🌿↷Chapter 39↶🌿

246 42 5
                                    

"Aku Senang dapat bertemu dengan kalian~" Indo memeluk para provinsi-provinsinya saat tiba di Lombok.

"Tadi ada Bali disini, tapi dia udah pulang. Katanya sih ada urusan. Dia minta maaf dan nitip salam. alau misalnya Indonesia datang, tolong kasih tau ya. Itu yang dia bilang." Kata NTB.

"Oh begitukah. Baiklah terima kasih karena sudah memberitahu aku." Tiba-tiba Lombok teringat sesuatu. "Eh udah jangan pada di luar. Ayo silahkan masuk!" Lombok segera menarik sang negara tercinta untuk masuk ke rumahnya.

"Hm...apa berarti kita ditinggal?" Tanya NTT yang masih mematung bersama NTB. "Nggak tau. Lebih baik kita jalan di belakang aja." Jawab NTB dengan lesu. "Iya. Udahlah mau nggak nih. Kalau nggak aku kunciin pintu yak." NTT segera berlari lebih dulu.

"Woy tetangga nggak ada akhlak! Ini tuh provinsiku. Kenapa jadi kau yang #$&¢π. Bodo amat dah. Lidahku ke belit-belit ngomong sama dia."

"Udah cepetan masuk. Dalam hitungan 3 nggak masuk juga, aku kunciin kamu diluar." Ancam NTT yang sudah berada di dalam.

"Ih nyusahin punya tetangga kek gini. Jadi beban aja bisanya." Gerutu NTB sambil berjalan cepat.

"3. Doorrr!" NTT langsung menutup pintunya dengan keras dan menguncinya. "Nggak ada akhlak emang -_-" Ucap NTB pasrah.

 "Nggak ada akhlak emang -_-" Ucap NTB pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah...Rumah Lombok sangat bagus! ( ╹▽╹ )" Puji Indo sambil melihat-lihat ruangan demi ruangan. "Hehe...terima kasih atas pujiannya. Aku harap kau menikmatinya. Oh ya, untuk kamarnya ada di ujung sana. Istirahatlah...Indo pasti lelah." Jawab Lombok dengan wajah yang sangat bahagia.

NTT lalu datang menghampiri Indo dan Lombok. "NTB mana?" Tanya Lombok. "Oh bilangnya dia masih belum ingin masuk (Orang aku kunciin). Ya sudahlah biarkan saja. Nanti juga dia masuk."

"Oh baiklah." Lombok lalu mengantarkan Indo ke kamarnya. Sedangkan NTT berjalan di belakang mereka berdua.

"Nah, ini kamarmu. Kamar ini memiliki pemandangan yang bagus jika kau melihatnya dari jendela." Lombok lalu mengajak Indo untuk mendekat ke arah jendela. "Disebelah sana juga ada kolam ikan. Kalau kamu ingin memberi makan kepada mereka juga boleh."

"Apakah ikan-ikan itu milikmu?"

"Iya, itu milikku."

"Adakah orang yang pernah mencuri ikan-ikanmu disana?" Lombok berusaha untuk mengingat. "Selama aku memelihara ikan-ikan itu, belum ada satupun orang yang pernah mencurinya. Kecuali kucing oyen."

(Kucing oyen: Salah mulu dah aku QwQ)

"Ahaha...iya-iya. Tapi kolam ikanmu tidak terlalu terlihat kalau dari halaman. Tapi kalau dari atas baru terlihat. Mungkin karena banyak pohon-pohon kecil yang tumbuh di sekitarnya."

"Aku jadi nyamuk." NTT nyimak

"Pihak kepolisian masih juga belum menemukan Indo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pihak kepolisian masih juga belum menemukan Indo." Kata Malay sambil memakan rotinya.

"Iya, tiba-tiba aja aku kangen Indo karena setiap kali dia kalau ketemu aku dia pasti akan bilang gini, 'Turki, Indo mau dong es krimnya. Jangan pelit-pelit lah. Sesama teman harus berbagi.' Aku cuman bisa pasrah. Aku bilang nggak, dia ngambek. Aduh..." Sahut Türkiye.

"Aku malah sering dibilang pak ustadz olehnya. 'Pak Ustadz, Ada rakyatku yang kesurupan setelah kemah di gunung. Tolong bantuin dong, Pak.' Sedih banget gitu rasanya." KSA juga ikut-ikutan.

"Haha...iya juga sih. Indo kena Remedial pelajaran bahasa Arab, nanya nya ke KSA. Untung aku nggak di tanyain." Qatar merasa dirinya bangga.

"Kok jadi ingat pas bulan Ramadhan. Kalau kita pergi ke masjid, rasanya rusuh banget." Ujar Palestine. "Eh iya-ya. Jadi ingat puasa bentar lagi." Brunei mengiyakan. (Maaf yang non-muslim 🙏🏻).

"Kita kalau di masjid kenapa rasanya seru banget ya." -Bahrain.

"Karena kita juga main abis itu." -Algeria.

Kita datang ke masjid buat sholat Isya dan Tarawih + witir. Abis sholat, dzikir, do'a terus orang-orang pada bubar. Sedangkan kita ada tugas tadarus. Sebelum Pak Ustadz nyuruh kita buat mulai, kita main petasan dan kembang api atau nggak main lempar-lemparan sendal. Disaat itulah banyak korban yang sendalnya pada hilang 😂.

"Bener banget tuh." Ucap Singapore mengiyakan.

Pas Pak Ustadz panggil kita, baru kita mulai tadarus. Abis pada selesai tadarus, ngantri buat minta tanda tangan. Setelah itu lanjut perang sarung atau nggak lari-larian. Pak Ustadznya tau, lanjut kena ceramah, tapi ceramahnya itu pakai ayat Al-Quran, Hadist, dan dalil. Makanya jadi panjang. Lalu berujung kita semua disuruh buat beres-beres di masjid.

"Padahal aku cuman ikut main perang sendal sama petasan, tapi aku juga jadi korban." Sela KSA.

Kalau udah selesai, lomba siapa cepat yang nyampe di rumah duluan. Yang telat di kunciin pintu. Tapi dibukain lagi kok.

"Kalau yang itu sering kita rasakan. Aku suka kadang nggak habis pikir deh." Kata Syiria.

"Kok kita nyambung-nyambung jadi Ramadhan. Tadi kan kita lagi bahas Indonesia. Haha...kita keterusan." Tawa Brunei yang nyadar dari tadi.

Semuanya tertawa karena baru sadar.

"Aduh pipiku sakit. Udahlah aku mau lanjut jajan di kantin. Nanti keburu bel masuk nggak bisa jajan lagi." Qatar lalu pergi bersama dengan Algeria, sedangkan yang lainnya masih ada disana.

"Kalian sudah pada selesai pelajaran Nahwu Sharaf belum?" Tanya Malay yang sedang mengerjakan PR nya.

"Sudah. Kami kemarin baru saja membahas pelajaran itu." Jawab Sudan. "Nah kalau begitu ajarin dong. Kasih tau jawabannya." Malay lalu menyodorkan bukunya.

"Tuh kan bener. Ya udah deh, kalau udah kek gini ujung-ujungnya kita yang turun tangan."

Negara-negara rumpun Arab akhirnya mengajarkan anak-anak Asia Tenggara (Kecuali negara rumpun Indo-China).

"Yeayy! PR ku tertolong. Terima kasih."

"Sama-sama, Untung belum bel. Kalau udah siap-siap kalian kena hukum berdiri di luar kelas sampai pelajaran selesai." Jawab Bahrain.

Kriiingggg!

"Pas banget. Malay, Singa. Dah yok balik ke kelas!" Mereka bertiga lalu merapikan alat tulis mereka. "Dah kalian."

Mereka masuk 10 menit lagi. Tapi anak-anak Asteng lebih cepat bel istirahatnya. Jadi maklum aja.

"Mending kita balik ke kelas aja." Usul Palestine. "Ya udahlah. Udah sepi jadinya nggak asik." Syria mengiyakan. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kelas.


Maaf kalau gaje. Otakku lagi ngelag 😅

 Otakku lagi ngelag 😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang