Keesokan harinya di Sekolah.
"Jadi N.K menyukainya?" Tanya Palestina yang saat itu sedang bersama Indo.
"Sepertinya begitu. Aku sudah minta maaf kepada Korut, karena perjalanan ke Lombok nya batal. Tapi dia malah bilang tidak apa-apa." Jawab Indo.
Palestine berfikir sejenak, "Hm...aku rasa...N.K menyukaimu deh."
"Ha? Korut menyukaiku? Maksudnya apa?"
"Ya, N.K selalu bersikap baik kepadamu. Dia selalu perhatian dan tidak ingin kau terluka. Iya kan? Korut selalu melindungimu~" Goda Palestina.
"Tapi apakah itu benar?" Indo tidak yakin apa yang dikatakan Pales benar atau tidak.
"Indonesia!" Panggil Korut yang tidak sengaja melihat Indo. "Eh Korut." Jawab Indo seadanya.
"Ini aku mau mengembalikan buku mu. Terima kasih ya karena sudah meminjamkannya kepadaku."
"Iya, sama-sama. Apa kau sudah makan? Kau tidak lupa makan lagi kan?"
"Aku sudah makan tadi. Kalau begitu aku permisi dulu ya." N.K berlari menjauh dari Indo. "N.K agak aneh." Ujar Pales.
"Entahlah ada apa dengannya." Indo memperhatikan bukunya yang agak tebal. "Perasaan bukunya tidak setebal ini deh."
Indo membuka tengah-tengah buku, sungguh terkejut Indo ketika melihatnya.
"Ini kan...Coklat Silver Queen? Kenapa Korut menyelipkannya disini? Terus kenapa coklatnya dihias pakai pita segala lagi."
Pales memperhatikan Indo yang sedang panik. "Cie~ cie~ benarkan N.K suka sama kamu~"
"Kenapa tiba-tiba jantungku berdetak dengan cepat. Ada apa ini? Nggak mungkin kan...Korut suka dengan ku?"
Wajah Indo memerah karena salting. "Ah sudahlah, Pales aku ke kamar mandi dulu ya." Pamit Indo seraya berlari kecil.
"Iya...iya..." Jawab Pales sambil tertawa.
Sesampainya di kamar mandi, Indo langsung mengunci pintunya.
"Aduh Korut...apakah benar kamu suka dengan ku?" Indo memegang dadanya. Jantungnya masih berdetak cepat.
Indo keluar dari dalam kamar mandi, lalu ia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Eh Indonesie...ada apa denganmu?" Tanya Monaco yang saat itu kebetulan sedang lewat.
"Eh...uh...tidak apa-apa. Aku permisi dulu." Indo berlari menjauh dari Monaco seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ada apa dengan Indonesie?"
Indo masuk kedalam kelasnya yang saat itu sedang rusuh.
"Weh pesta Milo!" Seru Malay sambil naik ke atas meja. Singapore sedang kipas-kipasan pakai duit dan Brunei lagi ngitung duit.
"26 juta...27 juta..." Brunei masih menghitung duitnya. Thailand pusing karena kelasnya hancur sudah seperti kapal pecah.
Timor sedang mengambar bersama Vietnam. "Permirsa! Hari ini kelas ASEAN kembali rusuh seperti biasanya. Seperti yang kalian lihat begitu hancurnya kelas karena di sebabkan beberapa siswa." Ucap Myanmar layaknya seorang reporter.
Indo masih uring-uringan karena tidak habis pikir. Tiba-tiba pintu kelas di buka secara mendadak.
"Indoneziya! Apa kamu tidak apa-apa?" Russia berlari ke meja dimana Indo duduk disana.
"Tadi Monaco memberitahu ku kalau kamu tadi wajahnya merah. Kamu tidak sakit atau kenapa-kenapa kan?"
Seisi kelas langsung terdiam.
"Tidak kok. Aku baik-baik saja." Jawab Indo menutupi apa yang telah terjadi.
"Bener nih? Tidak ada apa-apa?"
Indo mengangguk. Russia menghela nafasnya, "Ya sudah kalau begitu. Kalau ada apa-apa bilang saja padaku ya."
Russia berjalan pergi meninggalkan kelas ASEAN. Seisi kelas masih memperhatikan Indo.
Indo yang merasa menjadi sasaran pun bertanya, "Eh...ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?"
Mereka tidak peduli dengan hal itu dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
Indo membuka bukunya lagi dan masih melihat coklat yang masih terbungkus dengan rapi disana.
"Aku akan berterima kasih padanya nanti sepulang sekolah." Ucap Indo penuh harapan.
Skip Time, Sepulang Sekolah.
"Korut!" Panggil Indo sambil menghampiri Korut yang saat itu berada di depan gerbang sekolah.
"Hm...y..." Jawabnya singkat. Indo menengok ke kanan dan ke kiri. "Jadi begini..." Indo menarik nafas. "Kamu tadi kan menyelipkan coklat di dalam buku tulisku. Apa benar...jika ada ada laki-laki yang menyelipkan coklat di dalam buku seorang perempuan, apakah itu berarti laki-laki itu menyukainya?"
N.K terdiam tidak dapat menjawab. "Apakah itu benar? Apakah itu berarti kamu menyukaiku?" Tanya Indo sekali lagi.
N.K tidak menghiraukan pertanyaan Indo, Ia berjalan pergi begitu saja.
"Korut, tolong jawablah...apa itu benar atau tidak?" Indo mengejar Korut.
Kesabaran N.K habis karena Indo terus bertanya seperti itu. "INDO CUKUP!"
Indo langsung terdiam, "Korut...maaf aku telah membuatmu kesal..." Ujar Indo memohon.
"Aku pusing karena kau bertanya terus seperti itu kepadaku!" N.K tidak menyadari dia marah kepada siapa.
"Maaf Korut, tidak seharusnya aku bertanya seperti itu..." Indo langsung berlari dari sana.
'Apa yang barusan aku lakukan? A-Apa aku baru saja membentak Indo?'
N.K lalu mengejar Indo untuk memberi penjelasan.
"Indo tunggu! A-Aku tidak sengaja membentakmu. Apa kau marah dengan ku?"
Indo tetap di posisi awalnya, ia tidak berkutik untuk membalikkan badannya untuk menghadap N.K.
"Saya tidak marah." Jawab Indo. "Kenapa? Tapi saya sudah membuat kamu kecewa?" Tanya N.K terus.
"Karena, saya sayang kamu sebagai teman saya..." Kata-kata terakhir Indo membuat N.K tidak percaya.
"Indo..."
Indo lalu pergi meninggalkan N.K yang masih terdiam.
"Ya, mungkin aku...tidak pantas bersama dengannya. Indo, tetap menganggap ku sebagai temannya." N.K tersenyum simpul melihat kejadian yang baru saja terjadi, langsung di depan matanya.
N.K memilih untuk pulang ke rumahnya. Ia tidak ingin mengejar Indo, karena mungkin saja...Indo butuh waktu untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀ
Fanfiction••• 'Aku sudah lama menyukainya...Semenjak aku datang ke negaranya, Aku di sambut dengan baik.' "Sesampainya di sana, Aku di beri sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dan sampai sekarang bunga itu bahkan menjadi bunga nasional negaraku..." "Bis...