십구 ♡

486 54 37
                                    

Bab 19:
Pengen Nembak Tapi Belum Waktunya.

===

Malam hari pun tiba,

Para negara sedang berkumpul saat ini, Indo membuka pembicaraan "Eh malam gini enaknya jalan-jalan. Bali bisa memimpin kami untuk jalan-jalan, nggak. Ya nggak apa-apa lah kalau cuma bisa liat jalanan aja."

Bali berfikir sejenak. "Hum...gimana yah. Ya udah deh boleh. Tapi sepertinya tidak lama-lama. Asal cuma kena angin malam aja abis itu balik lagi."

Semuanya langsung bersorak kecuali N.K. "Ayo! Kita jalan kaki. Lagi pula penginapan ini enak karena depannya udah banyak pedagang." Malay langsung memberi saran, "Sekalian kita jajan juga. Kan lebih seru!"

Semuanya langsung menyetujui saran dari Malay tanpa mendengarkan pesan yang baru Bali katakan.

"Rasanya omonganku cuma masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Baru aku bilang jangan lama-lama, eh pakai acara jajan dulu. Itu mah namanya lama -_-" Cibir Bali tidak puas.

Mereka langsung keluar dari penginapan. Di depan mata mereka sudah banyak sekali pedagang.

"Ada cumi bakar! Lihat deh. Apinya kek buat atraksi. Eh beli yuk, sekalian liat ngebakarnya." Seru Phil dengan semangat.

"Ikut." Sahut Singa dan Timor. Mereka bertiga langsung pergi ke pedagang cumi.

"Wah nggak nyangka ada Ttebokki dan Jjampong disini! Hyung, kita pergi kesana yuk!" Ajak S.K seraya menarik tangan N.K.

Suasana tampak ramai. Mungkin karena ini makan malam jadi sangat ramai pengunjung yang datang.

"Hey kalian jangan lupa dengan kata-kata yang tadi, ya." Bali agak kesal karena perkataannya sepertinya tidak di pedulikan.

"Yang mana ya?" Jawab Indo sambil memakan makanannya. 'Sudah ku duga...' Bali menghela nafas kasar. Ia hanya memperhatikan teman-temannya yang sedang asyik menikmati makanannya.

Hari sudah mulai larut, mereka semua kembali ke penginapan. "Alhamdulillah aku sudah kenyang." Ujar Malay dengan senangnya.

"Kita harus tidur malam ini. Jangan ada yang begadang!" Ucap Thailand sambil melirik Indo, Timor, Malay dan Phil.

Keempat orang yang di sebut tadi langsung menelan ludahnya sendiri karena takut di baku hantam dengan Thailand.

Mereka masuk ke kamar mereka masing-masing. Tidak lupa mereka mematikan lampu dan berdoa sebelum tidur (menurut kepercayaan masing-masing).

Malam ini bulan sabit nampak memerangi langit malam. Semua orang sudah tertidur lelap kecuali seorang negara yang sedang duduk termenung di atas kasurnya.

N.K masih belum tidur, sedangkan kedua temannya sudah tertidur dengan pulas. "Aku ingin keluar." N.K turun dari kasurnya dan pergi keluar dari kamar.

Ia berjalan-jalan di koridor. Jam sudah menunjukkan 21:40. Penginapan masih bisa di katakan masih cukup ramai.

N.K masih memperhatikan sekeliling, namun tidak di sangka ia melihat Indo. "Indo!" Panggil N.K sambil berlari.

Indo menoleh dan melihat N.K sedang berlari. "Kenapa kau belum tidur?" Tanya N.K beberapa saat.

"Aku habis dari kamar kecil. Kau sendiri? Kenapa belum tidur?" Jawab Indo sambil membenarkan rambutnya.

"Ah~ Aku tidak bisa tidur jadi aku pergi dari kamar."

"Jadi begitu." Ujar Indo lagi.

"Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar." Usul N.K dan di beri anggukan oleh Indo.

N.K memutuskan untuk pergi ke atas. Di sana pasti tidak terlalu ramai orang. Mereka menaiki lif dan menekan tombol naik.

Mereka sudah sampai di lantai paling atas. Suasana menjadi canggung karena tidak ada pembicaraan antara N.K dan Indo.

"Hum~ apa kau tidak apa-apa begadang? Bukankah Thailand akan memarahimu?" N.K membuka pembicaraan kembali.

"Mungkin Thailand akan memarahiku. Tapi aku merasa itu tidak apa-apa." Jawab Indo sambil menikmati angin malam.

'Apa harus aku bilang sekarang...' N.K melihat ke arah Indo yang sedang asyik melihat bulan di langit malam.

"Hum Indo..." Panggil N.K dengan ragu. "Ada apa Korut?"

Jantung N.K berdegup dengan kencang. N.K menarik nafasnya dalam-dalam. "Jadi begini. Aku--!"

"Korut, aku akan kembali ke kamar. Aku ingin tidur. Apa kau ingin ikut?" Indo memotong pembicaraan N.K. N.K merasa gagal menembak Indo kali ini.

"Baiklah, aku ikut."

Mereka kembali ke kamar. Indo sudah menutup matanya. N.K mematikan lampu dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

'Mungkin hari ini belum tepat.'

"Selamat pagi, Korsel!" Sapa Indo pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Korsel!" Sapa Indo pagi ini. "Pagi juga, Indo!" Jawab S.K dengan semangat.

"Hi Everyone!" Sapa Laos dengan lambaian tangan. "Hi too, Laos." Jawab Indo dan S.K. "Hai juga Laos!" Jawab Malay dan Singa beberapa saat. "Hai juga kak." Ucap Timor.

"Kali ini kalian akan sarapan terlihat dahulu." Perintah Bali dengan lembut. Mereka pergi ke ruang makan. Mereka harus memilih tempat supaya tidak di tempati orang lain.

"Kita ambil makanannya gantian." Seru Myanmar. "Oke!" Jawab beberapa temannya.

Di sini kita di hidangkan dengan masakan khas Bali tapi ada juga kok makanan Indonesia yang lain (Bagi yang tidak mau). Di tempat makanannya terdapat tulisan Non-B1 dan B2 dan B1 dan B2. Jadi bagi masyarakat muslim boleh memakannya (Non-B1 dan B2).

"BTW kita akan kemana nanti?" Tanya Brunei yang sudah selesai makan. "Bagaimana kalau tour ke Kintamani." Usul Bali meminta persetujuan.

"Ya udah boleh aja. Aku mah ikut kemana pun kita pergi." Jawab Singa. "Sama aku juga. Maklum aku nggak tau banyak tempat di sini. Termasuk jalannya." Sahut Phil.

Semuanya mengangguk setuju. Timor bertanya, "Jam berapa kira-kira?" "Sekitaran jam setengah delapan. Berarti setelah makan kalian harus siap-siap." Kata Bali lagi.

Selesai makan, mereka semua pergi bersiap-siap. Mandi dan merapikan diri mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. "Kita berangkat sekarang." Ajak Bali yang sudah rapi. "Ya udah." Sahut Indo. Mereka memasuki mobil dan pergi menuju tempat wisata.

 Mereka memasuki mobil dan pergi menuju tempat wisata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang