkejut dengan tindakan Taehyung, dok Kim. Setahu saya, ia bukan seorang yang menyukai selfharm dan bahkan ia selalu menjauhi tindakan semacam itu." Tuan Kim hanya bisa menghela napas.
"Malam tadi Seokjin dan Jungkook membicarakan tentang tube itu bersamaku. Seokjin menggantikan kakek untuk melakukan makan malam dengan kolega rumah sakit dan mendengarkan semuanya. Mereka berdua bersikeras memintaku membatalkan penanganan ini dan berakhir mereka mencoba membujuk Taehyung." Jelas tuan Kim.
"Apa mungkin Taehyung mencoba menunjukkan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja, dok? Maksud saya, beberapa bulan yang lalu Taehyung bicara banyak hal tentang ia yang selalu berakhir melukai dirinya tanpa sadar tapi ia sama sekali tak bisa merasakan rasa sakitnya. Ia bahkan memberitahuku tentang keinginan menjadi orang pada umumnya..." Joshua mengambil napas sejenak.
"Itulah mengapa ia sengaja menyayat lengannya di depan saudaranya sendiri karena ia sangat ingin melakukan penanganan itu. Apa mungkin seperti itu dok Kim?" tuan Kim hanya bisa mengangguk menyetujui kesimpulan yang Joshua buat.
"Kau pasti tahu banyak tentangnya, Josh." Joshua tersenyum lembut pada tuan Kim dan mengangguk samar.
"Kami sahabat dekat dok. Tapi yang paling tahu tentang Taehyung adalah Seungcheol. Ia selalu kemari bersamanya ketika Jungkook tak bisa mengantarkannya untuk terapi." Dok Kim tertegun dengan hal itu.
Sebegitu baiknya Scoups pada putranya karena mau menjadi seorang yang membantu Taehyung untuk sembuh. Bahkan tuan Kim tentu sangat tahu seberapa sibuknya pemuda bermarga Choi yang memiliki bisnis yang sangat pesat di negara sakura ini.
"Aku sangat bersyukur putraku memiliki orang-orang yang sangat baik seperti kalian." Joshua terkekeh dengan pujian dokter seniornya.
"Kami yang bersyukur karena mengenalnya, dok Kim. Dia pria yang baik dan penuh kejutan. Kami senang keadaan emosi Taehyung perlahan membaik. Alexthymia bisa disembuhkan dengan terapi." Tuan Kim mengangguk setuju.
"Ya, meskipun CIPA bukanlah penyakit yang mudah ditangani." Tuan Kim terkekeh pada dirinya sendiri. Ya, bagaimana tidak, beliau sudah mencoba mencari banyak cara bersama dengan pihak laboratorium untuk masalah ini karena pasien seperti Taehyung tidak hanya ia seorang di dunia ini.
"Semua akan baik-baik saja, dok Kim. Kita harus percaya dengan apapu keputusan Taehyung."
"Kau benar, Josh. Seorang benar-benar pantas menjadi seorang psikiater. Pantas saja banyak perawat yang mengagumimu. Ternyata dokter Yoon selalu seperti ini(bijak, tenang, dan ramah)." Joshua terkekeh dengan pujian itu.
"Kau benar dok Kim. Saya pun juga berpikiran seperti itu."
*Cklek..
"Ayah, Shua hyung.. Taehyung bangun.." ucap Jungkook setelah tiba-tiba membuka pintu ruang rawat itu. Karena tuan Kim dan Joshua memang sedang mengobrol di kursi tunggu koridor rumah sakit itu.
Tuan Kim segera masuk, sedangkan Joshua melirik sebentar jam tangannya. Pukul 12 malam, ia mengernyitkan dahi. Ini masih terlalu larut untuknya bangun, gumam Joshua yang mengikuti tuan Kim.
Terlihat Seokjin sedang mengelus lembut surai Taehyung, sedangkan Taehyung terlihat sedikit sayu karena baru terbangun.
"Ini masih terlalu larut untuk bangun, Tae." Ucap Joshua pada Taehyung. Taehyung melirik pelan sahabatnya yang ternyata ikut berkumpul bersama keluarganya.
"Sebaiknya kau tidur lagi. Lenganmu sudah ayah jahit dan akan segera membaik. Perlukah ayah suntikkan obat tidur agar kau bisa lebih cepat istirahat?" ujar tuan Kim. Taehyung menggeleng pelan. Ia belum ingin tidur dengan sendirinya saja.
"Ayah..." panggil Taehyung lirih.
"Aku ingin melakukannya. Aku ingin sembuh." Semua orang di ruangan itu terdiam. Tuan Kim dan Joshua tersenyum sembari mengangguk samar.
"Iya nak. Kau akan segera mendapat penanganan itu." ucap Tuan Kim sembari menatap Seokjin dan Jungkook agar ikut menyetujui keputusan Taehyung.
"Hyung..." panggil Taehyung.
"Maafkan hyung, Tae. Hyung tanpa sadar menjadi egois dan lupa akan perasaaanmu. Hyung akan mendukung apapun keputusanmu." Jungkook mengangguk.
"Begitu juga denganku hyung. Maafkan Kookie karena memaksa hyung untuk membatalkan penanganan itu. Kookie juga ingin hyung sembuh." Ucap Jungkook.
"Apapun keputusanmu aku dan yang lainnya akan selalu berada disampingmu, Tae." Joshua tersenyum hangat pada sahabatnya itu.
"Terimakasih.."
"Sekarang tidurlah. Ini sudah sangat larut. Kami akan menjagamu." Ucap Seokjin yang meminta adiknya untuk tertidur lagi, tapi justru Taehyung menggelengkan kepala dan sukses membuat orang di ruangan itu terheran seolah berkata 'kenapa'/ 'ada apa' padanya.
"Kalian juga harus beristirahat. Aku akan tidur sampai pagi dan kembali sehat." Semua orang di ruangan itu hanya bisa terkekeh dengan ucapan Taehyung.
"Iya-iya.. selamat malam Tae." Taehyung mengangguk dan mulai memejamkan matanya yang ternyata kembali memberat itu.
.
.
.
.
.
.
Maaf kalo chapter kali ini pendek banget ya Good Reader...
Soalnya ada beberapa tugas akhir yang harus Thor kerjain setelah ini..
.
.
Ah, dan juga kalau Good Reader tak keberatan untuk membantu Thor men-vote dan komen cerita Thor yang bahasa Inggris di second akun Thor..
Judulnya LACUNE DE AME
Untuk tugas akhir semester ini..
Mohon bantuannya ya Good Reader-nya Thor..
Terimakasih banyak^^
.
.
Sampai jumpa lagii^^
KAMU SEDANG MEMBACA
UnFeeling (Tamat)
Short StoryAjari aku bagaimana bahagia tanpa perlu merasa khawatir dan takut. Ajari aku bagaimana tersenyum dan menangis seperti layaknya mendapat kebahagiaan dan kesedihan. - Taehyung. . . . . .