🌿↷Chapter 36↶🌿

287 40 34
                                    

"Tolong ya pak. Tolong temukan anak saya."

"Tenang pak. Kami pasti akan menemukan anak bapak."

ASEAN sudah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian agar pencarian tidak memakan waktu yang lama.

"Papa, Aku takut Indo kenapa-kenapa." Thailand menarik-narik tangan ASEAN dengan wajah yang sedikit pucat.

ASEAN menoleh ke arah anaknya seraya mencoba membuat anaknya tenang. "Jangan fikirkan hal itu. Doakan saja bahwa Indo pasti baik-baik saja."

"Hikd...iya papa..."

Disini lain, Malay menangis paling terisak. Walaupun Indo dan Malay sering bertengkar, tetap saja jika ada salah seorang mereka pergi tentu saja akan membuatnya kesepian.

"Sudahlah Malay, kalau kamu nangis terus...aku jadi ikutan nangis juga." Ucap Phil sambil merangkul sahabatnya yang masih tidak henti-hentinya menangis.

"Hikd...kalau kau nak nangis, nangis je lah. Tak payah cakap pon. Biarkan jer, kenapa kau yang sibuk....Hikd Indo..."

"Sudah lah Phil, biarkan jer Malay nangis puas-puas. Aku pon sedih jugak tau." Sahut Brunei yang matanya berkaca-kaca.

Beberapa anak-anak Asia juga turut serta di sana. "Indo-san, kenapa kau tiba-tiba menghilang..." Kata Japan dengan suara pelan.

N.K yang juga ada disana hanya bisa diam. Entah apa yang sedang ia fikirkan saat ini.

'Kalau Indo pergi...Bagaimana hubunganku dengannya? Apa hanya cukup sampai disini saja? Tapi aku tidak ingin seperti itu. Aku sudah menyatakan perasaanku kepadanya dan dia juga sudah menerimanya. Apa cinta ini hanya bertepuk sebelah tangan?'

Polisi lalu meninggalkan mereka semua untuk melaksanakan pencarian.

"ASEAN, Ayo kita masuk dulu." Ajak Africa Union. ASEAN hanyalah mengiyakan. Ia tidak tau harus berkata apa lagi saat ini. Kepalanya sudah pusing dan juga terlihat lesu.

ASEAN mengajak anak-anaknya untuk masuk, walaupun ada yang keras kepala yang masih ingin menunggu diluar.

"Malaysia, jom lah kita masuk." Ajak Singapore. "Tak nak. Malay nak tunggu kat luar jer." Jawabnya keras kepala.

Singa sudah kesal melihat temannya yang satu ini. Tanpa berpikir panjang, Singa langsung menyeret Malay. "Eh...eh...apehal kau ni?! Lepaskan aku cepat! Kalau tak--!"

"Kalau tak ape?! Kau x boleh macam ni. Aku tahu kau ni sedih sangat kerane Indo hilang. Kau fikir aku tak sedih juga ke?! Aku sedih juga tau. Tapi aku x berlebih-lebih sangat macam kau tu. Kalau kau macam ni terus, keadaan boleh tambah teruk. Lebih baik jangan banyak cakap! Singa x nak lepaskan, kalau Malay x nak masuk kat dalam rumah lagi."

Singa terus menyeret Malay tanpa memperdulikan alasan yang Malay katakan. "Haish...Kesal betul lah..." Gerutu Malay tidak terima dirinya diseret-seret seperti ini.

"Brunei, siapkan tali cepat!" Teriak Singapore sambil mendudukkan Malay di kursi.

Tidak berapa lama kemudian, Brunei datang sambil membawa tali. "Phil, boleh bantu Brunei?" Pinta Singapore sambil duduk di lantai.

Phil langsung membatu Brunei mengikat Malay dengan tali. "Dah siap! Sekarang Malay tak boleh pegi dari kerusi lagi. Duduk je diam-diam eh." Seru Brunei dengan puas.

'Apesal aku kena ikat macam ni? Dah lah macam kena tangkap je. Kalau pencuri selipar je x lah sampai ni macam. Huh...sabar je lah...'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛʜᴇ ᴅᴀɪʟʏ: ᴋɪᴍɪʟꜱᴜɴɢɪᴀ ꜰʟᴏᴡᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang