saingan yang sangat berat.

1.8K 124 2
                                    

Wajah wanita berbaju putih itu tampak sangat sedih. Kali ini dia tidak bersama kedua anaknya. Dia datang sendiri. Mendekat ke arah Rara dan duduk di sebelah ranjangnya. Dalam mimpi itu Rara duduk dan memandang wanita itu. Kemudian wanita itu memegang tangan Rara dengan lembut, mengusapnya perlahan dan meminta Rara untuk menjaga anak-anak nya. Mimpi yang aneh, Rara terbangun dengan keringat mengucur dari wajahnya. Rupanya mimpi juga memerlukan energi. Dilihatnya jam di dinding."Ahh..masih jam 3 pagi". Segera ditunaikannya sholat tahajud dilanjutkan dengan membaca Al-qur'an. Pikirannya sangat bingung. Kenapa dia bermimpi bertemu dengan seorang wanita. Sampai dua kali lagi.. benar-benar mimpi yang aneh..apa maksutnya ini ya? Kembali Rara bertanya-tanya. Coba kutanya mama aja dah nanti...dilihatnya kembali jam di dinding. Sudah subuh nih.. sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid dekat komplek. Setelah sholat subuh. Rara mengambil handphone hendak menelephone mamanya..

"Assalamualaikum mama.." salam Rara begitu telepon sudah terhubung.

"Waalaikumusalam nduk, pagi-pagi amat telepon nya. Ada apa nduk?" Suara mama tampak khawatir.

"Mama sudah bangun, ini Rara habis sholat subuh trus keinget mama, Rara kangeennnn" Rara sedikit berbasa basi sebelum bercerita tentang mimpinya.

"Tumben nih..ada apa kamu nduk? Kamu sakit?"

"Alhamdulillah Rara sehat ma.. ma kemarin sore Rara bermimpi didatangi seorang wanita dan tadi malam juga bermimpi lagi" jelas Rara tentang mimpinya.

"Kenapa kamu kok tiba-tiba menanyakan mimpimu nduk, biasanya nggak pernah kan?" Selidik mama yang tampak heran.

"Mimpi Rara aneh deh ma..dua kali bermimpi hal yang sama,.. wanita itu bilang kalau Rara harus menjaga anak-anak nya, membesarkannya, merawatnya"

"Mimpi adalah bunga tidur nduk, jangan terlalu dipikirkan. Selama kamu baik-baik saja dan menjalani kehidupanmu disana dengan baik. Mama kira itu bukan firasat buruk. Sudah kamu jangan mikir macem-macem ya. Fokus sama kerjaanmu saja..oiya sebulan lagi sudah mau liburan semester kan? Kamu apa tidak pengen pulang nduk? Ayah kangen katanya. Tiap hari Denis juga nanyain kamu. Rumah juga sepi nduk, biasanya Denis bertengkar denganmu lha sekarang lawannya gak ada..jadi dia Gak bisa gelut-gelutan lagi..heheheh"mama tertawa mengingat tingkah polah Rara dan Denis kalau lagi berantem.

" Iya ma.. inshaAllah kalau sudah libur Rara pulang, kak Farhan apa gak ke Surabaya lagi ma?" Tanya Rara kemudian.

"Mosok seminar tiap bulan nduk..ya bangkrut perusahaan ne hihihi, nginep dihotel. Masih dikasih uang saku juga..wez pokok e kamu disana baik-baik aja ya nduk"

"Iya ma.. sudah dulu ya ma..Rara mau siap-siap sekolah, assalamualaikum mama"

"Iya nduk mama juga belum masak ini, ayah berangkat jam 7 katanya ada rapat di dinas. Iya dah ati-ati disana nduk.. waalaikumusalam"
Rara menyudahi telepon nya setelah dilihatnya jam sudah hampir menunjukkan pukul 5.30. "Masih belum cari sarapan lagi. Belum mandi belum ini belum itu.. duhh kalau pagi pasti rempong deh.." Rara bergegas menyambar handuk dan masuk ke kamar mandinya.

Rutinitas pagi sebelum berangkat. Rara selalu membeli sarapan di depot Bu Ratmi. Sambil membawa kotak bekal tempat menyimpan makanannya untuk siang nanti. Bu Ratmi juga sudah hafal dengan menu sarapan dan bekal untuk Rara. Setelah membayar Rara segera kembali ke kost2an nya untuk berganti seragam dan mengambil tasnya. Namun di depan gang nya Rara bertemu dengan Rendi.

" Lho mas Rendi ngapain disini" sapa Rara begitu dilihatnya Rendi sedang duduk di halte depan gang kostnya

"Hai Ra. Ini lagi nunggu pak Dika dan nunggu kamu, kok kamu belum siap-siap" jawab Rendi kemudian

"Nunggu aku mas??" Rara tampak bingung.

"Iya, tadi pak Dika menelephone menyuruhku untuk menunggu di depan kost2an mu, katanya sekalian kalau jemput" jelas Rendi

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang