48

1.1K 152 0
                                    

.

.

.

.

Choi bersaudara kembali beraktifitas seperti biasanya lagi. Scoups kembali mengunjungi beberapa kafe miliknya untuk mengecek beberapa hal yang sempat ia tinggalkan dan berharap bertemu dengan Kim Seokjin secara tak sengaja.

Mingyu dan Wonu pagi ini benar-benar pergi ke Akita untuk mengunjungi Jungkook dan Taehyung, sekalian Wonu juga ingin mengecek perkembangan kafe yang baru ia dekor ulang itu.

"Kau sudah membawa baju hangatmu hyung?" tanya Mingyu sembari fokus mengemudi. Ia hanya takut jika hyungnya kedinginan saat mereka tiba di Akita nanti.

"Sudah Gyu. Kalau nanti masih dingin, kita bisa membeli jaket lagi disana." Ucap Wonu santai.

"Mentang-mentang punya uang banyak, beli jaket aja kayak beli permen." Gumam Mingyu kesal. Mobil yang mereka kendarai itu melaju kencang di jalanan bulan Januari yang dingin itu. Wonu tampak menikmati pemandangan sekitar yang cukup mencuri perhatiannya.

"Sudah lama kita tak liburan kemari Gyu." Ucap Wonu tiba-tiba.

"Hmm.. sudah lama sekali ya hyung." ucap Mingyu sekenanya. Wonu dengan santai mengotak-atik playlist mobil Mingyu dan mencari lagu yang cocok untuk BGM mereka.

*Lagu Euphoria-Jungkook terputar.

"Lagu yang cantik." Puji Wonu.

Mereka pun melajukan mobil mereka sembari menikmati alunan musik. Hari yang dingin memang sangat enak kalau mendengarkan lagu dengan suara manis.

Tak perlu menunggu lebih lama, kedua Choi bersaudara itu akhirnya sampai ke kediaman Yoon bersaudara yang saat ini sedang dihuni oleh sahabat mereka.

"Jungkook-ah, Taehyung hyung!" teriak Mingyu sembari membawa dua kantong plastik yang berisi makanan itu.

Jungkook terkejut dengan kehadiran Mingyu dan Wonu yang begitu tiba-tiba. Ia sedang sibuk menikmati film bersama sang hyung saat Mingyu berteriak tadi. Jungkook terheran, padahal baru kemarin Mingyu merengek karena bosan tapi sekarang sudah main sampai di Akita.

"Kalian datang tanpa mengabari." Ucap Jungkook sembari dipeluk erat oleh Mingyu. Taehyung pun memeluk ringan Wonu dan Mingyu bergantian.

"Selamat datang." Ucap Taehyung.

"Gyu bawakan ini untuk cemilan tambahan." Ucap Mingyu sembari menyerahkan dua bungkus plastik pada Jungkook.

"Wonu bawakan ini untuk Taehyung hyung. Semoga kau menyukainya, hyung." ucap Wonu sembari membawa dua buku novel kesukaan pada Taehyung.

"Terimakasih Wonu-ah. Akan hyung baca nanti." Wonu mengangguk senang.

Jungkook segera membawa Mingyu dan Taehyung menuju kamarnya, setelah itu mereka menikmati waktu bersama. Seperti Mingyu yang meminta kookies yang Jungkook buat beberapa hari yang lalu dan Wonu yang menjelaskan dengan rinci game yang sedang ia mainkan sekarang karena Taehyung menanyakan hal itu.

Sore ini paman Mir datang dengan membawa sekeranjang kesemek kering dan basah. Jungkook dan Mingyu cukup antusias dengan buah yang satu itu. Dimana Jungkook suka kesemek basah dan Mingyu suka yang kering.

"Aku bisa membuat kue dari dua bahan ini, Kook." Ucap Mingyu dengan pede.

"Kalau begitu buatlah sekarang, mumpun sekalian makan malam bersama." Ucap Jungkook memerintah.

"Enak sekali kau asal ngomong. Bantuin. Hanya kita berdua disini yang jago masak Kook" Ucap Mingyu kesal. Jungkook seketika memendang Wonu dan Taehyung bergantian. Ia meringis mengingat cerita Mingyu mengenai hyungnya itu.

"Baiklah. Kita bagi tugas." Ucap Jungkook pada akhirnya.

Terlihat jelas dinding menyekat antara hyung line dan dongsaeng line. Dimana Taehyung dan Wonu yang sibuk dengan dunia game dan sastra mereka. Jujur saja, mereka tampak cocok menjadi partner menulis. Lalu Mingyu dan Jungkook yang terlihat sedang berperang di dapur.

Ya, mau gimana lagi. Hanya mereka berdua yang benar-benar jago memasak, lagipula bagi mereka itu lebih baik daripada meminta hyung masing-masing untuk membantu memasak dan berakhir menghancurkannya.

Jungkook terlihat sedang membuat pasta dan juga steak, sedangkan Mingyu disibukkan dengan bahan-bahan kue yang sudah ia masukkan segera ke dalam loyang. Ya, bagi mereka itu terlampau mudah.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya hidangan Jungkook selesai duluan daripada milik Mingyu yang harus menunggu beberapa menit lagi untuk matang.

Mereka berempat segera duduk di kursi mereka masing-masing dan menikmati makan malam dengan tenang. Mingyu beberapa kali memuji hasil masakan sahabatnya itu yang terasa enak.

"Kurasa kau harus membuka restoran Kook." Ucap Mingyu.

"Aku sudah membukanya Gyu." Mingyu menatap Jungkook tak percaya. Sejak kapan sobatnya itu membuka restoran.

"Bukan restoran sih, hanya pusat pembelajaan. Hehehe." Cengir Jungkook.

Mereka berempat tampak begitu hikmat menikmati makan malam mereka yang menyenangkan dan ramai itu.

.

.

.

Ditempat lain, Scoups tengah disibukkan dengan mengecek beberapa persediaan gudang dengan salah satu pegawai di kafe miliknya. Ia tampak puas dengan pekerjaan sang pegawai yang begitu amanat akan perintahnya.

"Tuan Choi, beberapa hari yang lalu ada seorang pria yang sehari sekali datang kemari mencari anda." Ujar sang pegawai itu. Scoups tersenyum ramah seolah tahu siapa pria yang pegawainya maksud.

"Saya beberapa kali memberitahukan padanya kalau anda sedang tidak akan di kafe untuk beberapa hari tapi pria itu masih saja kemari, tuan..."

'Pria yang teguh pendirian ternyata.' Gumam Scoups dalam hatinya.

"Pria itu meminta nomor telepon dan alamat kediaman anda, tuan Choi. Lalu saya tak memberitahukan hal itu sesuai yang ada minta." Jelas pegawai itu. Scoups mengangguk puas.

"Terimakasih banyak. Kau membuatku bangga Lee Chan." Ucap Scoups sembari menepuk pelan pundak pegawainya yang bernama Lee Chan itu.

Mereka berdua lalu kembali ke kasir dan mengecek kebutuhan yang lain. Lee Chan terlihat sedang memandang lurus pintu depan kafe mereka. Scoups ikut mengikuti arah pandang sang pegawai.

"Pria itu yang saya maksud, tuan Choi." Bisik Lee Chan. Scoups mengangguk paham dan meminta pegawainya untuk mengurusi pekerjaan yang lain dan menyerahkan kasir padanya.

"Selamat datang tuan, anda ingin pesan apa?" ucap Scoups pelan.

"Bisakah saya meminta waktu sebentar tuan Choi Seungcheol?" ucap Seokjin to the point.

'Pria yang lugas ternyata.' Batin Scoups dan kemudian mengangguk paham.

"Tapi sebelum itu, pesanlah minuman hangat dan beberapa makanan disini tuan Kim. Anda tampak begitu kacau." Ucap Scoups ramah.

"Latte dan gambas." Scoups segera menulis pesanan itu dan menyerahkan pada salah satu pegawainya.

"Tidak perlu membayar tuan Kim. Saya mentraktir. Mari kita duduk disana." Ucap Scoups sembari menunjuk meja yang terdapat dua kursi yang langsung menghadap view kaca luar kafe.

Seokjin tampak menurut saja dan mengikuti Scoups dari belakang dengan perlahan. Dia sudah merasa lelah karena beberapa hari ini memiliki jam tidur yang buruk dan pola makan yang kacau. Benar-benar kacau.

"Jadi ada perlu apa anda mencari saya tuan Kim? Saya mendengar dari pegawai saya bahwa anda mencari saya selama beberapa hari ini." Seokjin mengangguk mengiyakan ucapan Scoups.

"Saya ingin menanyakan keberadaan dua adik saya tuan Choi."

.

.

.

.


UnFeeling (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang