diskusi yang alot

1.4K 113 1
                                    

pak rahmad akan jemput bunda jam 6, jangan lupa dandan yang cantik

WhatsApp dari Dika terkirim di handphone Rara. Rara yang sedang rebahan dengan perut yang sudah tampak membesar begitu terkejut mendapat WhatsApp dadakan dari suaminya.

"Oh..jemput aku" Gumannya, dia sangat heran dengan isi WhatsApp yang di terimanya.

Emang mau kemana mas?

Nggak usah banyak tanya!

Iya mas

Dilihatnya jam diatas TV dalam kamarnya, sudah pukul 4 sore. Rara segera beranjak mempersiapkan diri. Di lantai bawah Maura dan anggita sedang menikmati waktu sorenya di depan tv diruang keluarga.

"Sayang, nanti belajarnya sama Kaka ya, bunda akan ke kondangan" kata Rara pada Maura. Anak gembul itu sedang menonton Disney movie Dumbo. Sambil mengenyot botol susunya Maura asik rebahan diatas karpet. Sedang Anggita tetap sibuk dengan gambar animenya, anak SMP itu sedang gemar-gemarnya menggambar kartun anime di tabletnya.

"Lho bunda kondangan dimana? Kan papi belum pulang bun?" Tanya anak dingin itu masih dengan stylus pen nya. Tangannya tampak bergerak-gerak diatas layar tabletnya sedang menggambar sesuatu .

"Kita ketemuan di kantor papi, terus berangkat" jelas Rara. "Kakak nanti bantu Ade belajar ya!" Perintah Rara.

"Iya bun" jawab anak itu singkat.

"Oke bunda siap-siap dulu" kata Rara sambil berlalu, sebelumya dia menyempatkan diri kedapur. Rara berpesan pada mbok sum untuk menyiapkan makan malam untuk kedua anaknya, karena dia akan keluar ba'da maghrib. Mbok sum tampak menggangguk tanda mengerti.

Hampir 15 menit Rara membolak balik baju di gantungan lemarinya, bingung harus pakai baju yang mana untuk acara malam ini. Bayangan Rara akan menghadiri acara resepsi penuh dengan sorot lampu seperti biasanya, akhirnya pilihannya jatuh pada gamis berwarna pink muda dengan aksen abu-abu, untuk jilbabnya Rara juga memilih warna senada yaitu pink muda. Dengan sedikit menaburkan bedak dan lipstik  berwarna pink namun terlihat lebih soft, Rara tampak lebih muda seperti anak kuliahan saja. Memakai flat shoes dan tas kecil, Rara pun keluar menuju teras. Namun sebelumya dia mengintip dan berpamitan kepada kedua anaknya yang sedang belajar dikamar Maura.

Di halaman mobil Alphard putih sudah siap menunggu tuan putrinya, sebelum mobil melaju, pak Rahmad masih memasukkan kursi roda milik Rara ke dalam mobil.

"Lho pak, kenapa masih bawa kursi?" Tanya Rara yang tampak tidak suka dengan kursi yang selalu membuatnya seperti orang yang sedang lumpuh dan sakit parah.

"Maaf bunda, perintah bapak begitu" jawab pak Rahmad sambil menutup pintu bagasi dan bergegas duduk dikemudi. Didalam mobil, Rara sudah membayangkan tatapan mata para undangan nantinya." Pasti memalukan sekali" Gumannya dalam hati. Dia teringat kejadian di acara resepsi pernikahan sitta dan tyo beberapa bulan yang lalu.

"Oh, iya pak" jawab Rara pelan, sudah kepalang tanggung. Melawan suaminya sama saja akan membangunkan singa yang telah tertidur pulas.

"Jika bunda merasa tidak nyaman bilang saja pada pak Rahmad ya bunda" kata pak Rahmad dengan sopan.

"Iya pak" mobil berjalan secara perlahan, pak Rahmad tampak mengemudi dengan sangat berhati-hati. Seperti sudah mendapat ultimatum dari tuan dikanya, pak Rahmad memilih jalan yang lurus dan halus. Dengan hanya menggunakan kecepatan 40-50/km saja mobil putih itu berjalan dengan sangat lambat melaju di keramaian kota Surabaya. Pukul 7 tepat mobil memasuki sebuah restoran yang tampak sangat sepi, Rara belum pernah memasuki restoran itu, hanya saja dia sering melihat ketika lewat restoran itu dan  selalu penuh dengan pengunjung apalagi di jam makan malam seperti saat ini, tapi entah kenapa malam ini restoran itu cukup lengang.

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang