2.1

4.1K 289 44
                                    

Happy Reading, guys!💛

"...Bagi gue, masa lalu akan tetap masa lalu. Gue sosok orang yang gak suka ngungkit masa lalu."

...

Hari yang ditunggu-tunggu semua murid SMA Cempaka telah tiba. Di mana bazar sekolah akan dilaksanakan sekarang. Raga dan teman-temannya sudah mulai mendirikan kedai kopi mereka.

Nasya dan Kayla juga sudah menata beberapa pernak-pernik yang akan mereka jual sekarang. Sedangkan di depan sana, sudah ada panggung. Bukan hanya bazar, tapi sekolah juga mengadakan konser untuk merayakan dies natalis sekolah mereka.

"Yu, jangan bagi-bagi gratis bege. Lo mau ganti rugi apa? Haikal rugi besar, setan!" geram Bagas.

Bayu menghelakan napasnya. Lalu pria itu menaruh kembali beberapa gelas kopi yang tadi sudah mereka bagikan pada beberapa orang.

"Maksud hati ingin baik, tapi ternyata tidak di support," lirih Bayu.

"Ya lo boleh bagi-bagi gratis, tapi abis itu lo bayar," jawab Arnold.

"Cara lo nge-support Haikal gak valid, bro," tambah Reynald.

"Yaudah gue minta maaf," cicit Bayu.

Raga yang sedari tadi membantu Haikal membereskan beberapa barang hanya bisa menggeleng kepalanya.

"Udah gak usah berantem. Mending lo ke sini, Yu. Bantu gue angkat nih barang," suruh Raga.

Bayu mengangguk lalu berjalan mendekat kepada Raga.

"Bang! Anak Liberty ada di depan gerbang sekolah!" teriak Abi dengan berlari ke arah Raga dan yang lainnya.

Abi berteriak sepanjang jalan. Beberapa anak sudah mulai ketakutan akan suara Abi. Liberty bagaikan ancaman bagi SMA Cempaka.

Raga dan yang lainnya berjalan mendekat ke arah Abi yang sekarang sedang bernapas dengan susah payah.

"Ngapain mereka ke sini?" tanya Raga.

"Gak tahu, Bang. Tadi gue liat ada yang bawa parang juga. Kayaknya mereka tahu kalo sekolah kita lagi ngadain acara besar," kata Abi di sela-sela napasnya.

"Kurang ajar!" pekik Raga.

Setelahnya, Raga berjalan ke arah gerbang sekolah diikuti yang lainnya di belakang sekolah. Raga menyambar kayu yang berukuran besar. Bayu membawa panci, Bagas mulai menghidupkan korek api, Reynald membawa bubuk kopi, Arnold membawa air.

"Lo pada mau perang atau mau bikin kopi bege," sindir Haikal yang menatap mereka dengan muka datar.

"Biar keren kayak Raga, Kal," jawab Bayu.

"Yaelah, Bang. Bang Raga mah dari dulu emang keren," timpal Abi dengan ekspresi meremehkan.

"Apa maksud lo?" tanya Reynald tak terima.

"Gak usah berantem dulu, setan! Lo gak mau ikut sama gue apa?" tanya Raga yang ada di sana.

"Kak Raga!" panggil Kayla.

Raga menoleh ke arah Kayla yang baru saja datang.

"Aku tahu Kak Raga bakalan nyamperin anak Liberty. Aku mohon, Kak. Jangan berantem lagi. Aku gak mau Kak Raga kenapa-kenapa." sambung Kayla.

Raga memegang pipi Kayla dengan lembut, lalu berkata, "Lo tenang aja. Gue gak akan kenapa-napa. Gue cuma mau tahu, gimana Galang menghadapi sekolah kita."

"JANGAN BUCIN MULU! sekolah kita mau diserbu dan lo masih bucin aja?" tanya anggota Albastar lainnya.

Raga melirik laki-laki itu, lalu mulai kembali berjalan ke arah gerbang sekolah tanpa mengucapkan satu kata lagi pada Kayla.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang