Maura jealous

1.6K 108 1
                                    

Hari ini Dika akan sampai di tanah air pukul 15.45 sore, sudah hampir 4 hari lamanya dia meninggalkan istri dan kedua anaknya. Rasa kangennya sangat besar untuk keluarganya. Dengan sedikit berlari Dika menuruni tangga eskalator yang ada di bandara. Setelah melewat metal detector dia pun segera menuju pintu keluar, tampak pak Rahmad sudah menunggunya disana. Dengan segera pak Rahmad menghampiri tuannya dan mengambil koper dan tas Dika.

"Mari tuan, mobilnya ada didepan lobby" kata pak Rahmad sambil menggeret koper dika.

"Keadaan rumah gimana pak?" Tanya Dika begitu duduk di dalam mobil. Sambil menyetir pak Rahmad berbincang dengan dika, banyak info yang didapat tentang kedua anaknya dan istrinya selama dia tidak ada. Terkadang Dika juga ikut tertawa ketika pak Rahmad bercerita tentang keseruan anak-anak ketika diajak berkebun oleh bundanya, begitu pula ketika harus membuat tenda dibelakang rumah dan sampai malam hari pak Rahmad harus ikut begadang menunggu di kebun belakang.

"Terimakasih ya pak, sudah menjaga keluarga saya"

"Sama-sama tuan" jawab pak Rahmad sopan.

"Mampir ke toko bunga dulu ya pak"

"Siap tuan"

Dika membeli sebuket bunga mawar maroon dengan pita pink di bagian tangkainya, dibalur dengan kertas pembungkus berwarna pink muda sehingga tampak cantik dan sangat segar jika dibawa di sore hari. Bayangan rara dan kedua anaknya menari-nari dipelupuk matanya sejak tadi, ingin rasanya dia cepat sampai dan segera memeluk keluarganya. Benar saja di depan rumah Dika telah disambut oleh istri dan kedua anaknya.

"Papiii Ola tangen" Maura sudah bergelayutan di pundak Dika.

"Ade kan papi masih capek" Anggita sedikit memarahi adeknya yang manja.

"Biar dah sayang, adekmu pasti kangen dengan papi" kata Dika sambil berjalan masuk ke dalam sambil menggendong maura. Rara dan Anggita pun mengikuti dika masuk ke dalam rumah. Dika menyerahkan oleh-oleh yang dia beli dari Amerika. Ada T-shirt bertuliskan i love new York, souvenir khas Disney, dan juga bermacam coklat khas Amerika. Dika menyempatkan waktunya untuk membeli semua itu sebelum dia kembali ke tanah air.

"Yeee, Olla syuka bando mickeyyyy" anak itu sudah memakai bando itu dikepalanya, sementara Anggita sudah memasang aksesoris bertema Disney. Rara tampak cemberut sambil melihat oleh-oleh untuk kedua anaknya itu.

"Kok manyun" tanya Dika begitu dia menyadari ekspresi wajah istrinya.

"Ahh nggak kok" Rara meraih coklat batangan didalam kresek.

"Oleh-olehmu ada di dalam kamar" bisik Dika, sambil ikut membuka coklat.

"Oh, ngapain diberi oleh-oleh kayak anak kecil aja" Rara sedikit tersenyum, rupanya suaminya tidak melupakannya

"Coba di pakai itu kaosnya, cantik sekali ya" kata Rara pada kedua putrinya.

"Aku mau ganti di kamar Bun" kata Anggita kemudian berlalu ke atas.

"Olla uga, mau cobya yang melah" anak itu segera berlari ke atas menyusul kakaknya.

"Bener nih, nggak penasaran dengan oleh-olehnya" goda Dika melihat Rara hanya diam di karpet depan TV. " Ayo kita lihat" ajak dika dan meraih tangan Rara, Rara hanya terdiam ketika suaminya menggandengnya menuju kamarnya. Sebenarnya dalam hati dia juga penasaran, namun rasa itu segera di tepisnya.

"Ini buat kamu" kata Dika sambil menyerahkan sebuket mawar yang tadi dia beli. Rara tampak berbinar melihat mawar berwarna merah maroon itu, diciumnya aroma bunga itu dalam-dalam.

"Makasih mas" diciumnya pipi Dika sebagai tanda terima kasih.

"Cuma cium doang nih" goda Dika.

"Truz...??"

muridku anakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang