0.3

11.9K 824 67
                                    

"Sadar, Jangan tidur dalam kenyataan."

...

"Maboy, dari mana aja lu," sapa Bagas saat Raga baru masuk ke dalam kelasnya.

"Biasalah, gue kemarin kencan sama Kayla," jawabnya dengan sangat enteng.

Haikal hanya memanggutkan kepalanya. Pria itu tidak banyak komentar sejak tadi pagi. Seperti orang yang sedang banyak pikiran yang Ada di dalam kepalanya.
Sedangkan Bagas dan Bayu kembali memainkan kartu uno bersama dengan teman-temannya yang lainnya.

Raga ingin sekali ikut bermain. Tapi tidak. Ia malah duduk di bangku sebelah Haikal yang kosong. Haikal tidak ikut bermain bersama dengan Bagas dan Bayu.

"Lo kenapa? Kayak orang lagi banyak masalah," tanya Raga.

"Nggak, kok. Gue cuma kurang tidur aja," jawab Haikal.

"Kalo lo mau cerita sama gue nggak papa. Gue juga nggak bakalan bocor ke yang lain."

"Sorry, Ga, gue kayaknya gak bisa selalu sama kalian lagi. Soalnya bokap gue nyuruh gue ikut bimbel matematika," tutur Haikal.

Raga menganggukkan kepalanya. Raga tahu betul bagaimana sifat kedua orang tua Haikal yang menaruh harapan tinggi pada Haikal. Pria itu selalu dikekang dan selalu diatur. Bagaimana tidak Haikal adalah anak tunggal dari keluarga Akbar corporation. Mau tidak mau Haikal adalah pewaris tunggal dari keluarganya.

"Tapi jangan terlalu paksain diri lo." Haikal mengangguk mengerti.

"Lo juga butuh keluar. Butuh hiburan," lanjut Raga.

Haikal tersenyum senang. "Makasih, Ga, lo udah mau ngertiin gue."

"Santai aja, bro," ucap Raga dengan menepuk pelan bahu pria disampingnya itu.

"Oh ya, gimana hubungan lo sama si Raisa?" lanjutnya.

Haikal tersenyum kecut saat nama gadis itu disebutkan. "Dia udah punya pacar."

Raga memakluminya. Sekali lagi cowok itu menepuk bahu Haikal agar pria itu bisa ikhlas.

"Santai bro, kalo Raisa jodoh lo, pasti dia bakalan balik sama lo. Mungkin sekarang dia lagi jalan nyariin lo," kata Raga.

"Bisa aja, lu, Ga."

Akhirnya keduanya melanjutkan percakapan mereka. Tertawa, meledek perempuan yang ada di dalam kelas mereka, mabar game online, dan bahkan bermain catur didalam kelas.

"Jadi sekarang lo udah sampai mana sama Kayla?" tanya Haikal saat mereka sedang fokus bermain catur yang ada di depan mereka.

"Masih pedekate. Lo tahu kan, dia tuh cuek banget sama gue."

...

"Kay, lo dicariin tuh sama Kak Ratu," ucap salah satu teman sekelas Kayla.

"Mau ngapain lagi tuh, si nenek lampir nyariin lu? Minta diajar tuh orang," maki Nasya.

Kayla hanya tersenyum tipis. "Udah biarin. Gue keluar dulu ya."

Kayla berjalan dengan perasaan takut. Dan tak lama ia sudah berhadapan dengan ratu and the geng. Beberapa pasang mata menatap Kayla dengan tatapan mengerikan.

"Ke mana lo kemarin sama Raga?" tanya Ratu.

"Hah?" Kayla pura-pura tidak mengerti apa maksud Ratu.

"Lo sama Raga kemana kemarin, budeg?" ulang Ratu.

"Gak mana-mana kok, Kak," jawab Kayla dengan santun.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang