44

1.2K 162 0
                                    


.

.

..

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

.

.

.

.

.

(Taehyung Pov)

Hari ini tepat tiga hari aku dan Jungkook di Akita. Scoups dan Shua baru saja pergi tadi pagi karena suatu urusan penting. Aku menghabiskan waktuku dengan menulis beberapa lembar ceritaku yang sempat terhenti karena kesibukan kuliah dan mengurus perusahaan.

Kulihat Jungkook tengah sibuk dengan ponselnya dan tiba-tiba ia sudah berdiri di belakangku. Ia membaca sekilas ceritaku yang belum selesai itu.

"Apa itu bukumu yang akan diterbitkan besok?" tanyanya padaku. Aku mengangguk pelan.

"Sudah sampai bagian mana?" aku menjawab seadanya yang aku ketahui. Karena kenyataannya aku masih kurang begitu memahami cerita yang aku tulis ini.

Jungkook bertanya beberapa hal tentang saat kami sering berkunjung menemui Shua. Aku pikir Shua adalah orang yang baik. Dia banyak sekali tersenyum dan ramah, seperti kembarannya.

Pertama kali aku bertemu dengan Shua bersama Jungkook dan Scoups kesan pertama adalah cantik. Senyumnya cantik dan itu membuatku heran. Aku pikir di dunia ini tidak ada orang yang memiliki senyum secantik dan selembut itu.

Bahkan Scoups dan Jeonghan yang sering bertemu denganku tidak memiliki senyum secantik itu, tapi senyum mereka berdua juga manis. Aku suka melihat bulu mata Scoups yang sangat panjang dan indah itu. Itulah mengapa aku suka memandangnya saat ia berbicara.

Ia sangat banyak bicara seperti Mingyu adiknya. Aku mengetahui mereka dari saat kami sering menghabiskan waktu bersama di kediaman mereka. Ketiga Choi bersaudara itu sangat hangat dan lucu.

Aku jarang melihat Wonu mengobrol karena dia selalu sibuk dengan ponselnya. Apa matanya tidak sakit selalu melihat ponselnya setiap waktu?

Beberapa hari yang lalu, di malam natal, Jungkook dan aku menghabiskan waktu bersama di rumah Choi lagi. Entah sudah berapa kali kami mengunjungi mereka hingga kami jarang sekali berada di rumah.

Aku menjadi jarang melihat ayah setelah kembalinya Seokjin hyung ke Seoul untuk mengurus kafe dan bisnis lainnya. Aku merindukan mereka berdua. Apa mereka menghabiskan malam natal dengan baik?

Di malam natal itu aku tak sengaja menjatuhkan piring dan berakhir pecah lalu membuatku terpeleset. Semua orang menatapku dengan ekspresi terkejut. Scoups menarik tanganku untuk berhenti mengambil pecahan piring yang berserakan parah itu.

Jeonghan dan Joshua menatapku dengan ekspresi sama seperti Scoups dan Jungkook.

"Ya Tuhan, kau terluka Tae." Ucap Shua berteriak sakit terkejutnya mungkin. Aku menatap diam lenganku yang sudah berlumuran darah. Ah, sejak kapan tanganku terluka. Jungkook duduk disampingku dan menyangga tubuhku yang aku sendiri bingung mengapa ia melakukannya.

Aku mengambil beberapa pecahan kaca yang menancap dikulitku. Mingyu terlihat berlari membawa kotak P3k dan diberikan pada Shua.

Shua nampak sedikit ngeri melihat lukaku. Ia terlihat begitu hati-hati membersihkan lukaku. Aku sesekali bisa mendengarnya mendecak resah.

"Aku kesulitan mengambil pecahan ini. Ini terlalu dalam." Ucapnya. Apakah benar? Aku tak merasakan ada pecahan yang lain.

"Aku harus mengambil alat medisku di mobil. Tunggu sebentar Tae." Shua hendak pergi dan aku segera mencegahnya. Aku bilang itu tak perlu dan mengambil pecahan yang Shua maksud.

UnFeeling (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang