"Seperti biasa, hari ini sepi." Ujar Papua yang sedang duduk di kursinya sambil menikmati teh yang barusan ia buat.
"Teh yang hangat dengan pemandangan yang indah nan damai, membuat suasana hati menjadi tenang." Papua menyeruput tehnya yang diberikan sedikit perasaan lemon. "Enak..."
Tiba-tiba salah satu burung cendrawasih hinggap di rumah Papua. "Selamat siang, Cece (Nama burung cendrawasih milik Papua)."
Cece lalu hinggap di pundak Papua. "Hehehe...apa kau ingin bermain dengan ku?" Ucapnya sambil terkekeh geli.
Lalu seseorang datang ke rumahnya, "Hai Papua!" Sapa tetangganya pulau Halmahera. "Oh hai juga, Halmahera!" Jawabannya sambil melambaikan tangan.
Halmahera berlari ke arahnya, "Apa aku boleh duduk sini?"
"Oh iya silahkan. Duduk saja." Halmahera lalu duduk di sebelah Papua.
"Wah ada Cece. Kau lucu ya~ Ih gemes deh!" Halmahera langsung mengelus-elus Cece yang masih hinggap di pundak Papua.
Papua hanya tertawa kecil. "Oh ya Cece, kamu main sama teman-teman mu dulu ya. Kita kan masih bisa main nanti."
Cece segera terbang dari sana. "Papua, apakah kamu merasa bosan?" Tanya Halmahera lagi.
"Hum...tidak. Aku dan Papua Barat baru saja pulang dari gunung Jaya Wijaya. 3 orang dari keluarga baginda raja Nusantara sedang berkemah disana."
"Oh..."
"Eh bagaimana kalau kita masuk ke dalam saja. Masa tamu duduk di luar." Papua langsung menarik tangan Halmahera untuk masuk ke rumahnya.
Dari kejauhan, ada 2 orang yang dari tadi memperhatikan Papua dan Halmahera.
"Hm...Semuanya berjalan dengan baik. Kenapa ya kakanda memberikan tugas seperti ini kepada kita." Keluh salah satu adiknya Nusantara yang bernama Sriwijaya.
"Aku juga tidak tahu. Padahal adiknya kakanda itu banyak, tapi kenapa kita yang dipilih." Sahut Majapahit mengiyakan.
"Mungkin kita berdua sudah nasib." Ucap Sriwijaya lagi. "Apa Kita? Kamu aja kali. Aku mah nggak ya." Jawab Majapahit tidak setuju.
"Ku santet juga ni anak." Ujar Sriwijaya dengan kesal. "Dah lah ayo kita pergi dan laporkan hasil tugas kita kepada kakanda." Lanjutnya.
"Ya udah ayo." Majapahit dan Sriwijaya pergi dari sana untuk melaporkan hasil pengamatan mereka ke keraton.
"Assalamualaikum! Kami sudah balik!"
"Wa'alaikumussalam, Raden Timor dan Putri Indonesia." Sambut para pelayan keraton.
"Bibi, Abang PFI sama Abang Laknat kemana?" Tanya Indo pada salah satu pelayan.
"Abang Laknat siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀ
Fanfiction••• 'Aku sudah lama menyukainya...Semenjak aku datang ke negaranya, Aku di sambut dengan baik.' "Sesampainya di sana, Aku di beri sebagai hadiah sekaligus kenang-kenangan dan sampai sekarang bunga itu bahkan menjadi bunga nasional negaraku..." "Bis...