Pembagian raport adalah ujung dari pembelajaran selama satu semester ini. Kemudian disusul dengan libur semester 1. Alhamdulillah libur telah tiba...dengan suka cita Rara berkemas-kemas karena akan pulang ke kotanya. Jumat depan adalah hari pernikahannya, dan dia belum ada persiapan untuk itu. Dipilih hari Jumat karena hari yang sangat diistimewakan oleh Rasullullah, dan hari jumat juga adalah hari kelahiran Rara menurut hitungan Jawa. Maklumlah mama Elis adalah asli orang Semarang yang sangat menjunjung tinggi adat ketimuran. Sebelum pulang ke kotanya, Rara berpamitan ke Dika dan calon anak-anaknya. Mobil online sudah dipesan, tinggal menunggu saja. Sebenarnya tadi Dika mengatakan kalau dia yang akan mengantarkannya ke stasiun namun ternyata Dika ada meeting mendadak dengan anak perusahaan yang ada di Sidoarjo, memang benar jika minggu-minggu ini adalah hari yang sangat sibuk bagi Dika, karena permintaan ekspor juga semakin banyak, otomatis dibutuhkan anak-anak perusahaan disetiap wilayah agar pengiriman bisa lebih cepat dilakukan. Di Surabaya saja sudah ada 4 anak perusahaan baru yang harus selalu di pantau oleh Dika, belum lagi yang ada di luar Jawa timur, seperti di Kalimantan dan Kendari Riau. Mobil online sudah menunggu didepan, setelah memastikan segalanya sudah beres, Rara pun mengunci kamar kost nya dan bergegas turun kebawah. Di depan tak lupa Rara juga berpamitan ke pak satpam, menjelaskan kalau dia akan pulang ke kampung halamannya agak lama sebab liburan sekolah. Pak satpam juga membantu Rara memasukkan barang-barang kedalam mobil online yang dipesannya.
"Pak mampir dulu ke perumahan ini ya?" Kata Rara sambil menunjukkan alamat dari handphone nya. Pak sopir tampak menggangguk tanda mengerti. Kurang lebih 20 menitan mobil memasuki perumahan elit dikawasan Surabaya timur. Dilihatnya jam yang ada di tangannya..masih ada waktu satu jam lagi sebelum keretanya berangkat. Berpamitan sebentar sebelum dia pulang ke kota J agar Maura tak khawatir mencarinya.
"Tunggu sebentar nggeh pak!" perintah Rara sopan. Bergegas dia masuk ke halaman rumah minimalis itu dan memencet bel yang ada di depan pintu. Tampak mbok sum berlari-lari membukakan pintu depan.
"Oh..bunda Rara ternyata" kata mbok sum setelah membuka pintu.
"Assalamualaikum mbok.. anak-anak ada mbok?" Tanya Rara
"Waalaikumussalam bunda, Monggo masuk dulu" mbok sum mempersilahkan masuk." Non Maura ada itu lagi nonton tv, kalau non Anggita belum pulang.. katanya masih les piano" jelas mbok sum dengan sopan." Sebentar saya panggilkan non maura ya bun"
"Mbok..saya tidak lama kok mbok, ini mau berpamitan pada anak-anak, tuu..mobilnya sudah menunggu" kata Rara sambil menunjuk ke luar.
"Oh iya sebentar nggeh bunda" mbok sum segera bergegas ke ruang tengah, sesaat kemudian mbok sum datang kembali sambil menggandeng Maura plus dengan dot minumnya. Maura tampak terkaget-kaget melihat Rara yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Bunda alla..tok ndak masyuk?" Maura tampak keheranan.
"Sayang bunda mau pulang ya ke rumah bunda yang jauh, besok maura sama kak anggita dan papi menyusul oke" kata Rara sambil mencium pipinya.
"Iya kata papi besyok Olla mau jalan-jalan ke lumah bunda alla" rupanya Dika sudah menjelaskan ke anak itu."Olla mau naik pesawat..wuzzzz" anak gembul itu menirukan pesawat lagi terbang dengan tangannya sementara tangan yang satunya masih setia memengangi dot minumnya. Rara tersenyum melihat tingkah Maura yang menggemaskan.
"Baiklah, bunda pamit dulu ya sayang. Nanti keretanya keburu datang. Truz bunda harus lari-lari mengejar kereta" Rara mencium pipi Maura sekali lagi, Maura pun tertawa-tawa membayangkan Rara berlari mengejar kereta. "Mbok.. saya berangkat dulu ya" pamit Rara pada mbok sum. Setelah berpamitan mobilpun melaju menuju stasiun Wonokromo. Keberangkatan kereta ternyata masih 15 menit lagi. Rarapun menunggu di kursi tunggu di dalam stasiun, di taruhnya koper tepat di depannya, sementara tas punggung selalu dia bawa menempel ke badannya. Dari kejauhan terdengar suara kereta mendekat. Petugas menginformasikan agar penumpang segera bersiap-siap karena kereta akan berangkat tepat pukul 17.15 tampak beberapa penumpang yang akan naik sudah bersiap-siap berdiri di pinggir-pinggir rel. Rupanya libur sekolah membuat peningkatan penumpang menjadi meningkat, libur 2 Minggu ini benar-benar dimanfaatkan untuk mereka pulang kampung atau bepergian mengunjungi sanak saudara atau bahkan ada yang pergi untuk rekreasi. Terdengar suara petugas mempersilahkan para penumpang untuk segera naik ke atas kereta, Rara pun harus sedikit berdesakan untuk bisa masuk ke dalam kereta. Kursi nomer 5 gerbong 3. Rara berjalan perlahan mencari kursi yang dimaksud. Sebelum kereta berangkat semua penumpang telah menempati kursinya masing-masing. Namun ada juga yang tampak berdiri karena tidak mendapat tiket kursi duduk. Dan hanya dapat tiket berdiri saja. Rara duduk dengan tenang di kursinya. Dikejauhan tampak orang-orang yang mendapat tiket berdiri sedang berdiri atau duduk dengan berjongkok didalam kereta. Rara melihat ada seorang ibu dengan perut yang membuncit. Dia berdiri menggandeng seorang anak yang masih berusia 6 tahunan. Dengan sedikit berpegangan pada ujung-ujung kursi karena kereta sedang melaju, Rara berjalan mendekati wanita dan anak tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
muridku anakku
General Fictiongadis bernama Rara yang berusaha untuk menjadi seorang guru dan seorang ibu, mampukah Rara mencapai harapannya?