일곱 ♡

768 105 60
                                    

Bab 7:
Terima Kasih, Russia.

===

Di Rumah N.K.

Seperti biasa, tidak ada yang mau duduk di sebelah N.K. N.K tampak iri dengan adiknya yang dapat bercanda tawa dengan negara Asia timur lainnya.

"Aku sudah selesai. Aku akan pergi ke kamarku. Selamat Malam semuanya." N.K lalu pergi dari hadapan mereka. "Hyung..." Ujar S.K yang merasa kasihan kepada kembarannya.

Sebenarnya N.K dan S.K itu kembar. Hanya saja yang membedakan mereka berdua adalah, N.K dapat di sebut kakak karena lebih tinggi dari S.K. Bisa gitu yak? Entahlah...

Di dalam kamarnya, N.K menatap sayu bulan dan bintang yang bersinar di langit malam. N.K menghela nafasnya. Sepertinya cukup berat masalah yang harus di hadapi N.K kali ini.

"Aku masih harus terus mencari siapa pelaku di balik semua kejadian ini." Tekad N.K tidak putus asa. "Apa aku harus meminta bantuan kepada Indo juga." N.K menimbang-nimbang kembali. "Ya, sepertinya harus. Aku akan meminta bantuan Indo besok."

N.K lalu mematikan lampu kamarnya dan memasang alarm. "Untuk saat ini aku akan tidur dulu." Ucap N.K sambil menguap. N.K memejamkan matanya dan pergi berlayar ke pulau kapuk.

K memejamkan matanya dan pergi berlayar ke pulau kapuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya

"Hai channel Net TV. Terima kasih atas syalnya kemarin, ya." Sapa Indo kepada Netherlands. "Eh iya sama-sama." Jawab Netherlands. "Kalau begitu aku ke kelas dulu." Ucap Indo lagi. Indo lalu pergi meninggalkan Netherlands.

"Berapa banyak nama sebutan lagi yang akan Indies katakan kepadaku. Tiang listrik, Tiang SUTET, dan sekarang channel Net TV. Haduh..." Kata Netherlands pusing.

Indo lalu melihat Belgium dan Luxembourg, "Selamat Pagi Bel sekolah dan sabun Lux!" Sapa Indo sambil berlari dari mereka.

"What! Bel sekolah! Sabun Lux! Indo!" Teriak Belgium dan Luxembourg kepada Indo yang sudah berlari.

"Ohayou Papan dan Momo!" Sapa Indo lagi kepada Japan dan Mongolia. "Memang mukaku sedatar papan apa yak TwT." Keluh Japan. "Dia kira aku hantu apa!" Kesal Mongolia.

Indo lalu melihat USA atau Amerika. "Pagi Pok Ame-Ame!" Indo segera berlari menjauh dari Amerika. "Hm...iya." Sahut Amerika singkat.

Tidak berapa lama kemudian Ame menyadari apa yang telah Indo katakan kepadanya, "Memangnya aku lagu apa?!"

Indo hanya tertawa geli melihat tingkah teman-temannya. Saat itu Germany sedang mengepel lantai di depan kelas European. "Hey Indo! Awas lantainya licin!" Teriak Germany memberi tau.

Indo berusaha berhenti namun ia malah terpleset. Tiba-tiba ada seorang negara berlari dan negara tersebut langsung memegang tangan Indo agar tidak terjatuh.

Indo merasakan dirinya tidak jatuh ke lantai. Indo lalu membuka matanya dan melihat negara yang sudah menolongnya. "Russky?!" Panggil Indo kaget.

"Indoneziya apa kau tidak apa-apa?" Tanya Russia kepada Indo. "I...Iya, Sepertinya aku tidak apa-apa. Terima kasih Rus karena sudah menolongku." Kata Indo berterima kasih.

Germany segera mendekati Indo, "Indo kau tidak apa-apa kan? Ada yang terluka tidak?" Tanya Germany khawatir. "Sepertinya aku tidak apa-apa." Ujar Indo. "Syukurlah kalau begitu." Sahut Russia.

"Ahaha...kalau begitu aku permisi." Indo berusaha untuk berjalan pelan, namun sayangnya Indo terjatuh kembali. Russia dan Germany menghampiri Indo. "Indo, sepertinya kau harus dibawa ke UKS." Saran Russia. "Iya Indo." Sahut Germany.

Indo hanya pasrah. "Kalau begitu, Rus apa kau bisa mengantarkan Indo ke UKS. Aku akan membersihkan kembali lantainya." Russia mengiyakan saran dari Germany.

"Maaf, gara-gara aku kau harus membersihkan lantainya kembali, Jerman." Germany menjawab, "Itu bukan masalah yang besar bagiku." "Terima kasih, Jerman." Russia lalu menuntun Indo supaya dapat berjalan.

"Apa mau aku gendong? Kau seperti agak sulit untuk berjalan?" Kata Russia menawarkan. "Ih Russky, aku kan bukan bocil lagi. Gimana sih." Jawab Indo kesal. Russia hanya tertawa, "Aku hanya bercanda, Indoneziya." Russia hanya terus tertawa. "Huh dasar Russia bin Soviet." Ujar Indo kesal.

Mereka sudah sampai di UKS dan WHO langsung menangani Indo. "Lain kali kau harus lebih berhati-hati lagi, Indo." Pesan WHO kepada Indo. "Baik Paman WHO. Tapi Paman, jangan beri tau Papa dan teman-teman papa yang lain, ya."

WHO lalu mengusap kepala Indo dengan lembut, "Iya, Paman tidak akan memberi tahukannya kepada Papamu." Jawab WHO. Indo berusaha untuk berdiri. Russia memegangi Indo agar tidak terjatuh lagi nantinya.

"Terima kasih paman WHO." Kata Indo dan Russia bersamaan. "Iya, sama-sama. Russia, tolong antarkan Indo sampai ke kelasnya, ya." Pesan WHO lagi. Russia mengangguk mengerti. Mereka berdua beranjak pergi dari ruangan UKS.

Russia terus membantu Indo agar dapat berjalan, walaupun agak kesulitan. "Rus, maaf...aku jadi merepotkanmu juga." Indo agak sedikit merasa tidak enak kepada Russia. "Iya tidak apa-apa." Jawab Russia yang merasa tidak keberatan sama sekali.

Mereka sudah sampai di depan kelas ASEAN. Russia membukakan pintu kelas dan mengantarkan Indo ke tempat duduknya.

"Jangan banyak bergerak dulu. Kakimu masih sakit." Ujar Russia memberi tau. "Iya." Kata Indo. "Kalau begitu aku pergi dulu, ya." Russia berpamitan kepada Indo.

'Rus, jangan pergi dulu. Kau tidak akan tau hal seperti apa yang akan terjadi selanjutnya kepadaku nanti...' Gumam Indo yang berharap Russia tidak langsung pergi.

Russia keluar dari kelas ASEAN. Indo merasakan hal yang tidak enak. "Firasat ku tidak enak nih." Kata Indo pelan.

Malay lalu mengambil toa, mic dan speaker. Malay menaiki meja dan mulai berbicara dengan toa. "Cie-cie Indo~" Kesemua temannya langsung berbuat hal yang sama seperti Malay.

"Tuh kan benar tebakanku kemarin." Sahut Thailand. "Kakak suka dengan kak Russia?" Tanya Timor penasaran.

Indo langsung menjawab, "Hah?! Siapa? Aku? Tidak mungkin lah aku suka sama Russia bin Soviet itu. Dia itu kan temanku."

"Udahlah nggak usah bohong. Bilang aja suka." Kata Myanmar. "Ih...bodo lah. Pusing aku." Indo lalu menunduk di mejanya.

Indo sudah tidak kuat menerima perkataan dari semua temannya itu. Bel sekolah pun telah berbunyi. Indo langsung bersorak gembira, "Alhamdulillah!!!"

"-_-" All Friends kec. Indo. "Untung aku masih dapat bertahan tadi." Lanjut Indo lagi. Pelajaran pun di mulai. Setidaknya Indo sudah selamat🙃.

 Setidaknya Indo sudah selamat🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang