Bab 4:
Sekolah Para Negara.===
Keesokan harinya,
"Wow kita sekelas." Seru Indo sambil mengelilingi mejanya. Thailand menepuk jidatnya.
"Untung sabar." Ujar Malay. "Ah dahlah aku keluar dulu." Pamit Indo sambil keluar dari dalam kelasnya.
Ketika sedang asyik berlari, Indo tidak sengaja menabrak seorang negara yang tingginya kek tiang listrik eh bukan tiang SUTET.
"Indies...kau kah itu?" Tanya negara tersebut. Indo menaikan kepalanya melihat negara tersebut. "B...Belanda." Ucap Indo gugup. Indo segera menyiapkan bambu runcingnya.
"Indies...Tenanglah. aku tidak akan menyakitimu. Bisakah kamu memaafkan Ayahku VOC." Ucap Belanda mengiba.
Perlahan-lahan Indo mulai tersenyum. "Baiklah." Jawabnya. Belanda lalu membalas senyuman Indo.
"Hei jangan kau dekati Indoneziya, Netherlands." Seru seorang negara yang tidak lain adalah Russia si pencinta vodka.
Russia lalu mendekati Indonesia dan Netherlands. "Apa yang akan kau lakukan lagi ke Indoneziya?!" Kata Russia.
Tiba-tiba ada Iklan,
"Indo-chan! Aku rindu kau." Ujar Japan atau Jepang sambil berlari ke arah Indo.
"Eh Japan!" Sahut Indo senang. "Japan, berjanjilah ayah kamu tidak akan menyerang keluarga Indo kembali." Ucap Russia kembali.
"Hah menyerang keluarga Indo? Tentu saja tidak." Jawab Japan. "Tau nih nuduh bae jadi negara. Aku harap adik-adiknya jangan kek kakaknya ini." Sahut Netherlands.
"Apa katamu Neth?! Aku kan cuma mengkhawatirkan Indo." Kata Russia kembali. 'Siapa saja tolong aku? Aku di kelilingi para Harem.' Indo ingin sekali pergi dari keributan antar 3 negara ini.
"Indonesia..." Panggil seorang negara. "Kau ada di sini?"
Indo mengenal negara tersebut, "Palestina." Dengan cepat Palestina menarik tangan Indo untuk pergi dari sana. "Terima kasih, Pales." Pales hanya tersenyum kepada sahabatnya ini. Indo sudah banyak membantu Palestina, sehingga Palestina menganggap Indo sebagai saudaranya sendiri.
"Bagaimana kabarmu, Pales? Apa Israel masih menyakitimu?" Kata Indo membuka pembicaraan. "Alhamdulillah, untuk saat ini tidak." Jawab Pales. "Syukurlah kalau begitu." Ujar Indo bernafas lega.
Saat mereka ingin beranjak pergi dari sana, Ada seorang negara yang berlari sangat cepat sekali sehingga membuat mereka berdua kaget.
"Astaghfirullah..." Jawab keduanya. "Cepat sekali larinya." Kata Indo sambil melihat negara yang telah berlari sangat cepat itu. Namun sayang ia sudah cukup jauh sehingga tidak jelas.
"Indo aku cuma ingin mengingatkan. Kau harus berhati-hati dengan satu negara ini saja." Pesan Palestina.
"Kepada Israel?" Tebak Indo. "Ah...itu juga. Tapi bukan itu maksudku." Pales berbicara sedikit pelan kepada Indo.
"Ada negara yang sangat dingin. Ia banyak di jauhi oleh beberapa negara bahkan ia selalu di ejek di sini. Kalau dia kesal, dia langsung menuklir siapa pun yang mengganggunya. Bahkan adiknya sendiri juga sangat takut kepadanya."
"Siapa nama negara itu?" Tanya Indo penasaran. "Nama negara itu---!" Kata-kata Palestina terpotong saat mendengar bunyi bel masuk.
"Sampai jumpa Pales, nanti kita bertemu lagi di kantin." Indo melambaikan tangannya kepada Pales. Pales pun membalas lambaian tangan Indo dan pergi ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀ
Fanfiction••• 'Aku sudah lama menyukainya...Semenjak aku datang ke negaranya, Aku di sambut dengan baik.' "Sesampainya di sana, Aku di beri sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dan sampai sekarang bunga itu bahkan menjadi bunga nasional negaraku..." "Bis...