"Nduk, apa paketannya sudah kamu terima?" Pertanyaan mama ditelepon.
"Paketan apa ma, belum sampai itu ma?" Rara balik bertanya.
"Ohh, kok bisa belum sampai ya?gimana itu Farhan yang mama suruh paketin kemaren, seharusnya hari ini sudah sampai" kata mama sambil terheran-heran.
"Isinya apa an ma? Barang pentingkah? Awas ilang lho ma, atau nyasar karena alamatnya salah" jelas Rara.
"Kalau isinya sih biasa nduk, tapi khasiatnya yang luar biasa" jelas mama
"Apa an sih ma, jadi penasaran Rara nih"
"Nanti mama tanya Farhan, udah betul nggak alamatnya, kamu tunggu saja ya nduk" mama masih belum membuka identitas paketannya itu, membuat Rara menjadi tambah penasaran saja.
" Oke dah kalau begitu, nanti disambung lagi ya ma, ini Rara lagi di perjalanan pulang. Tapi udah mau nyampek rumah kok, Maura lagi tidur nih ma"
"Oke sayang, ati-ati disana ya nduk. Assalamualaikum" kata mama mengakhiri teleponnya.
"Waalaikumussalam" jawab Rara lalu meletakkan handphonenya ke dalam tas.
Mobil sudah memasuki kompleks, dan perlahan telah memasuki halaman rumah minimalis moderen itu. Dengan dibantu pak Rahmad Maura dibawa kekamar nya. Rara mengikuti pak Rahmad sambil membawa tas Maura dan tasnya sendiri turun dari mobil. Dari dalam tampak mbok sum keluar dengan tergopoh dan langsung membantu Rara membawa tas majikannya.
"Mbok apa ada paketan untuk saya mbok?" Tanya Rara pada mbok sum
" Tidak ada itu bunda" mbok sum terheran mendengar Rara menanyakan paketan.
"Kemana ya mbok? Kemarin itu mama kirim paketan tapi kok belum sampai" jelas Rara terheran-heran.
"Nanti kalau datang, biar mbok taruh dikamar ya Bun"
"Iya mbok, tapi biar dah mbok, saya tak istirahat dulu ya mbok, nanti kalau Maura bangun, tolong saya dibangunin juga" Rara berlalu menuju kamarnya yang ada di bawah, berada di kamar yang lumayan jauh dilantai bawah membuat Rara sebenarnya kurang nyaman karena harus berjauhan dengan kamar anak-anaknya. Tapi mau gimana lagi, dilantai atas adalah kamar mbak Vina, dia harus tau diri. Setelah sholat Dzuhur, Rarapun merebahkan tubuhnya, untung saja tadi sudah membawa bekal jadi dia sudah tidak khawatir lagi tentang makan siang Maura. Tidur hampir 5 jam lamanya, sampai menjelang Maghrib, Rara terhentak dan buru-buru menyelesaikan sholat ashar nya. Dia terheran-heran kenapa tidak ada yang membangunkannya sampai sesore ini? Gimana anak-anak tumben tidak datang ke kamarnya. Segera Rara mandi dan keluar dari kamar dengan memakai babydoll keropi kesayangannya. Rupanya setiap hari sudah diatur jadwal agar bisa memakai baju kembaran dengan kedua anaknya. Senin memakai baju gambar keropi, Selasa Mickey n Minnie, Rabu hello Kitty, Kamis little pony, Jumat masha and the bear, Sabtu baju motif polkadot, hanya hari Minggu memakai baju-baju bebas tidak bertema. Dika sebenarnya tidak setuju dengan aturan seperti itu, tapi kadang kedua anaknya marah-marah jika bajunya tidak sama dengan bundanya.
"Itu bunda sudah bangun" suara Dika terdengar setelah Rara membuka kamarnya, kedua anaknya menoleh dan tampak sudah harum dan segar karena sudah mandi semua. Rupanya Dika telah pulang sejak tadi dan tidak membangunkannya.
"Kok sudah pada mandi, bunda nggak dibangunin tadi" Rara menghampiri keluarganya di depan tv dengan wajah cemberut.
"Maafkan kami ya sayang" dikecupnya ujung kepala istrinya" kamu tidurnya lelap, jadi gak tega yang mau bangunin, capek banget ya Ra?"
"Nggak sih, cuma badanku akhir-akhir ini suka capek mas" benar saja sudah hampir seminggu ini Dika perhatikan istrinya terlihat sangat pucat. Walau hampir satu bulan dia lembur tapi dia selalu mengecek keadaan istrinya. Terkadang ketika Rara sudah terlelap dia sering memandangi istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
muridku anakku
Ficción Generalgadis bernama Rara yang berusaha untuk menjadi seorang guru dan seorang ibu, mampukah Rara mencapai harapannya?