Rara berdiri menghampiri mama yang sedang memegang bingkai foto.
"Itu foto keluarga saya ma" jelas Rara sambil berdiri didekat mama.
"Apakah ini Elis nak? Elis Damayanti??"selidik mama penasaran"Jadi Elis itu mamamu?" Tanya mama kemudian.
"Lho kok mama kenal sama mama saya??"selidik Rara yang juga penasaran.
"Ternyata dunia ini sempit ya nak?" mama kembali duduk sambil tetap memegang bingkai foto itu.
"Dulu Elis yang membantu mama ketika mama sedang ada masalah. Elis adalah sahabat Mama yang menghilang", mama tampak sedih menatap foto itu. "Mama dulu seorang model.. ahhh.. bukan..bukan model sih.. mama jadi malu kalau bercerita tentang masa lalu mama" mama tersenyum-senyum sendiri seperti sedang mengingat-ingat masa lalunya," oiya Elis bagaimana kabarnya nak? Mama jadi gak sabar pengen ketemu dengan mamamu" kembali mama menatap Rara.
"Alhamdulillah mama sehat kok ma" jawab Rara singkat. Rupanya calon mertuanya ini seorang artis di jamannya. Pantesan cantik..
"Mama seneng sekali nak, sudah lama mama pengen ketemu dengan Elis tapi sejak kejadian itu Elis sepertinya menghilang" mama tidak meneruskan ceritanya. Mama menunduk lemah dan mulai meneteskan air mata. Rara mendekat meraih tangan mama, entah ada kejadian apa dimasa lalu mereka, sehingga membuat mama menjadi sedih.
"Mama dulu sempat berfikir buruk tentang mamamu nak, kita teman dalam satu agensi model" jelas mama kemudian.
"Whattt...mamaku seorang model hihihihi" Rara tertawa cekikik an dalam hatinya." Eee..Mungkin mama salah orang ma, mana mungkin mama saya dulu seorang model, berdandan aja ala kadarnya" Rara seperti tidak percaya kalau mamanya adalah seorang model di era nya.
"Iya nak, kami dulu sering menjuarai lomba-lomba model dan fotogenic. Tapi dulu dunia modeling belum berkembang seperti sekarang." Jelas mama kemudian." Dan kami sama-sama merintis itu dari kami masih SMP, dulu kami tinggal di Semarang. Kami sering ke Surabaya kalau ada lomba dan ada pemotretan" kenang mama. " Tapi.. sejak kesalahan mama waktu itu, elislah yang harus menanggung kesalahan mama nak" mama menunduk kembali. Rara hanya memandang mama dengan seksama. Dia baru mengetahui rahasia besar mamanya di masa lalu, rupanya mamanya seorang model? "Pantas saja di rumah eyang banyak piala-piala. Kata mama itu bukan piala mama tapi punya budhe kembaran mama yang sudah meninggal. Pantas saja bakat entertainment dan seni mama turun ke anak-anak nya, sejak kecil kak Farhan sering mengikuti lomba fashion-fashion dan pernah mengikuti ajang Gus dan Ning ketika kak Farhan masih SMA. Dan aku sejak kecil menjuarai lomba mendongeng dan juga suka melukis. Sedang adek Denis. Ihhh... darah seni apa yang diturunkan padanya.. kayaknya gak ada. mungkin stok darah seninya mama udah habis waktu memproduksi Denis hihihi" tawa Rara lagi dalam hatinya.
"Omma..omma..di bawah ada papii dan oppa" kata Maura sambil berlari-lari masuk ke dalam kamar. Anggita yang berada di belakang juga meyakinkan perkataan adeknya.
"Iya omma..papi dan oppa ada dibawah"
"Papi dan oppa kalian?" Mama tampak memperjelas perkataan kedua cucunya. Sementara keduanya menganggukkan kepala bersamaan.
"Ngapain oppa kesini juga?" Tanya omma tidak percaya.
"Entahlah.. katanya sih mau ketemu sama bunda" jawab Anggita kemudian. Mereka pun bergegas turun kebawah menemui dika dan papanya. Di ruang tamu kost sudah tampak 2 laki-laki beda generasi sedang duduk dengan wajah cemas.
"Raaa..." Panggil Dika begitu rombongan turun dari lantai atas.
"Assalamualaikum mas.. papa.." salam Rara sambil menelangkupkan kedua tangan di dadanya.
"Waalaikumussalam" jawab Dika dan papa berbarengan.
"Silahkan duduk" Rara jadi grogi didepan dika dan papanya. Papa langsung melihat ke istrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/250421167-288-k359845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
muridku anakku
General Fictiongadis bernama Rara yang berusaha untuk menjadi seorang guru dan seorang ibu, mampukah Rara mencapai harapannya?