🌿↷Chapter 29↶🌿

327 42 94
                                    

Indo sedang belajar Matematika bersama dengan yang lain, sedang ASEAN sedang sibuk dengan pekerjaan kantornya.

"Aduh otakku berasap udah kek kereta uap..." Keluh Indo yang sudah pusing.

"Sama nih." Sahut Malphil.

Indo teringat coklat yang di berikan N.K dan cemilannya yang lain yang ia taruh di dalam kulkas. Indo langsung bergegas berlari mengambilnya.

"Nah ini dia. Coklatnya sudah keras dan sekarang aku sudah bisa memakannya."

Indo berjalan kembali ke tempat duduknya sambil membawa makanannya.

"Widih banyak banget makanannya. Langganan banget ya setiap kali ada PR MTK atau IPA, pasti Indo selalu beli cemilan." Ujar Myanmar kaget.

"Hehehe...iya dong. Kalian kan juga udah pada tau kalau aku kek gitu."

"Kalau kalian mau ambil aja. Mumpung aku lagi baik." Lanjutnya. "Emang biasanya nggak baik?" Tanya Brunei.

"Baik juga sih. Udah...udah, nggak usah dibahas lagi."

Mereka kembali melanjutkan pekerjaan rumah mereka. 'Oh iya, tadi kan niatnya aku ingin berterima kasih kepada Korut. Hm...besok saja deh kalau begitu.' Batin Indo seraya melihat coklat pemberian dari N.K.

Indo menggelengkan kepalanya, 'Sudahlah Indo, PR mu saja belum selesai. Ayo selesaikan PR mu dulu.'

Indo segera melanjutkan pekerjaannya bersama dengan teman-temannya. Walaupun ia juga mengeluh karena pusing dengan rumus-rumusnya.

Skip:v

"Anak-anak, maaf papa tidak bisa mengantarkan kalian ke sekolah. Kalian mau naik bus saja atau berjalan kaki?" Ucap ASEAN saat paginya.

"Naik bus saja!" Jawab kesemua anaknya.

"Kalau begitu ayo cepat bersiap-siap! Nanti kalian kelewatan busnya." Perintah ASEAN sambil menyiapkan tas kerjanya.

"Baik Papa kami akan bersiap-siap!"

ASEAN langsung pergi meninggalkan rumah dan langsung pergi ke tempat kerjanya.

"Kalian dah siap ke belum? Aku dah siap!" Tanya Malay sambil memakai dasinya.

"Kami pon dah!" Jawab Singa dan Brunei bersamaan.

"Eh ada yang liat buku IPS aku nggak?" Ujar Laos sambil berteriak dari dalam kamarnya.

"Keselip kali. Coba cari lagi!" Balas Thailand sambil berteriak juga. "Jangan teriak-teriak woy! Masih pagi nih!" Ucap Myanmar.

"Nggak usah ngegas napa! Apa hubungannya pagi-pagi kalau udah teriak-teriak? Kamu juga tadi ngomongnya teriak!" Thailand menjawab perkataan Myanmar.

Myanmar berkata lagi, "Malu sama tetangga bos! Waktu itu aja cuman ada kecoa doang, udah seperti gempa bumi. Ribut satu rumah. Pas papa datang lanjut di ceramahin karena rumah berantakan."

Thailand mengabaikan perkataan Myanmar dan bertanya kepada Laos, "Laos udah ketemu belum bukunya?" Laos menyahut, "Eh...udah nih...udah ketemu. Ternyata bener keselip."

"Udah nggak usah pada ribut-ribut. Nanti kita tambah lama pergi ke halte bus nya. Belum lagi nunggunya." Ucap Cambodia sambil menggendong tasnya.

"Tau nih, kenapa di rumah ini nggak siang ataupun sore selalu aja ribut. Giliran hari Sabtu dan hari Minggu aja sepi." Sahut Vietnam.

"Kenapa sih itu?" Tanya Timor yang datang bersama Indo. "Tak payah layankan dia orang. Kita kan dah macam biasa pagi-pagi macam ni. Ada je masalah. Haish..." Jawab Singa sambil memegang pelipisnya.

ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang