bayangan masa depan

1.4K 123 1
                                    

10 hari tidak bertemu dengan anak-anak membuat Rara menjadi kangen.. disekolah anak-anak sangat antusias menyambut Rara kembali mengajar, para bunda juga menyambut dan mengucapkan selamat secara langsung atas kemenangan Rara pada lomba beberapa hari yang lalu. Kegiatan hari ini adalah puncak tema di akhir tema semester 1. Tema tanaman dengan sub tema tanaman buah. Untuk kegiatan puncak tema, dipilihlah kegiatan membuat sate buah. Anak-anak menyiapkan dari rumah buah-buahan yang akan di buat sate buah. Dengan berbekal tusuk sate yang ujungnya tumpul dan buah-buahan yang telah dipotong-potong dadu anak-anak sangat bersemangat membuat sate buahnya masing-masing. Maura juga tampak bersemangat menusuk-nusuk buahnya membuat sate. Namun tidak semua anak bisa melakukan kegiatan tersebut. Sehingga Rara dengan cekatan membantu anak yang memerlukan bantuannya. Setelah membuat sate buah secara mandiri kemudian bersama-sama makan sate buatannya di halaman sekolah. Halaman depan di setting sedemikian rupa menyerupai tempat piknik atau rekreasi, dengan menggelar karpet di rerumputan halaman, mereka merasa seperti sedang piknik beneran. Selain bermain-main kegiatan pembelajaran juga diselipkan didalamnya, lagu-lagu tentang tema dinyanyikan bersama-sama dan juga muroza'ah surat-surat pendek juga dibaca bersama-sama, karena Minggu depan sudah diadakan evaluasi. anak-anak sangat menikmati acara puncak tema pagi ini, apalagi bunda Rara sudah kembali mengajar, rasanya sudah komplit pembelajaran di kelas A3. Siang harinya pak Rahmad sudah menunggu di parkiran depan, sudah menjadi tugas wajib untuknya menjemput dan mengantarkan nona mudanya dan calon nyonya nya setiap harinya.

"Maaf pak, jadi menunggu lama. Tadi masih ada rapat sebentar dengan dewan guru dan kepala yayasan" jelas Rara yang tak enak hati karena pak Rahmad harus menunggunya.

"Tidak apa-apa kok bunda, sudah tugas saya" jawab pak Rahmad ramah.

"Pak lahmat mau sate nggak, tadi Olla bikin sate buah di syekolah" kata Maura sambil menyodorkan sekotak bekalnya.

"Ndak non, makasih" jawab pak Rahmad. Tampak Maura cemberut mendengar penolakan itu.

"Ambil saja pak, tadi Maura bikin sendiri lho pak" Rara mencoba menawarkan kembali, setelah dilihatnya wajah Maura tampak kecewa.

"Ohh..baik, pak Rahmad ambil satu ya non" akhirnya pak Rahmad mencomot satu tusuk sate buah dari kotak bekal Maura. Wajah Maura tampak berseri-seri kembali. "Wahh..lezat sekali ya sate buahnya, non Maura pinter" puji pak Rahmad membuat Maura semakin lebar tersenyum. Ada rasa kebanggan didirinya karena sudah bisa membuat sate buah sendiri.

"Olla mau tunjukin ke papi boyeh..papi pasti syuka sate buah Bitinan Olla" kata Maura. Disambut anggukan dari pak Rahmad.

"Baik non, kita cuzzz kantor papi yaaa" pak Rahmad langsung menancap gas menuju kantor Dika. 20 menit perjalanan menuju kantor Dika. Maura sudah sangat hafal dengan ruangan dikantor papinya. Awalnya Rara tidak mau turun, namun Maura menariknya dan mengajaknya untuk naik ke atas. Didepan lobi kantor tampak beberapa karyawan yang memperhatikannya. Rara memang belum pernah datang ke kantor Dika.

"Dek Maura mau ketemu papinya ya?" Tanya mbak-mbak dibagian resepsionis. Maura hanya mengangguk kan kepalanya.

"Maaf mbak, pak Dika nya ada kan?" Tanya Rara pada mbak resepsionis.

"Sebentar saya teleponkan dulu" jawab mbak-mbak itu ramah. dengan cekatan mbak-mbak itu mengabarkan kalau Maura dan seorang wanita menunggu dilobi. Terdengar Suara seorang laki-laki menjawab di ujung sana, Mengatakan untuk langsung ke lantai atas saja. Maura berjalan sambil bergandengan dengan Rara. Berada di gedung bertingkat dengan dekorasi yang sangat mewah membuat Rara terpukau. "Daebak.. mas Dika hebat banget, bisa memimpin perusahaan sebesar ini" guman Rara dalam hatinya sambil terus berjalan bersama Maura. Menggunakan lift ke lantai 7 akhirnya sampailah mereka di sebuah ruangan yang sangat bagus dan megah. Di depan ruangan terdapat meja kerja lengkap dengan komputer diatasnya. Seorang laki-laki tampak berdiri ketika melihat Rara dan Maura sudah mendekat.

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang