열 여섯 ♡

534 65 18
                                    

Bab 16:
Hadiah Dariku. Cepat Kau Mau Yang Mana?

===

Sekolah telah usai, N.K akan pulang bersama-sama dengan anak-anak Asia Timur lainnya.

'Aku merasa aneh akhir-akhir ini. Entah kenapa setiap negara itu mendekatiku, kepalaku terasa sakit. Sepertinya ada yang salah disini...' N.K masih memikirkan kenapa dirinya menjadi aneh ketika melihat seorang negara ini (Indonesia).

Kebetulan mereka melewati asrama ASEAN. Di halaman asrama itu, ada sesuatu yang membuat N.K penasaran. "Kimilsungia...Bagaimana bisa bunga itu ada disini."

S.K yang melihat N.K berhenti berjalan pun bertanya, "Hyung ada apa?" N.K menoleh ke arah adiknya, "Tidak ada apa-apa."

S.K semakin penasaran karena N.K tetap melihat ke arah asrama ASEAN. S.K melihat ke tempat N.K terus memperhatikannya. "Kimilsungia. Apa mungkin..." S.K melirik ke arah N.K. "Mungkin Hyung berusaha mengingat semuanya."

Tiba-tiba keluar dari asrama tersebut seorang negara yang ternyata adalah Indonesia. "Ah, dia lagi." Tukas N.K.

"Wah kau tumbuh dengan sangat baik, ya. Indo senang melihat kamu tumbuh dengan subur." Indo terus menyirami bunganya tersebut.

"Hm kira-kira apa N.K masih menjaga bunga ini di negaranya. Sepertinya begitu, bahkan aku benar-benar tidak menyangka bahwa bunga sepertimu dapat menjadi bunga nasional di negaranya."

"Dulu N.K datang ke negaraku dan aku akan memanggil N.K adalah Korut. N.K mengizinkanku memanggilnya dengan nama itu.

"Apa aku pernah datang ke negaranya?" Tanya N.K kepada diri sendiri. "Pak Kim tertarik dengan bunga sepertimu, lalu pak Karno memberikannya kepada Pak Kim." Indo masih berbicara pada tanamannya sendiri.

(PKI: Kenapa kau buat adikku gini-gini amat, Author.
TNI: Mungkin Author lagi gabutz.
Petrus: Mungkin...)

"Indonesia..." Kata N.K dengan suara pelan. S.K menoleh ke arah N.K. Indo sudah selesai menyiram tanamannya, ia hendak masuk kembali namun...

"Indonesia!" Panggil N.K sambil berlari ke arah Indo. "Korut..." Indo agak sedikit tidak percaya apa yang telah dia dengar.

"Indo, aku senang dapat mengingatmu kembali. Maaf tadi pagi aku--!" Indo langsung memotong pembicaraan N.K. "Iya, tidak apa-apa. Aku senang kau dapat mengingatku kembali." Ujar Indo saking terharunya sampai menangis.

"Terima kasih, Sweety." N.K kembali menyebutkan sebutan itu kepada Indo. "Sebenarnya aku suka sebutan itu..." Kata Indo yang membuat jantung N.K berdegup kencang. 'Tunggu...apa berarti...'

"Karena nama sebutan itu menandakan bahwa Korut mengingatku." Lanjut Indo lagi. 'Perkiraanku salah...' Gumam N.K dalam hati.

"Oh ya, maaf ketika kau sembuh aku tidak memberikanmu hadiah." N.K langsung menjawab, "Itu bukan apa-apa." "Bagaimana kalau aku akan mengajak Korut berlibur. Mau kemana? Bali? Lombok? Danau Toba? Atau mau kemana?" Seru Indo penuh semangat.

"Tidak perlu repot-repot sampai seperti itu Indo."

"Tidak bisa. Kalau begitu, aku akan pilih Bali dan Lombok. Pas sekali besok juga kita libur sekolah. Oh ya ajak S.K juga ya." Oceh Indo tak henti-hentinya.

N.K memberikan isyarat kepada S.K untuk membantunya, namun S.K hanya tertawa. "Oh ya Indo, aku pamit dulu."

"Oh baiklah. Tapi besok ingat loh."

"Iya...iya...baiklah aku pergi dulu ya." N.K langsung pergi dari asrama ASEAN. S.K telah meninggal N.K karena takut ketahuan oleh Indo.

"Indo, kamu berbicara dengan siapa?" Tanya Malay yang tidak sengaja mendengar ribut-ribut di halaman. "Eh...tidak ada apa-apa kok. Oh besok kita liburan yuk. Mumpung lagi dapat libur dari sekolah."

"Wah ide bagus itu. Aku juga bosen karena biasanya kita kalau liburan kalau nggak ke rumahnya paman EU atau nggak nganggur di rumah." Jawab Malay setuju.

"Kalau begitu aku akan minta izin terlebih dahulu kepada Bali dan Lombok. Oh ya aku telpon mereka berdua dulu deh." Indo mengambil ponselnya dan menekan salah satu nomer telpon dari mereka.

Di kediaman Lombok

Ponsel Lombok berbunyi dengan keras. Lombok tidak mendengarnya karena dia sibuk memasak di dapur.

"Woy Lombok! Telponmu bunyinya kenceng banget sampai ke pulau ku tau. Di angkat napa. Berisik!" Ujar Bali yang datang tiba-tiba membawa rusuh.

Lombok yang sudah selesai memasak melihat Bali datang ke tempatnya. "Eh ada Bal--!" "Tuh telponmu bunyi dari tadi. Kamu budeg napa. Masih muda udah budeg." Bali menyodorkan ponsel milik temannya itu.

Lombok mengambil ponselnya dan segera mengangkat telponnya, "Lombok!" Ucap seseorang dari seberang sana. "Indonesia! Ada apa menelpon?" Jawab Lombok dengan riang.

"Begini bisakah kau bilang bilang kepada Bali juga. Besok aku dan teman-temanku akan berkunjung ke pulaumu dan Bali. Apa tidak keberatan?" Kata Indo meminta persetujuan.

"Tentu saja tidak masalah. Kami akan berusaha supaya para tamu mendapatkan pengalaman yang terbaik dan di jamin memuaskan."

"Syukurlah kalau begitu. Sudah ya. Aku tutup telponnya. Dah~ sampai jumpa besok!" Indo langsung menutup telponnya begitu juga dengan Lombok.

"Bali, besok Indonesia dan teman-temannya akan datang. Kita harus bersiap-siap untuk besok." "Baiklah, udah lama Indo tidak mengunjungi pulauku. Biasanya rakyatnya Eropa mulu."

"Bagaimana, boleh?" Ucap Malay. Indo mengangguk. "Baiklah, kita mulai perjalanannya besok!" Seru Malay penuh semangat. Indo hanya berharap teman-temannya dapat menikmati liburannya kali ini dengan rasa memuaskan.

 Indo hanya berharap teman-temannya dapat menikmati liburannya kali ini dengan rasa memuaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang