Beberapa menit kemudian.
"Silahkan diminum." Nugini menyodorkan kedua gelas berisi air sirup yang di dalamnya terdapat es batu.
"Terima kasih!"
Indo dan Timor langsung meminumnya sampai habis. "Pada haus ya?"
"Iya, kita kan lari pas kesini." Ujar Indo sambil menaruh gelasnya di atas meja.
"Btw kita mau main apa nih?"
Timor langsung menjawab, "Kalau main petak umpet gimana?" Nugini berfikir menimbang-nimbang.
"Bosen. Yang lain gitu."
"Main ular tangga aja. Punya nggak?" Saran Indo. "Punya...punya. Bentar ya aku ambil dulu."
Nugini berlari ke kamarnya. "Mana ya? Perasaan ada disini deh." Ia lalu mencari di laci mejanya. "Nah ketemu."
"Enak banget ya bang TNI, bang Petrus, sama kak Indosila berkemah. Coba kita bisa pergi kesana." Keluh Indo dengan wajah murung.
"Kan kak Indo bisa terbang? Kenapa nggak terbang aja?"
"Masalah aku males terbang ke sana."
"Nih udah ketemu. Ayo kita main!" Ujar Nugini yang tiba-tiba datang. "Okay!
"Kita hom pim pa dulu." Nugini lalu duduk di bawah bersama dengan yang lain.
"Hom pim pa alaium gambreng."
"Aku pertama." -Timor.
"Suit."
"Aku kedua dan Indo terakhir." Seru Nugini meledek Indo. "Nggak apa-apa. Santuy aja. Nggak apa-apa ini."
Nugini menyiapkan dadunya. "Timor, kocok dadunya." Timor membalas dengan anggukan. Ia mulai mengocok dadunya dan mendapatkan angka 3.
"3 langkah." Timor menggerakkan batunya. "Selanjutnya..."
"Okay. Eh bentar...bentar, kok kalian nggak sekolah? Apa karena kamu minta izin buat pulang? Kalau aku kan nggak sekolah karena izin sakit."
"Sakit apa kamu? Sehat-sehat aja aku liat." Sahut Indo. "Aku kemarin malam batuk-batuk, makanya pas tadi kalian minum es...aku nggak bikin."
Indo dan Timor kebingungan mau jawab apa. "Sebenarnya..."
"Sebenarnya kenapa?
"Hum sebenarnya...kita..."
"Kabur dari Mansion ASEAN."
"Eh apa?! Serius?!" Teriak Nugini tidak percaya. "Bukan serius lagi kak, tapi limarius." Jawab Timor.
"Kenapa kalian kabur dari Mansion ASEAN? Apa kalian di usir?"
Indo menjawab dengan gugup. "A-aku merasa...bahwa aku...hanya beban disana. Jadi kita kabur aja...Ku mohon jangan kasih tau siapa-siapa ya kalau kita sebenarnya kabur."
Nugini tersenyum smirk, "Boleh. Tapi harus ada imbalan tutup mulut." "Pakai imbalan tutup mulut segala. Jahat amat jadi teman ಥ╭╮ಥ"
"Nggak...nggak, cuman bercanda. Ya udah iya aku nggak bilang ke siapa-siapa."
"Eh beneran? Makasih yah^v^"
"Iya, sama-sama." Jawab Nugini sambil tersenyum juga. "Ok aku jalan dulu ya."
"Kita sampai lupa kalau kita lagi main." Sahut Timor yang baru ingat lagi. "XD. Ya udah ayo lanjutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀ
Fanfiction••• 'Aku sudah lama menyukainya...Semenjak aku datang ke negaranya, Aku di sambut dengan baik.' "Sesampainya di sana, Aku di beri sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dan sampai sekarang bunga itu bahkan menjadi bunga nasional negaraku..." "Bis...