5.4

3.4K 197 31
                                    

Happy reading!💛

"Cinta memang kadang membuat orang gila. Pengaruh dari cinta itu sendiri ada yang baik, ada pula yang buruk."

...

Raga merapikan beberapa barang bawaan Kayla. Siang ini, gadis itu sudah diperbolehkan untuk pulang. Tapi sejak dari tadi dia belum bangun juga. Tidurnya sangat pulas. Semalaman dia tidak bisa tidur karena terus mengingat kejadian yang menimpanya tempo hari.

"Kayla belum bangun?" tanya Dista

Raga melihat Galang dan Dista yang baru saja datang. Mereka membawakan makanan untuk Kayla dan Raga.

"Iya, belum. Semalaman dia gak bisa tidur," jawab Raga.

Dista memegang puncak rambut adiknya dengan pelan. "Pasti kejadian tempo hari bikin Kayla trauma. Kasihan. Gara-gara nyelamatin aku, dia harus kayak gini."

"Udah lah, gak ada yang perlu disesalin sekarang. Semua udah kejadian," balas Raga, "Lagian gue juga udah ingetin Kayla, biar dia bisa lupain kejadian itu," lanjut Raga.

Mendengar ucapan Raga, membuat Galang dan Dista tersenyum. Seperti yang mereka lihat. Raga benar-benar sangat menyayangi Kayla. Galang menepuk pundak Raga pelan.

"Emang cuma lo yang pantas buat Kayla," puji Galang.

"Iya lah. Lo mah gak ada apa-apa kalo sama gue," ledek Raga.

Galang terkekeh, "Sialan."

Dista tersenyum melihat kedua saudara tiri itu bisa kembali tertawa bersama seperti sedia kala. Meskipun masih sangat terlihat canggung di antara mereka.

Tak lama kemudian, Kayla bangun. Cewek itu mengerutkan dahinya karena sinar matahari berhasil masuk melewati cela-cela. Raga yang menyadarinya, langsung berganti posisi agar gadisnya itu bisa tertidur dengan nyaman. Gadis itu kembali tertidur.

"Eh iya, tadi aku bawain makanan buat kamu sama Kayla. Kamu makan dulu gih, Ga," suruh Dista.

"Gue masih belum laper sih. Nanti aja makan bareng sama Kayla," tolak Raga.

"Nanti biar Kayla gue yang nyuapin," timpal Galang.

Raga menatap cowok itu sinis. "Enggak ya. Gak akan pernah gue bolehin lo megang Kayla!"

Galang terkekeh mendengar ucapan saudara tirinya itu. Lalu dia mengajak Raga untuk duduk di sofa kecil yang ada di dalam kamar inap Kayla. Sedangkan Dista, cewek itu masih tetap menjaga adiknya.

Tak beberapa lama kemudian, Kayla terbangun. Dia mencari keberadaan Raga, tapi dia menemui cowok itu sedang makan dengan lahap. Dia tidak ingin  mengganggunya. Dia diam dan meminta agar Dista tidak memberitahu Raga jika dia sudah bangun.

...

"Mau sampai kapan lo kayak gini, Mor? Dari kemarin lo nangis terus," ujar Reynald.

Reynald sekarang sedang berada di rumah sakit tempat Amora dirawat. Dia membawa Amora keluar dari kamar dengan tujuan agar cewek itu tidak sedih lagi. Tapi tetap saja, dia masih terlihat buruk sekarang.

"Mor, lo masih punya waktu buat perbaiki semuanya. Gue juga pernah ngelakuin hal fatal sama kayak lo," lanjut Reynald.

"Tapi Raga makin benci sama gue, Rey," balas Amora ditambah dengan air matanya yang turun tiba-tiba.

Reynald berjongkok tepat di depan kursi roda yang duduki oleh Amora. Dia menghapus air bening yang terjatuh dari pipi mulus cewek itu.

"Semua orang pernah ngelakuin kesalahan. Kalo masalah dibenci sama orang, itu cuma sebagai pelajaran buat kita. Yang paling penting lo sekarang harus bisa jadi manusia yang jauh lebih baik lagi," tutur Reynald.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang