Bab 8:
Dukungan Dari Yang Terdekat.===
Waktu Istirahat telah tiba. Anak-anak keluar berhamburan dari kelas mereka seperti bunga dandelion yang berterbangan karena tertiup oleh angin.
"Hyung, apa kau mau ikut bersamaku ke kantin." Tanya S.K kepada kembarannya N.K.
"Aku tidak ingin ke kantin. Kau saja yang pergi." Jawab N.K dingin. "Ya sudah. Sampai jumpa, Hyung." S.K meninggalkan N.K sendirian di kelas.
Hari ini mood N.K sedang tidak bagus. "Apa mungkin aku keluar saja dari sekolah ini? Aku tidak kuat menerima perlakuan seperti ini terus-menerus. Aku lelah..." N.K lalu melihat jendela. Tatapannya benar-benar kosong kali ini.
"Hai Korsel!" Sapa Indo. "Oh hai Indo." Sahut S.K. "Apa Korut sudah keluar dari kelas. Aku tidak melihatnya sejak tadi?" Tanya Indo. "Hum...N.K bilang kepadaku...dia tidak ingin pergi ke kantin."
"Bolehkah aku menemuinya?" Tanya Indo lagi. "Boleh. Saat ini dia ada di kelas. Aku pergi ke kantin dulu. Aku akan membelikan makanan untuknya." S.K segera berlari menuju kantin, sedangkan Indo pergi ke kelas Asia Timur.
N.K masih menatap sayu. "Saat ini awannya benar-benar sangat indah." "Korut!" Panggil seorang negara terengah-engah. "Indo..." Panggil N.K.
Indo mendekati meja N.K dan berkata, "Apa kau ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?" Tebak Indo tepat sasaran. N.K menjawab, "Bagaimana kau bisa tau."
"Karena wajahmu terlihat murung. Ada apa, Korut?" Tanya Indo lagi. "Kalau aku menceritakannya, apa kau bisa menjaga rahasia?" Tanya N.K memastikan.
N.K menghela nafasnya, "Apa kau dapat membantuku. Membantu mempercayaiku dan mendukungku?" Indo berseru, "Tentu saja. Aku di pihakmu Korut. Jika semua negara menjauhimu, maka aku yang akan mendekat. Semangat lah, Korut!"
N.K sedikit tertolong karena Indo sudah memberikan semangat kepadanya.
"Aku juga akan membantumu, Hyung. Aku yakin kau bukanlah pelakunya." Seru S.K yang tiba-tiba muncul.
"Bukankah kau menjauhiku?" Tanya N.K tidak percaya. "Aku di suruh untuk menjauhimu karena tragedi yang waktu itu. Maafkan aku, Hyung." Ujar S.K merasa bersalah.
"Sudahlah tidak perlu seperti itu." Ucap N.K. S.K mengangkat kepalanya. "Kau tidak salah, S.K. Terima kasih karena telah mempercayaiku." Lanjut N.K. S.K langsung memeluk N.K dan menangis.
"Bersabarlah, Hyung. Aku tau kau pasti kuat." Ujar S.K menyemangati.
"Kalau begitu kita harus membujuk para negara. Setidaknya mungkin ada beberapa yang dapat mempercayai Korut kembali." Ucap Indonesia dengan semangat.
"Mari kita coba!" Sahut S.K.
Di Kantornya ASEAN
Pukul 17:46
"Hah...akhirnya selesai juga." Ucap ASEAN sambil meregangkan otot-ototnya.
Tok!tok!tok!
"Silahkan masuk." Jawab ASEAN. European atau di singkat EU masuk ke ruangan ASEAN. "Kau sudah selesai tugas kali ini?" Tanya EU sambil duduk di kursi.
ASEAN sedang merapikan laporan pekerjaannya yang nantinya akan di berikan kepada UN atau United Nation (PBB). "Tugas hari ini aku kerjakan dengan tuntas. Kali ini aku dapat pulang lebih awal dan tidak kerja lembur."
"Apa kau sudah selesai, EU?" Ucap ASEAN lagi. "Ya sedikit lagi. Aku lelah dengan tugas yang banyak, jadi aku memutuskan untuk beristirahat sejenak." Sahut EU sambil memegang kepalanya yang agak pusing.
ASEAN sudah selesai merapikan barang-barangnya. "EU aku pulang duluan, ya. Kau juga harus segera pulang. Kasihan anak-anakmu menunggu nanti." EU menjawab, "Iya ASEAN."
ASEAN dan EU keluar dari ruangan. EU memutuskan untuk kembali bekerja, dan ASEAN pergi ke ruangan UN.
ASEAN mengetuk pintu dan di balas oleh UN. "Sore ASEAN! Apa kau sudah menyelesaikan tugas hari ini?" Sapa UN yang sedang duduk di kursinya.
"Ya tentu saja." ASEAN menjawab sambil memberikan hasil kerjanya kepada UN. UN lalu memeriksa pekerjaan ASEAN.
"Ya kau sudah boleh pulang ASEAN." Kata UN lagi. "Terima kasih, UN. Saya izin pamit." Jawab ASEAN kepada UN. "Ya silahkan." Sahut UN.
ASEAN pergi dari ruangan UN. Melewati lorong sebelum akhirnya sampai di ruangan parkir. ASEAN menyalakan mobilnya dan langsung gaskeun ke rumah.
Di ASEAN Mansion.
"Malay, Phil, Singa, Brunei percayalah...bukan Korut yang melakukan semua itu." Bujuk Indo kepada keempat temannya.
"Maaf Indo, tapi sudah ada bukti tentang masalah itu. Semuanya sudah terbukti bahwa N.K adalah pelakunya." Kata Singapore. "Iya Indo, kenapa kau begitu yakin bahwa N.K bukan pelakunya?"
Indo agak terdiam. "Iya, bagaimana kau dapat begitu yakin? Padahal waktu itu kau belum bersekolah di sana?" Tanya Malay yang sepemikiran dengan Filipina.
"Karena, aku berpesan kepada Korut untuk tidak menuklir secara sembarangan tanpa sebab yang kuat." Jawab Indo yang membuat keempat temannya tidak menyangka.
"Kau berpesan kepadanya?" Ucap Brunei. "Ya tentu saja dan Korut mengiyakan perkataanku." Kata Indo lagi.
'Semoga saja mereka mulai percaya.' Gumam Indo berharap. Jawaban telah di putuskan. Mereka berempat sudah mulai percaya dengan N.K walaupun tidak sepenuhnya.
"Terima kasih banyak teman-teman." Ucap Indo terharu. 'Bertahanlah Korut. Sebentar lagi pasti masalahmu akan terselesaikan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀ
Fanfiction••• 'Aku sudah lama menyukainya...Semenjak aku datang ke negaranya, Aku di sambut dengan baik.' "Sesampainya di sana, Aku di beri sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dan sampai sekarang bunga itu bahkan menjadi bunga nasional negaraku..." "Bis...