🌿↷Chapter 31↶🌿

286 44 3
                                    

"Kak, apa kita sebaiknya kembali ke ASEAN saat pagi nanti?"

"Sebaiknya jangan. Kita nanti akan menjadi beban papa lagi."

Lelaki itu kembali dari dapur sambil membawa nampan yang di atasnya tersedia 2 cangkir minuman.

"Maaf ya jika lama. Ayo silahkan diminum." Indo menjawab. "Terima kasih bang. Kita merepotkan Abang jadinya."

Lelaki itu menggeleng. "Tidak kok, kalian berdua tidak merepotkan kakak. Oh ya nanti kalian berdua tidur di kasurku dan aku akan tidur di bawah menggunakan karpet."

"Uhuk..." Indo langsung tersedak. "Sebaiknya...kami...uhuk...saja yang tidur...di bawah."

"Tidak, kalian itu tamu. Tamu harus dilayani dengan baik."

"Apa Abang hanya tinggal sendirian disini? Apa kakak tinggal bersama orang tua kakak juga?" Tanya Timor.

Lelaki itu tertunduk sedih.

"Aku tidak tahu. Aku terpisah dengan orang tua ku serta saudara-saudaraku."

"Dulu kami sedang berwisata alam di hutan. Aku punya saudara kembar dan 2 orang kakak. Aku dan saudara kembarku memutuskan untuk bermain petak umpat di sekitar hutan. Saat itu giliran aku yang bersembunyi. Mungkin aku bersembunyi terlalu jauh...sehingga aku tidak tahu jalan mana yang sudah aku lewati tadi. Aku tidak bawa senter. Aku ingin membuat api, tapi aku tidak bisa. Untung saja aku menemukan rumah ini, jadi aku bisa tinggal disini sampai saat ini."

"Ternyata...sedih juga ya. Aku harap Abang dan saudara Abang dapat berkumpul kembali." Ujar Timor yang menangis karena sedih.

Indo teringat sesuatu, "Oh ya kami belum memperkenalkan diri. Namaku Indonesia dan ini adikku Timor Leste. Panggil saja kami Indo dan Timor. Nama Abang siapa?"

"Indonesia?" Abang itu terpaku dengan nama tersebut.

"A-Apa kalian mempunyai orang tua bernama Nusantara dan Zamrud Khatulistiwa?"

Indo memiringkan kepalanya. "Hum...iya. Kami adalah putra dan putri Ayahanda Nusantara dan Ibunda Zamrud Khatulistiwa. Bagaimana Abang bisa tahu nama kedua orang tua kami?"

"Berarti...k-kalian...adik-adik ku..."

"Hah?!" Indo dan Timor kaget bukan main.

"Namaku PFI. Aku senang aku dapat bertemu dengan adik-adik ku." Laki-laki itu langsung memeluk Indo dan Timor.

"PFI? Tunggu! Bukannya Ayahanda pernah mengatakan ini kepada kita?!"

Timor menyahut, "Iya...Ayahanda bilang kepada kita dan juga kak Indosila bahwa sebelumnya kalian punya seorang Abang laki-laki."

"Akhirnya kita dapat bertemu Abang kami yang hilang..." Tangis Indo pecah ketika mengetahui PFI adalah abangnya."

Mereka bertiga masih berpelukan. Akhirnya rasa rindu PFI dapat teratasi karena dapat bertemu dengan adik-adiknya.

"Kalau begitu, Abang harus kembali ke keraton bersama dengan kami. Abang pasti kangen dengan Ayahanda dan Ibunda."

"Baiklah. Abang akan pulang ke Keraton." Ucapnya dengan senyuman.

Setelah selesai menghabiskan minumannya, PFI mengajak kedua adiknya untuk tidur.

"Selamat tidur adik-adik."

"Selamat tidur juga bang PFI." PFI lalu mematikan lampu ruangan.

Indo dan Timor tidur di atas, sedangkan PFI tidur dibawah.

Hari itu adalah hari terbaik PFI. Dimana ia dapat bertemu dengan keluarganya kembali.

 Dimana ia dapat bertemu dengan keluarganya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang