🌿↷Chapter 28↶🌿

341 43 2
                                    

Indo masih terus berjalan walaupun masih terbayang ketika ia berbicara dengan N.K.

"Sebaiknya aku beli cemilan untuk nanti malam. Hari ini juga ada pelajaran Matematika. Matematika meresahkan :v."

Indo masuk ke sebuah toko. Saat itu N.K kebetulan sedang lewat jalan itu supaya sampai ke rumahnya.

Ia tidak sengaja melihat Indo sedang berada disana. N.K hendak menghampirinya namun langkahnya terhenti. "Tidak...jangan sekarang...N.K..."

N.K kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.

Langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. "Terima kasih ya, pak." Indo sudah selesai berbelanja, ia hendak pulang ke rumah namun hujan pun turun.

"Hujan ya...tidak apa-apa deh...aku tunggu dulu di sini sebentar."

N.K sudah sampai di rumahnya. Kedatangannya di sambut dengan teman-temannya beserta adiknya.

"Kali ini kau pulang telat lagi, Hyung!" Ujar S.K. "Iya, maafkan aku."

Tiba-tiba terdengar suara hujan. Tiba-tiba pikiran N.K tertuju pada Indo.

'Indo...dia masih berada disana. Pasti dia kedinginan, aku tidak mau dia sakit. Aku harus menjemputnya.'

N.K langsung mengambil 2 buah payung. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Indo.

"Teman-teman, aku pergi dulu." Pamit N.K. "Tapi ini sedang hujan."  Tegur Hongkong. N.K tidak memperdulikan perkataan dari teman-teman.

Ia langsung membuka pintu dan berlari secepat mungkin untuk menjemput Indo.

Keadaan Indo sekarang. Ia masih menunggu sampai hujannya akan berhenti. "Sepertinya aku akan pulang terlambat."

Indo jongkok sambil berharap bahwa hujan akan segera berhenti. "Huuu... dingin..." Indo memeluk tubuhnya sendiri.

Tiba-tiba seseorang laki-laki mendekati Indo. "Are you okay, Indies?" Indo mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang baru saja menegurnya.

"Belanda." Ucap Indo lirih. "Ayo aku antarkan pulang. " Netherlands menawarkan Indo untuk pulang bersamanya.

"Tapi itu sepertinya akan merepotkan mu nanti." Neth merasa tidak keberatan jika harus mengantarkan Indo pulang. "Tidak apa-apa. Itu tidak merepotkan sama sekali bagiku. Ayo berdiri!"

Neth mengulurkan tangannya untuk mengajak Indo untuk berdiri. Indo lalu menerima uluran tangan itu. 'Padahal cuman gini doang, tapi rasanya udah seneng banget~' Batin Neth.

Neth menyodorkan syalnya serta memakainya kepada Indo. "Ayo kita pulang sekarang!" Ajak Neth lagi.

N.K berhenti berlari ketika melihat Neth bersama dengan Indo. "Baiklah!" Alhasil, Indo pulang bersama dengan Neth.

N.K tertunduk sedih. Susah payah iya mengkhawatirkan Indo, tetapi Indo sudah bersama dengan yang lain.

"Sebaiknya aku pulang..." Dengan rasa sedih, N.K pulang ke rumahnya dengan perasaannya yang hancur.

"Aku...terlalu berharap bahwa aku...pasti akan mendapatkan Indo menjadi milikku. Tapi kenyataannya, Indo lebih bahagia bersama dengan Netherlands ataupun dengan Russia. Baginya, aku bukan apa-apa lagi disini."

Indo sudah sampai di mansion ASEAN. "Terima kasih Belanda. Jika kamu berkenan, maukah kamu mampir dan masuk ke dalam?"

"Maaf tuan putri. Hamba sepertinya tidak bisa mampir kali ini. Apa itu tidak apa-apa tuan putri?"

"Eh tuan putri?! Itu panggilan untukku?!"

Neth tertawa kecil. "Ya itu adalah panggilan dariku untukmu. Kalau begitu saya permisi, tuan putri."

Neth pergi dari mansion ASEAN. Indo lalu langsung masuk ke dalam. "Assalamualaikum! Maaf aku pulang terlambat."

Indo meletakkan sepatunya di rak sepatu. "Wa'alaikumsalam, kak Indo di antarkan pulang dengan siapa?" Jawab Timor yang menyambut kakaknya.

"Tadi Belanda yang mengantarkan ku pulang." Ucap Indo lagi. "Wah  Belanda masih sama seperti dulu. Selama 350 tahun kamu dijajah, kamu kan berteman baik dengannya." Sahut Malay.

"Iya Belanda sangat baik dari dulu, hanya saja ayahnya VOC yang kejam saat itu. Tapi sekarang paman VOC baik kok terhadap keluargaku, sama seperti Paman Soviet."

"Indo, sebaiknya kau langsung mandi dan merapikan dirimu." Tegur Brunei yang tiba-tiba muncul.

"Siap bos! Aku ke kamar dulu, ya." Indo langsung berlari menuju kamarnya.

Ckleck!

Indo membuka pintu kamar lalu menutupnya dengan rapat. Indo menaruh tasnya di atas meja belajarnya.

Ia membuka lemari untuk mengambil bajunya. "Oh iya, aku harus memasukkan coklatnya ke dalam kulkas, kalau tidak nanti meleleh."

Ia segera membuka tasnya dan mengambil coklat pemberian dari N.K. "Apa N.K masih marah kepadaku?" Indo terfikir kembali dengan kejadian tadi.

Ia berusaha untuk tidak memikirkan itu kembali. "Sudahlah. Ingatlah Indo, banyak tugas yang harus kamu kerjakan."

Indo lalu turun kembali ke bawah.

Indo lalu turun kembali ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang!" Ucap N.K pelan. "Tadi kenapa kau buru-buru? Apa ada sesuatu yang tertinggal?" Tanya Japan saat N.K pulang.

"Tidak ada yang tertinggal. Aku mau ke kamar ku dulu." N.K menaruh payungnya kembali ke tempat semula dan berjalan gontai ke kamarnya.

"Apa setelah ini hubungan ku dengan Indo akan berjalan dengan baik?" Indo membuka pintu kamarnya.

Ia segera menidurkan dirinya diatas kasur. "Aku tidak habis pikir. Indo yang ku kira polos, pertama kali aku mendengarnya berbicara seperti itu.

Flash Back.

"Karena saya masih sayang kamu sebagai teman saya..."

Flash Back End.

N.K menutupi wajahnya yang memerah dengan bantal miliknya. "Aku tidak percaya ia mengatakan itu."

Tidak berapa lama hujan pun berhenti dan sore ini kembali cerah. "Apa Indo juga menyukaiku? Atau aku saja yang terlalu berharap?"

N.K melihat keluar jendela. N.K tersenyum tipis. "Aku harap begitu..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang