keluarga bahagia Rara (end)

2.2K 115 6
                                    

Mama Laura dan papa frans berjalan tergopoh menyusuri koridor rumah sakit. Dokter trans juga turut serta bersama Rendi yang juga mengikuti rombongan itu. 3 buah buket bunga juga tampak dibawa oleh security rumah sakit. Bertuliskan Geni, bara dan banyu dimasing-masing buket.

"Assalamualaikum" salam mama Laura begitu pintu telah dibuka oleh security.

"Waalaikumussalam" jawab yang ada di dalam ruangan bersamaan.

"Haiiii.. Alhamdulillah Elis..cucu kita bertambah lagi" kata mama Laura sambil bercipika cipiki pada mama Elis yang sedang duduk di sofa ruang tamu kamar VVIP itu.

"Iya Laura, tambah rame ya" jawab mama Elis, tampak raut kebahagiaan dibalik kerutan keriput wajah mama.

"Coba mana menantu mama yang hebat" kata mama Laura sambil berlalu masuk kedalam. Sementara security yang telah mengantar buket kemudian keluar. Papa frans, Rendi dan Dokter trans berjalan mendekat. Ingin melihat keadaan Rara. Dika juga tampak menemani Rara di sisi ranjang.

"Disini maaa" kata Dika.

"Haiii, wahhh selamat ya sayang, Dika kamu harus jadi suami yang siaga lho sekarang. Bayimu langsung ada 3" kata mama Laura bahagia.

"Beres ma, Dika bisa diandelin, mama tenang aja" kata Dika membanggakan dirinya.

"Makasih ya ma-pa, jauh-jauh pulang dari Singapura" kata Rara sambil mencium tangan mama dan papa bergantian.

"Selamat ya bunda Rara" kata dokter trans.

"Makasih dok" jawab Rara sambil tersenyum.

"Selamat ya Bu, atas kelahiran ketiga putra putrinya" kata Rendi sambil membungkuk.

"Iya mas, makasih" jawab Rara lagi.

"Sudah-sudah kita ke ruang tamu saja yuk" ajak papa frans yang menyadari kalau ruangan itu jadi terasa kurang luas jika semua berkumpul di sana.

"Ayo dik, kamu ikut kita ngobrol disana" ajak papa frans pada Dika, karena sejak tadi papa memperhatikan Dika selalu menempel pada istrinya, dan enggan meninggalkan istri nya untuk sejengkal saja. Dengan langkah yang sangat berat akhir nya Dika pun menyusul papanya ke ruang tamu bersama dengan dokter trans dan Rendi.

"Lho mana nih, bayinya?" Tanya mama Laura.

"Masih di bedong kata susternya, bentar lagi juga dibawa kesini" kata mama Elis.

"Duhhh pasti sangat menggemaskan ya bayi-bayinya" mama Laura sudah terlihat tidak sabar saja ingin melihat ketiga cucunya.
Benar saja tak berselang lama dokter Lidya dan kedua perawat datang dengan menggendong ketiga anak Rara.

"Masya Allah lucunya" mama Laura tampak heboh ketika melihat bayi-bayi mungil dibedong dan telah di bedaki sehingga tampak segar." Papaaa lucunya paa..cucu kita pa" papa langsung berdiri ingin melihat ketiga cucunya lebih dekat. Papa juga tampak sangat bahagia melihat ketiga cucunya.

"Waahhh..Elis kamu apa tidak bingung ketika membedakan mereka?" Tanya mama Laura.

"Iya sih, kalau yang cewek sudah jelas beda kan" kata mama Elis. Dika yang sejak tadi duduk di sofa akhirnya ikut nimbrung melihat ketiga anaknya.

"Ada bedanya kok ma, kalau yang Geni ada tanda lahirnya di tangan kanannya, kalau bara tidak ada" jelas Dika.

"Ohh iya, berarti yang ini geni ya?" Tanya mama laura, sambil menimang Geni.

Tiba-tiba bayi perempuan menangis kencang. Mama Elis yang sedang menggendongnya berusaha menenangkannya.

"Coba disusui saja Ra" perintah dokter Lidya. Perlahan Rara mulai menyusui banyu yang menangis.  mendengar suara tangisan adeknya banyu, bara yang sedang tertidur akhirnya menggeliat dan menangis juga. Rara sangat bingung ketika menghadapi kedua anaknya yang menangis hampir bersamaan.

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang